@AeFlytte

2.4K 93 10
                                    

Puisi ini dipersembahkan oleh AeFlytte.

Berkibarlah Selamanya.
By : AeFlytte

Satu detik dua detik.
Hei lihatlah!
Apa yang berkibar di sana?

Tiga detik empat detik.
Perpaduan rupa yang sempurna,
Adalah darah,
Adalah awan,
Adalah merah dan putih yang berpautan,

Lima detik enam detik.
Rupanya angin begitu bersemangat kali ini,
Menerbangkan semangat dan kesucian,
Agar seluruh negeri dapat merasakan,

Tujuh detik delapan detik.
Ah, aku mulai takut,
Apakah Sang Bayu takkan meninggalkan mereka?
Aku mulai khawatir,
Tanpanya, mereka akan melunglai lemah,

Sembilan detik sepuluh detik.
Angkasa takkan tinggal diam,
Biarlah bila Sang Bayu mulai lelah untuk menerbangkan ,
Ia masih punya sepasukan dirgantara,
Juga selusin bumantara,
Untuk apa?

Sebelas detik dua belas detik.
Kuharap satu hal saja,
Angkasa takkan membiarkan mereka lunglai berpadu,

Tiga belas detik ... Ah, sudah berapa detik terlewat?
Itu tak penting lagi,

Aku tak khawatir lagi,
Merah putihku akan selalu berkibar.

————

Poetry #01 - Sepucuk Syair Untuk BangsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang