Yoona dan Siwon sudah berada di dalam sebuah café untuk bertemu dengan client yang berasal dari Jepang. Didalam café itu terjadi percakapan yang sangat hangat, seperti kehangatan nyala lampu café yang membuat kesan romantis.
"Mr. Siwon dan Mrs. Yoona, kapan kalian akan menikah? Kalian terlihat sangat serasi." Ucap Mrs. Takahashi sembari menampakkan senyum lembutnya. Yoona dan Siwon yang ditodong pertanyaan itu tampak saling bertatapan bingung.
"Ya, benar kata istriku. Kalian pasangan yang sangat serasi. Tampan dan cantik." Timpal Mr. Takahashi ikut mengomentari pernyataan istrinya.
"Maaf, tapi kami bukan..." Yoona mencoba meluruskan kesalahpahaman mengenai hubungan dia dengan Siwon, tapi belum selesai Yoona menjelaskan, Siwon sudah lebih dulu menyela pembicaraan Yoona, "Bukan tidak mau menikah, kami masih mencari hari yang bagus untuk meresmikan hubungan kami. Dan sepertinya kami akan bertunangan dulu, setelah itu baru kami akan menentukan tanggal yang baik untuk melangsungkan pernikahan. Bukan begitu sayang?" Tanya Siwon sambil mengalungkan tangannya ke pundak Yoona. Yoona terperangah dengan perkataan dan perilaku Siwon, ia tak mengerti mengapa Siwon berkata seperti itu. Yoona hanya bisa tersenyum kikuk menanggapi perkataan Siwon.
"Jangan terlalu lama Mrs. Yoona. Anda tahu kan, Mr. Siwon sangat tampan, banyak perempuan yang menginginkan dia" Ucap Mrs. Takahashi, membuat Yoona semakin gugup. Sedangkan, Siwon hanya menanggapi dengan menampilkan senyum manisnya yang membuat Yoona semakin mengagumi sosok tampan yang kini duduk di sampingnya.
"Iya benar Mrs. Yoona. Sepertinya, istri saya juga tertarik dengan Mr. Siwon. Untung dia sudah tua, jadi Mr. Siwon tidak mungkin tertarik padanya." Canda Mr. Takahashi yang membuat mereka semua tertawa.
Suasana malam itu benar-benar terasa sangat hangat. Mr dan Mrs. Takahashi orang yang sangat senang bersenda gurau, sehingga percakapan bisnis pun tidak terlalu menjemukan karena diselingi senda tawa yang membuat malam semakin riang. Terlebih lagi saat itu hati Yoona merasa hangat, oleh perkataan Siwon yang sejak tadi tak henti memanggilnya "sayang" dan memberikan begitu banyak perhatian layaknya sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara. Ah, andai malam itu waktu bisa dihentikan, Yoona pasti akan menghentikannya, karena ia tak ingin malam itu berakhir dan membuat malam itu hanya seperti mimpi yang tak akan pernah menjadi nyata.
"Oh ya, Mr. Siwon dan Mrs. Yoona, kita tunggu undangan bahagia dari kalian" Ucap Mrs. Takahashi sebelum berpamitan pulang.
"Ne, Kamsahamnida" ucap Siwon yang diiringi senyum renyah dari Yoona.
"Semoga kalian berjodoh" Timpal Mr. Takahashi yang diiringi tawa mereka.
***
Seusai pertemuan dengan client yang berasal dari Jepang. Siwon mengantarkan Yoona pulang kerumahnya. Yoona sudah menolak saat Siwon ingin mengantarkan pulang, tapi Siwon terus memaksa, apalagi suasana saat itu sudah larut malam, ditambah hujan deras yang mengguyur kota Seoul, membuat Yoona akhirnya mengiyakan permintaan Siwon. Yoona bukan tidak mau diantar Siwon, ia hanya takut jika terus-terusan berdekatan dengan Siwon hatinya semakin tidak menentu. Ditambah lagi dengan obrolan bersama client Jepang tadi membuat Yoona banyak memikirkan Siwon.
"Kenapa kau diam saja Yoong?" Tegur Siwon sambil fokus mengemudikan mobilnya. Jalanan saat itu sudah tidak terlalu ramai, tapi akibat diguyur hujan lebat jalanan menjadi sangat licin dan berbahaya.
"Anio, Oppa" Balas Yoona singkat. Siwon yang merasa kurang puas dengan jawaban Yoona melirik kearah wajah Yoona sekilas, dan Siwon seperti menemukan ekspresi yang tidak biasa pada diri Yoona.
"Kau pasti memikirkan perkataan ku kan Yoong, tentang masalah pernikahan kita di café tadi?" Ucap Siwon sambil melirik kearah Yoona. Yoona mengangguk.
"Mianhae Yoong. Aku tadi sengaja melakukannya, untuk menarik perhatian Mr. Takahashi. Kurasa, mereka lebih nyaman jika kita berdua adalah sepasang kekasih, dibandingkan jika mereka tahu kau hanya sekretarisku." Ucap Siwon datar. Yoona menatap Siwon lekat, entah mengapa hatinya sangat sakit mendengar alasan Siwon.
"Ne, aku tahu. Tapi, mengapa kau tidak membawa kekasihmu saja. Mengapa kau harus mengajakku, dan memperkenalkan aku sebagai kekasihmu." Kata Yoona dengan nada sedikit kesal, tapi ia berusaha menutupi kekesalannya dari Siwon. Karena ia tahu, ia tak punya hak untuk marah pada Siwon, ia hanya sekretaris Siwon, tidak lebih.
Siwon menyunggingkan senyum sekilas, senyum yang selalu dapat mencairkan kekesalan Yoona pada namja di sampingnya, "Oh, Yeojachinguku masih di Amerika. Karena itu aku tidak bisa mengajaknya." Dada Yoona mendadak sakit mendengar perkataan Siwon tentang Yeojachingunya. Apalagi Siwon menyampaikannya dengan nada datar tanpa memperhatikan perasaan Yoona yang terluka. Apa yang ditakutkan Yoona selama ini ternyata benar. Namja setampan dan sebaik Siwon tidak mungkin belum memiliki kekasih. Apalagi di Amerika begitu banyak gadis cantik dan pintar yang pasti salah satunya dapat menakhlukkan hati Siwon. Pupus sudah harapannya. Ah, walaupun Siwon tidak memiliki kekasih, ia juga tidak mungkin bisa memilikinya. Ia dan Siwon bagai bumi dan langit yang tak akan pernah bisa disatukan.
Sisa perjalanan itu Yoona pura-pura tertidur. Ia tak ingin meneruskan obrolan dengan Siwon, yang hanya membuat hatinya semakin terluka. Ia juga berusaha membendung airmatanya yang tanpa dipinta terus memberontak berusaha mengalir dari sudut matanya. Ini tampaknya kali pertama ia merasakan jatuh cinta, tapi ini juga kali pertama ia merasakan patah hati.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Memorable
FanfictionCintaku seputih bunga lily, suci dan murni.. Tapi, aku tak ingin seperti bunga lily putih, yang hanya sekedar sahabat bagimu.. Aku ingin kita bersama, menciptakan kenangan baru tentang kita..