Latihan sore hari para pemain voli SMA Karasuno tampak berjalan seperti biasa. Hanya saja ada yang berbeda pada saat itu.
Salah satu anggota mereka yang paling muda dengan semangat paling besar terlihat berbeda dari biasanya.Wajahnya pucat seperti habis di marahi oleh sang Raja.
Tapi bukan itu penyebabnya.
"Nice Pass"
"Hinata, giliranmu"
Memukul serivice bergilir sudah seperti hal wajib yang perlu dilakukan selama malakukan latihan. Dan bagian tersebut adalah latihan paling disukai oleh titan kecil di tim voli Karasuno tersebut, namun ..
Hinata berjalan sempoyongan, kedua tangan memeluk perutnya sendiri dengan wajah yang dialiri keringat."Hei, apa dia tidak apa-apa" bisik bisik para senior yang tampak khawatir dengan salah satu kohai nya tersebut.
Asahi yang bertugas melempar bola mulai melambungkan bola kearah Hinata tanpa tau si penerima sedang menuduk, akhirnya
BRUGH..
"KAGEYAMAA~" koor semuanya yang ada di tempat
Aktivitas yang ada di gedung olahraga tersebut seketika terhenti dan serempak melihat kearah tempat yang sama.
Terlihat sebuah bola menggelinding pelan setelah jatuh menimpa kepala bersurai hitam gagak milik Kageyama Tobio.
Sang korban sendiri tampak jatuh tertelungkup diatas badan teman sepermainannya.
Mari kita flashback sebentar ..
Kageyama seperti biasa melatih kemampuan passing nya bersama senior-senior yang ada. Kemudian perhatiannya teralih kan oleh bisik bisik dari sekitarnya.
"Hei, apa dia tidak apa-apa" suara dari Tanaka-senpai masuk ke indra pendengarannya.
Senpainya yang berwatak liar itu nampak memicingkan mata dengan kedua tangan yang disedekap. alisnya tertarik keatas membuat mimik yang terlihat sangar.
Kageyama mengalihkan perhatiannya, mencari sosok yang dibicarakan sang senpai.
Kemudian matanya bersibobrok dengan tubuh mungil patner server nya yang berjalan sempoyongan. Dasarnya dia seorang server yang mempunyai penglihatan dengan jangkauan luas, ia melihat bola melambung kearah si mungil rambut wortel tersebut.
Reflek kakinya berlari untuk melindungi sang patner, bukan maksud perhatian, ia hanya tidak ingin kehilangan seseorang untuk menerima passingnya saja.Dan akhirnya Kageyama lah yang terkena hantaman bola, bukan Hinata yang saat ini tengah terbelalak menatap seseorang yang ia anggap bersifat dingin tersebut kini malah melindungi dirinya.
Asahi selaku pelaku utama pelempar bola dengan tergopoh berlari menghampiri dua anak adam yang masih setia diposisi tersebut. Ace Karasuno itu berkeringat digin dengan wajah yang pucat pasi. Bagaimanapun juga ia baru saja melakukan suatu kekerasan pada kouhainya, walau secara tidak sengaja.
"Hinata, Kageyama. Apa kalian tidak apa ?" suara gugup Asahi menyadarkan Hinata dan Kageyama dari lamunan mereka.
Kageyama yang berdiri terlebih dahulu kemudian menjulurkan tangannya unutk membantu Hinata.
Bantuan tersebut disambut dengan suka rela oleh Hinata yang memang kurang sehat. Berdiri dengan kedua kaki, Hinata tampak sempoyongan, membuat sang penyelamat dengan sigap merengkuh bahunya dan menyandarkan pada dadanya yang sama tinggi dengan surai oren milik temannya.
"Owhh" koor semua penghuni gedung olahraga menyaksikan moment tersebut.
Kageyama sontak memerah menyadari perbuatannya.
Seolah tersadar, sang kapten menengahi "Ekhm. Semuanya kembali berlatih. Dan kau Kageyama, antar Hinata ke Ruang Kesehatan terlebih dahulu".
"Baik kapten". ucap mereka bersamaan.
Kageyama menatap patner nya tersebut masih dengan wajah memerah. "Hoi. Hinata, apa kau bisa jalan ?" tanyanya dengan bibir yang dicemberutkan. Mencoba memberi kesan tidak peduli yang sayangnya gagal.
Hinata menggeleng dengam maksud menjawab tidak.
Kageyama menghela nafas. Ia menengok kearah kanan dan kiri, memperhatikan para teman sepermainannya mulai fokus latihan kembali. "Baiklah"
Dengan tiba-tiba ia menundukkan badan, satu tangan diletakkan di punggung Hinata dan satunya lagi diselipkan diantara paha nya. Ia menggendong Hinata ala bridal style.
Hinata yang terkejut reflek menggalungkan kedua tangannya. pipinya bersemu merah hingga ke ujung telinga, yang kemudian disalah artikan oleh Kageyama.
"Sakit mu makin parah, ayo kita bergegas"
Hinata hanya mengangguk sembari menundukkan wajah, dan menempatkannya di dada Kageyama. "Nyamannya" bisik Hinata yang tanpa disadari terdengar oleh Kageyama.
END
"Walau tidak komeng, se enggaknya kasihlah bintang ke fict abal ini ♡~♡"
KAMU SEDANG MEMBACA
YA!!! OI !!! 《Picture Imaginary》
Kort verhaalY A N G B U A T H A L U I M F U J O A N D I L O V E I T