Kebetulan

19 1 0
                                    

"Ternyata Bara ganteng juga ya..."
~Adin~

Adin berlari seperti dikejar anjing, dia masuk ke lab kimia berharap Bara tidak mengejarnya, padahal memang tidak. Saat berada di lab.Kimia Adin menghela nafasnya, melepaskan semua perasaan malunya. Betapa bodohnya dia saat itu. Dia duduk disebuah kursi, diletakkannya kepalanya diatas meja dengan tangan yang menopangnya. Lama kelamaan dia memejamkan mata, entah kenpa tiba-tiba dia menuju lab.kima, mungkin karena tempat itu sangat sepi dan jarang ada yang masuk lab.Kimia itu. Adin mulai tertidur hingga bel masuk berbunyi. Ya, sekarang kelas XII IPA1 sedang pelajaran kimia dan ada praktek tugas kimia. Bara menuju ruang kantor untuk mencari guru mapel kimia yang sekarang waktu Bara akan pempraktekkan tugasnya.

"Permisi pak, bu ilmi ada?" tanya Bara ke salah satu guru.

"Bu Ilminya sekarang lagi rapat. Kelasmu sekarang waktu Bu Ilmi? Buat belajar sendiri dulu aja. Dan bu Ilmi nitip kunci Lab.Kimia buat ngunci labnya, nanti setelah kamu kunci kembalikan lagi ke Bu Ilmi atau saya." Kata pak Aji selaku guru mapel kimia juga.

"Baik pak, nanti saya antar kuncinya."

Bara meraih kunci yang diberikan oleh pak Aji. Dia berjalan menuju lab.kimia. Dengan gaya berjalan yang cool membuat semua siswa perempuan tak kuasa malihat Bara. Tapi Bara tak pernah menggubris semua pujian untuk dirinya. Sesampainya didepan lab kimia Bara menutup pintunya dan langsung memasukkan kunci ke lubang kunci. Selang beberapa detik terdengar ada suara aneh.

"Grrggghhhh... grrgghhh..."

Bara mulai merinding mendengarnya, tapi dia rasa bukan suara hantu, melainkan suara orang sedang ngorok. Bara masuk ke ruang lab itu, matanya terbelak melihat sosok gadis kecil tertidur disetai suara ngorok yang sangat kencang. Dia mendekati gadis itu, diangkat kepala Adin hingga menyentuh pundak Bara yang duduk disampingnya. Entah kenapa Bara melakukannya, tapi yang jelas Bara gemas melihat wajah Adin yang cantik itu. Bara menunggu si gadis itu bangun tapi, malah terlarut dalam mimpinya.

Tak lama terdengar suara kuncian pintu dari luar dan Bara baru ingat, kuncinya masih tertancap di lubang kunci, otomatis petugas disekolahanya akan menguncinya dari luar. Bara meletakkan kepala gadis itu ke meja kembali. Dia melangkah panjang, sesampainya didepan pintu tangannya memegang dan berusaha membuka pintu itu. Bara sangat bingung saat itu, berharap ada yang membuka pintunya, dan sekarang hari juga sudah sore.

"SHITT!"

Adin terbangun mendengar suara keras yang ada diujung sana. Dia tersadar bahwa sekarang ada di lab kimia, Adin bergegas berjalan menuju pintu dan apa yang terjadi, tatapan tajam Bara sangat mengkagetkan Adin, tubuhnya kembali menegang dan rasanya tak kuat untuk menggerakkan kakinya lari dari tatapan itu.

"Semua gara-gara lo!!" suara keras dan menakutkan memasuki telinga Adin.

"A..adin kenapa? Kenapa ada kamu disini?" tanya adin terbata-bata .

"Lo nggak liat ha!! Kita ke kunci!"

Mata Adin melotot dengan berusaha mengotak-atik gagang pintu berharap dia tidak menginap disini. Adin mengambil hp dari sakunya dan, ponselnya itu lowbatt. 'yaampun lowbatt, Dafa.. bantu Adin Daf' gumam Adin dalam hati.

"Selalu ada lo, selalu ada masalah."

"Kalo gue milih, mending gue tidur dijalan dari pada seruangan sama lo! Kalo gue nggak liat lo ketiduran disini, gue nggak bakalan kekunci disini apalagi sama cewek saiko kayak lo. Mungkin lo aja yang kekunci sendirian!!!"

"S..ssori," ucapan Adin yang hanya bisa keluar dari mulutnya, kepalanya menunduk sambil memainkan tangannya hingga terasa panas, matanya mulai berkaca-kaca. Entah apa yang harus dia lakukan, mendengar ucapan Bara tadi Adin tak kuasa membendung tangis.

His EmotionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang