Tiga hari sebelum hari H, masih tetap berjalan seperti biasanya. Yang membedakan adalah semakin sibuknya para pelayan dan beberapa pekerja tambahan yang sengaja di datangkan dari luar. Bahkan Kim Kecil pun semakin dekat dengan idolanya.
Jung Yunho, Jaejoong akan selalu mengingat nama itu. Nama dari orang yang berhasil mencuri sedikit perhatian Changmin darinya.
Katakanlah Jaejoong terlalu kekanak-kanakkan, tapi jujur saja, semenjak orang tuanya mengusir dirinya, Jaejoong hanya memiliki Changmin seorang yang merupakan keluarga terdekatnya. Dan gadis yang telah menjadi seorang ibu itu, tidak ingin kehilangan keluarganya lagi. Itulah yang membuat Jaejoong sedikit protective pada Changmin.
Bahkan karena saking cemburunya Jaejoong pada pria tampan itu, Jaejoong pernah mengabaikan Changmin yang ingin menyusu. Karena dengan begitu Changmin akan terus mengejar-ngejar dirinya. Namun, tidak sampai lima menit acara ngambeknya berhasil, Jaejoong lebih dahulu luluh dengan tangisan Changmin. Oke, sebenarnya Jaejoong sedikit takut dengan tatapan pria bernama Jung Yunho itu ketika menolak untuk menyusui Changmin.
Entah bagaimana Jaejoong mendiskripsikannya, yang jelas sangat menyeramkan.
Dan kejadian itu berlangsung satu jam yang lalu. Kini Changmin tengah menyusu pada dadanya dengan kuat. Hampir satu jam putranya itu tidak melepaskan dadanya. Dan yang membuat Jaejoong malu setengah mati adalah karena sekarang dirinya berada di ruang keluarga. Sialnya lagi, Jaejoong hanya mengenakan kaos oblong lengan panjang berwarna hitam.
"Jae, kenapa kau menyusui Changmin di ruang keluarga?" tanya Nyonya Park heran tatkala dirinya melintasi ruang keluarga.
Dengan perasaan malu luar biasa, Jaejoong sedikit meurunkan kaosnya untuk menutupi sedikit payudaranya yang terekspos dari tatapan tajam sepasang mata. "Maafkan saya, Nyonya. Changmin sedikit rewel ketika saya berniat membawanya masuk ke kamar," jelas Jaejoong sambil menunduk.
"Kalau begitu, kenapa tidak duduk di sofa saja? Kenapa di lantai?" tanya Nyonya Park lagi ketika menyadari jika Jaejoong duduk di karpet dengan punggung yang bersandar sepenuhnya pada sofa.
"Tidak apa-apa, Nyonya. Saya nyaman seperti ini," jawab Jaejoong.
Nyonya Park mengangguk pelan tanda paham. Ia kemudian menghampiri pria tampan teman sekolah putra sulungnya yang sedari tadi mengamati Changmin, atau mungkin Jaejoong juga.
"Yunho-ah, apa kau melihat Yoochun? Aku mencari anak itu dari tadi tapi justru menghilang."
"Yoochun harus menjemput kekasihnya, Ahjumma. Karena terburu-buru ia tidak sempat berpamitan," tukas Yunho.
"Kim Junsu akan kemari?" pekik Nyonya Park dan semakin menjadi tatkala melihat Yunho menganggukkan kepalanya. "Astaga~ calon menantuku akan kemari."
"Jaejoong," panggil Nyonya Park.
"Nde, Nyonya?"
"Kau harus membuat makanan terlezat, Jae. Calon menantuku akan kemari."
Jaejoong menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Sedikit bersyukur jika Changmin sudah berhenti menyusu. Bahkan si Kim Kecil itu kembali bergelayut pada Yunho yang ditanggapi pria itu dengan santai.
Ngomong-ngomong tentang pacar Yoochun, Jaejoong jadi penasaran dengan rupanya. Selama kepulangan Yoochun di kediaman Park, pria itu beberapa kali kedapatan tengah menggoda pelayan yang masih berusia muda. Bahkan penata dekorasi ulang tahun tak luput dari rayuan gombal Yoochun.
Dirinya juga pernah hampir dirayu sang Tuan Muda. Namun, entah kenapa ketika hampir merayunya, Yoochun langsung diam dengan wajah yang tertekuk sebal. Jaejoong menduga-duga jika perubahan mimik Yoochun berhubungan dengan Yunho yang berdiri tepat di belakangnya.
.
Jaejoong meraih Changmin yang kini bergelayut pada kaki Yunho. Mama muda itu kemudian mendudukan putranya pada pangkuannya dengan tubuh Changmin menghadap Jaejoong.
"Minnie bersama dengan Yunho-ssi dulu, ne. Umma mau bekerja," ujar Jaejoong lembut.
"Ma... ma.. ma..."
"Ahh~~ kenapa Minnie lucu sekali siihh," dengan semangat Jaejoong menciumi wajah Changmin karena gemas.
"Yunho-ssi, saya titip Changmin sebentar. Jika ada apa-apa Yunho-ssi bisa memanggil saya di dapur."
"Tentu."
Jaejoong membungkukkan dirinya tanda pamit dan melambaikan tangannya pada Changmin yang dibalas dengan senyuman dan tawa lebar Changmin sebelum melangkahkan kakinya menuju dapur.
Yunho memposisikan Changmin di pangkuannya.
"Pa... Papapa.. ," celetuk Changmin sambil memainkan kancing kemeja yang dikenakan oleh Yunho.
"Ada apa, Minnie?" Yunho memfokuskan pandangannya pada Changmin.
"Ma... mama..." gumam Changmin sambil menepuk-nepuk matanya beberapa kali sebelum kemudian menepuk pelan mata Yunho.
"Minnie ingin melihat mata papa, eoh?"
Changmin mengangguk dengan semangat sambil bertepuk tangan. Tak lupa dengan suara tawa yang memenuhi rumah mewah tersebut.
"Baiklah... tapi kita ke kamar papa, ne? Biar tidak ada yang melihat."
Segera saja Yunho mengajak Changmin memasuki kamar tamu yang ditempati olehnya.
Pintu kamar telah ditutup oleh Yunho. Pria misterius tersebut kemudian mendudukkan dirinya di depan Changmin. Menutup matanya sebentar untuk menyembunyikan mata musang tajam miliknya.
"Kau menyukai ini, Changmin?" tanya Yunho setelah membuka matanya.
Changmin menepuk tangannya girang. Tubuh mungilnya meloncat-loncat terlalu bersemangat. Apalagi ketika melihat sepasang mata merah yang menatap Changmin tajam.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Bride
FanfictionKisah gadis belia berumur 15 tahun bernama Kim Jaejoong yang harus terusir dari rumahnya. Gadis yang terpaksa harus memiliki seorang bayi "aneh" di umurnya yang ke 16 tahun tanpa mengetahui siapa ayah biologis dari bayinya. . . WARNING : GENDER SWIT...