Story About Us 9

1.8K 216 52
                                    

"Hei muka bantal, kau begitu menggenaskan. Lihatlah, mata bengkak dan kurang tidur." Cerocos Krist pada dirinya sendiri didepan cermin membuat Off begidik ngeri. Pasalnya Krist berbicara pada pantulan dirinya sendiri, tentu saja hal tersebut membuat Off ngeri.

"Krist kau sudah gila?" Tanya Off yang hanya direspon dengan gidikan bahu Krist.

"Kalau tidak hentikan tingkah konyolmu bodoh." Gerutu Off.

Off bangkit dan menarik Krist untuk duduk. Dia memberikan minum dan merapikan rambut Krist yang awutan. Off menghela nafas, dia tahu kenapa sahabat gilanya itu seperti ini.

Hei banyangkan saja, kau baru saja mengalami insiden berciuman dengan seseorang tanpa status yang jelas tapi kalian sama-sama menikmatinya. Bukankah menggilakan?

"Aku rasanya ingin tidur p'." Ujar Krist dengan lemah.

"Kau dua hari ini bicara ingin tidur tapi tidak tidur, Krist." Sahut Off dengan malas. Dia membantu Krist untuk berbaring.

"Aku tidak bisa pejamkan mataku p'Off, karena aku melihat jelas." Lirih Krist seraya menarik selimut agar menutupi semua tubuhnya. Dia jengah akan ingatan tersebut, tapi dia menyukainya dimana dia dan Singto menikmatinya. Jujur bagi Krist Singto seorang Good Kisser, 'ahh bodoh apa yang aku pikirkan' pikir Krist.

"Kau lari dari masalah, tapi berharap masalah itu selesai. Kau sehat kawan?" Sindir Off dengan nada sinisnya, dia lebih baik bermain game dari pada melihat buntalan selimut ditempat tidurnya.

Yah Krist memang berada dirumah Off, sudah dua hari ini sejak insiden 'Ciuman coba-coba' tersebut Krist menghindar dari apapun, beruntungnya dia tidak ada jadwal Fanmeeting atau apapun, kalau ada? Dia tidak tahu bagaimana mengurusi wajah mengerikannya saat ini.

"Diamlah p', kau selalu menyindirku." Gerutu Krist.

"Aoo kau merasa aku menyindirmu? Bukankah aku benar? Dimana letak ucapanku yang salah? Kau mencintai sahabat priamu, dan berharap padanya. Apa kau lupa wanitanya dan wanitamu?. Dan apa kau sadar tingkahmu pengecut sekali, berharap Singto menghubungimu? Hei kalian bukan kumpulan gadis yang berharap kekasih kalian meminta maaf dengan setangkai mawar. Lakukan secara pria, arghhh kalian terlalu asyik memainkan drama."

Brakk

Off membanting pintu setelah selesai mengucapkan unek-uneknya.

Krist menghela nafas. Dia semakin pening.

_____________

"Ohoooooo Singto kau dilema?" Tanya Jane dengan usil saat melihat adiknya hanya menatap makanan tanpa memakannya.

"Ini semua karena p'jane." Datar Singto.

Jane tersenyum dan mengampiri Singto, dia menarik kursi sebelah Singto agar semakin dekat. Jane tahu kenapa Singto seperti orang linglung saat ini. Dan hal itulah yang membuat Jane ingin menertawakannya.

"Kau tahu aku selalu bangga dengan apa keputusan dan apa yang kau lakukan." Ujar Jane seraya meremas bahu Singto.

"Tidak ada gunanya berharap pada hubungan yang pernah kandas, sama saja kau mencoba merasakan luka yang sama."

Singto menghela nafas. Dia tahu arah pembahasan Jane.

"Dan tidak ada mudahnya saat kau memilih pilihan yang sedang kau pikirkan saat ini."

Singto menunduk. Dia pun tahu apa maksud ucapan Jane.

Singto mengambil handphonenya dan mengetikkan sesuatu disana. Dia berharap ada balasan untuknya.

__________

"Mari kita akhiri saja hubungan ini Singto."

Singto mununduk meremas jemarinya sendiri. Dia tidak tahu harus merespon apa.

Story About USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang