Namja bermata indah itu tak henti memeriksa setumpuk file di meja kerjanya satu persatu. Ia tak merasa kesulitan, karena sebelum bekerja di perusahaan Appanya siwon sudah beberapa kali magang kerja di beberapa perusahaan Amerika, sembari menyelesaikan studinya. Jadi, masalah manajemen perusahaan adalah makanan sehari-harinya. Itulah mengapa Appanya Choi Kiho begitu mempercayakan perusahaan pada Siwon. Karena ia tahu betul putra semata wayangnya adalah anak yang bisa diandalkan.
Siwon menatap Jam yang bertengger manis di dinding ruangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 (waktu korea), itu berarti waktu untuk makan siang sudah tiba. Kruk, kruk, perut keroncongnya berbunyi, menandakan ia sudah sangat kelaparan, apalagi sejak tadi pagi ia belum memakan apapun. Siwon heran kenapa sekretarisnya belum menampakkan batang hidungnya sejak tadi, apa yang dibicarakan sekretarisnya itu dengan Appanya. Padahal ia membutuhkannya untuk memesankan makanan. Ia terlalu malas untuk meninggalkan ruangannya, apalagi untuk sekedar pergi ke kantin. Siwon malas karena ia sadar akan menjadi pusat perhatian semua karyawan di perusahaannya. Bagaimana tidak, Direktur mereka adalah seorang namja muda yang sangat tampan. Tapi kelaparannya membuat dia memang harus menghirukan tatapan-tatapan genit dari karyawan perempuan, dan juga tatapan-tatapan mematikan dari karyawan laki-laki yang tampak tidak menyukainya, mungkin mereka iri padanya.
Siwon tampak lahap memakan makanan yang tersaji di depan matanya. Kelaparan ternyata membuatnya tak lagi memusingkan tatapan genit dan jahat orang-orang disekitarnya.
"Sajangnim, mengapa kau makan sendiri tanpa mengajakku?" Lee Min Ho datang menghampiri Siwon, Siwon tersenyum melihat kedatangan Hyung nya, setidaknya sekarang dia mempunyai teman untuk mengobrol dan terhindar dari tatapan-tatapan aneh sekitar.
"Aku tadi mencarimu, tapi kau tak ada diruangan. Sedangkan perutku sudah tak bisa diajak kompromi. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi sendiri" terang siwon menjelaskan pada Hyungnya.
"Oh ya, tadi aku bertemu dengan Yoona, dia sepertinya mencari keberadaanmu." ucap Lee Min ho sambil memberi kode ke pelayan untuk membawakannya makanan.
"Kemana saja dia? Bukannya dia sekretarisku, seharusnya dia tidak pergi terlalu lama di hari pertamaku bekerja." Siwon sedikit kesal dengan kepergian sekretarisnya yang cukup lama, apalagi karena kepergiannya itu ia harus repot-repot turun ke kantin mencari makanan. Untung saja makanan di kantin itu sangat enak, jadi setidaknya ia tak merasa terlalu kecewa.
"Ada yang masih harus diselesaikan dengan Presdir. Perlu kau tahu, sebelum menjadi sekretarismu dia adalah sekretaris Presdir. Presdir sangat menyayanginya seperti anaknya sendiri. Eommamu juga sangat menyukainya." Kata Lee Min Ho sambil sesekali mengunyah makanannya. Siwon mengerutkan keningnya tak terlalu paham mengapa orang tuanya begitu peduli pada Yoona yang hanya seorang sekretaris. Pikiran buruk tentang Yoona tiba-tiba berkelebat di otaknya, apakah Yoona adalah...
"Yoona tidak seburuk pikiranmu, dia bukan selingkuhan Appamu" Lee Min Ho mematahkan pikiran buruk siwon. Siwon tersenyum malu. Ah, sedari dulu Hyung nya ini selalu tahu apa yang dipikirkannya. Ia terkadang ragu, apakah Lee Min Ho adalah saudara kembarnya yang memiliki ikatan batin dengannya. Tapi, Dia dan Le Min Ho sangat berbeda, wajah mereka saja tidak ada mirip-miripnya kecuali sama-sama tampan.
"Yoona adalah anak yatim piatu, setamat SMA dia melamar kerja di perusahaan ini sebagai petugas bersih-bersih alias Office Girl. Tapi nasib baik ternyata menghampirinya, dengan keuletan dan kejujurannya, dia akhirnya diangkat menjadi staf disini. Bermula dari situ, Appamu mulai mengetahui bakat kecerdasan Yoona, karena itu Appamu meminta Yoona menjadi sekretarisnya, sekaligus menyekolahkan Yoona ke kampus elit di kota Seoul." Terang Lee Min Ho yang membuat Siwon menjadi sangat penasaran dengan sosok yang begitu disukai banyak orang, termasuk Appa dan Eommanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memorable
FanfictionCintaku seputih bunga lily, suci dan murni.. Tapi, aku tak ingin seperti bunga lily putih, yang hanya sekedar sahabat bagimu.. Aku ingin kita bersama, menciptakan kenangan baru tentang kita..