"Kim Junsuie.... Eomonim merindukanmu," teriak Nyonya Park tatkala melihat calon menantunya keluar dari mobil Yoochun.
"Aku juga merindukan Eomonim," ujar Junsu sambil membalas pelukan Nyonya Park yang memeluknya terlebih dahulu.
"Sudah berapa lama kamu tidak mengunjungi eomonim, hm?"
"Aku tidak menghitungnya, eomonim. Tapi sepertinya hampir satu tahun."
"Sangat lama ternyata. Pantas saja kau tambah cantik tidak heran jika putraku yang jelek itu jatuh hati padamu," puji Nyonya Park. Mengabaikan putranya yang melotot tidak terima di katakan jelek. Kehh.... jika wajahnya biasa-biasa saja, pasti tidak akan ada cewe yang mengantri untuk bisa menjadi pacarnya.
Yoochun, meski dengan terpaksa mengakui jika ketampanannya dibawah Yunho, tapi bukan berarti dirinya jelek. Ibunya itu memang selalu ngasal kalau bicara.
"Ngomong-ngomong aku tidak melihat Yunho, eomma. Dimana dia?" tanya Yoochun.
"Dia sedang bermain dengan Changmin."
Yoochun hanya mengangguk sekilas sebelum kemudian ia meninggalkan sang kekasih dengan ibunya.
"Siapa itu Changmin?" tanya Junsu ketika mendengar nama yang asing di telinganya.
"Dia balita yang sangat lengket dengan Yunho. Anak salah satu pegawaiku.," jawab Nyonya Park.
"Kalau begitu, kau harus mengistirahatkan dirimu. Aku tidak ingin calon menantuku kelelahan. Nanti aku akan menyuruh Yoochun untuk membangunkanmu jika makan malam sudah siap," sambungnya.
"Ne, eomonim."
.
Malam telah tiba. Bulan datang menggantikan matahari yang tenggelam.
Di kediaman Park, tepatnya di ruang makan. Meja makan telah penuh dengan berbagai hidangan lezat. Anggota keluarga beserta tamu juga telah duduk di kursi masing-masing. Kepala keluarga, Tuan Park, juga telah memimpin doa beberapa menit yang lalu. Acara santap malam menjadi lebih sunyi. Hanya terdengar suara dentingan sumpit yang beradu dengan keramik.
Sama halnya dengan Jaejoong. Gadis muda tersebut dengan pekerja lainnya juga kini tengah menyantap makan malam mereka. Setelah seharian mengurus berbagai hal untuk keperluan pesta ulang tahun bungsu Park, akhirnya mereka memiliki waktu sedikit untuk merelaksasikan otot sekaligus mengisi tenaga untuk hari esok yang tidak kalah beratnya.
Pekerjaan design dan penataan meja serta kursi yang akan digunakan sudah hampir selesai. Sekitar 85 persen. Pemesanan roti pun telah dilakukan jauh-jauh hari. Selain itu, pemesanan kostum bertemakan hallowen juga telah selesai. Hanya satu hal yang belum dilakukan. Pembagian tugas pegawai.
Beberapa pegawai dibutuhkan untuk berkeliling di area pesta sambil membawa berbagai minuman dan kudapan. Bagi pegawai yang mendapat tugas tersebut tentu memiliki kostum hallowen khusus. Beberapa pegawai lainnya akan ditempatkan di depan sebagai penjemput tamu. Sisanya ada yang membantu pengamanan dan dapur.
Pembagian itu sendiri akan dilakukan oleh Nyonya Park langsung. Dan tentunya. Jaejoong berharap ia mendapatkan bagian di dapur.
Karena jika ia di dapur, ia akan lebih leluasa mengawasi Changmin. Apalagi pesta dimualai sekitar jam setengah 4 sore sampai 10 malam.
.
"Sandara, kau menginginkan hadiah apa?" tanya Junsu.
"Apapun hadiah eoni aku akan menerimanya," jawab Sandara.
"Baiklah... Aku juga telah menyiapkan hadiah khusus untukmu."
Saat ini keluarga Park beserta Yunho dan Junsu tengah berada di ruang kelurga. Sambil menonton TV. Tidak lupa dengan Changmin yang masih bermanja-manja pada Yunho.
Merasa tertarik. Junsu kemudian pindah ke tempat duduk yang dekat dengan Yunho.
"Yun, anak siapa ini?" tanya Junsu penasaran.
"Anakku," jawab Yunho singkat.
"Kau pasti bercanda," ujar Junsu tidak percaya.
"Kalau tidak percaya tanyakan saja pada Changmin."
Mendengar jawaban Yunho yang terkesan aneh. Akhirnya Junsu beralih menatap Changmin yang sedari tadi memainkan kancing baju Yunho.
"Minnie..." panggil Junsu guna mendapatkan perhatian si mungil. "Minnie anak siapa, eoh?"
"Pa.. Pa.. Paa.." jawab Changmin sambil menepuk Yunho semangat.
"Kau lihat?"
"Itu pasti kebetulan."
"Changmin memang sangat mengidolakan Yunho, Suie." ujar Yoochun.
"Kenapa harus Yunho?" tanya Junsu.
"Tidak tahu, sayang. Hanya saja sejak kedatangan Yunho, Changmin langsung akrab dengannya. Bahkan selalu mengekori kemana pun Yunho pergi," sahut Tuan Park.
"Bahkan Jaejoong yang notabene ibu Changmin saja merasa cemburu kepada Yunho karena Changmin menghabiskan banyak waktunya dengan Yunho," Nyonya Park menambahkan.
"Ibunya saja aneh, anaknya pasti ketularan aneh juga," lirih Sandara. Namun, masih dapat di dengar dengan baik oleh Yunho.
"Aku jadi penasaran dengan Jaejoong itu," ungkap Junsu.
"Sebentar lagi juga akan kesini mengambil Changmin. Bocah cilik itu harusnya sudah tidur."
Dan benar saja. Tak lama setelah Yoochun mengungkapkan hal tersebut, Jaejoong dengan langkah malu-malu menghampiri Changmin yang masih asik duduk di pangkuan Yunho.
"Permisi... saya ingin mengambil Changmin. Sudah waktunya untuk tidur."
"Ma... Ma.. Ma..mam..." celoteh Changmin begitu melihat Jaejoong. Kedua tangan mungilnya terulur pada sang ibu. Meminta agar ibu mudanya itu segera menggendong dirinya.
"Terima kasih Tuan karena sudah menjaga Changmin," ujar Jaejoong pada Yunho yang hanya dibalas dengan gumaman.
Setelah itu, Jaejoonh segera meninggalkan ruang kekuarga untuk menidurkan Changmin. Tanpa mengetahui jika sedari tadi sepasang mata menatapnya tajam.
"Masih sangat muda."
.
Di kamar yang Yunho tempati. Junsu, Yoochun, dan Yunho tengah membicarakan hal yang serius. Tepatnya Junsu yang tengah mengintrogasi Yunho. Sedangkan Yoochun hanya menatap malas kekasihnya yang akan menceramahi Yunho.
"Kau memang gila, Jung," sepertinya Junsu telah memulai ceramahnya.
"Aku masih waras."
Junsu menggeleng tanda tidak setuju dengan ucapan Yunho. "Kau jauh dari kata waras. Bagaimana bisa kau menghamili bocah kecil?" tanya Junsu tidak percaya atas kelakuan Yunho yang sembarangan.
"Apa masalahmu?" tantang Yunho.
"Aku sudah mengenalmu hampir seumur hidupku. Dan aku tahu kau bukan tipe cowok yang menyebar sperma ke semua perempuan." ujar Junsu tanpa memperdulikan Yoochun yang tersedak ludahnya sendiri tatkala mendengar kata vulgar yang keluar dari mulut kekasihnya itu.
"Oke... Mungkin beberapa kali kau melakukannya. Tapi dengan wanita yang telah berumur, bukan dengan gadis di bawah umur."
"Jangan salahkan aku. Aku tergiur dengan aromanya yang memabukkan. Kau tahu, seperti wine yang telah disimpan beratus-ratus tahun. Sangat memabukkan. Jadi, sekali lagi jangan salahkan aku yang lepas kendali," bela Yunho.
Junsu menghela nafas panjang. Mencoba meredakan amarahnya yang tengah naik itu. Memarahi Yunho sama saja dengan membuang tenaga dengan percuma. Tidak akan berpengaruh apa-apa.
"Lalu, apa yang akan kau lakukan selanjutnya?" tanya Junsu penasaran.
"Kau lihat saja nanti," jawab Yunho dengan mata merah menyalanya dan seringai yang menakutkan tersungging di bibirnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Bride
FanfictionKisah gadis belia berumur 15 tahun bernama Kim Jaejoong yang harus terusir dari rumahnya. Gadis yang terpaksa harus memiliki seorang bayi "aneh" di umurnya yang ke 16 tahun tanpa mengetahui siapa ayah biologis dari bayinya. . . WARNING : GENDER SWIT...