Happy reading~~
***
Nana menjatuhkan dirinya diatas kasur empuk serba pink miliknya. Dengan cepat dia mengambil hp-nya yang ia letakkan di atas meja. Aplikasi webtoon terbuka. Agar nyaman, Nana menyender di pojok dinding dan menjejalkan boneka kucingnya di pangkuan. Ia mulai membacanya dengan cermat dan cepat. Setelah itu membuka aplikasi wattpad.
Seminggu dia tak membuka hp-nya membuatnya bak singa kelaparan. Gak denk beda jauh. Tanpa melepas seragam yang ia pakai, Nana terus memegang hp. Tidak takut akan resiko yang ia terima nanti. Tring! Sebuah notif pesan tiba tiba. Setelah membuka password, Nana men-scroll keatas. Ada dua pesan yang ia dapat. Grub sohibnya dan Raka di line.
ManggaSisaMulutKam*🎼
BebepSehun:
Eh, Pisikopat Bodo!
W takut baca riddle lagi
Litopya:
Eh, Presentasi Rabu udah belom
CEP?!!!
Natalea._:
Loh, kalian dapet tugas itu
toh Ya?
Putria:
Ya nih Na
Gak adil itu mah!
Kalian enak cuma buat
drama doank!
Natalea._:
Enak pala lo peyang!
Tuh buat tampil pensi PUT!
PENSI!
Ya gak Lif?
BebepSehun:
Iya Put, Ya
Kita sudah tak sanggup lageh 🎼
Mending presentase kalian
Cuma di depan anak kelas!
Hayati lelah...
Litopya:
Heh!
Itu kata punya gue coy!
Kok copas gak bilang?!
Natealea._:
Tenang Ya
Kan masih ada umop!
Litopya:
Oh ya
UMOP! hehe
Ujung bibir Nana terangkat keatas. Senyum simpul terpahat di bibirnya. Sohib sohibnya emang yang ter-the best sekaligus sohib ter-gak waras sedunia. Konyol konyol semua orangnya. Huft, tapi yang penting Nana sayang mereka dan mereka sayang Nana. Oh ya, ia hampir melupakan notif satunya. Line-nya begetar lagi.
Raka.A:
Besok lath di XI IPS-C na
Eh! Bales coy!
Natalea._:
Iye iye
Ribet amat sih lo?!
Kata siapa?
Raka.A:
Apanya?
Natalea._:
Latihannya begeeeee!
Lo kok sok polos gitu sih?!
Jijik gue!
Raka.A:
Lo cari ribut sih
Vero yang bilang
Natalea._:
Lo percaya aja gituh?!
Raka.A:
Gue belom sesai nulis ogeb!
Dia dititipi pesan ama pak Kumis
Natalea._:
Sialan lo!
Yaud
Awas aja lo boong!
Raka.A:
Gue gak boong honey ku sayang!!!!
Yang senyumnya manis sekaleh!!!
Jantung Nana hampir saja loncat keluar, untung Nana masih bisa mengendalikan. Kalau tidak, mungkin saat ini tinggal namanya saja yang dapat dikenang. Raka! Gue mati lo gue gentayangin seumur hidup lo! Raka ngeselin! Ngeselin! Ngeseliiiiin! Benci gue!, batin Nana terus berkomat kamit. Padahal hanya sepotong kata, jantungannya sejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
In der Stille
Teen FictionNana tahu kok memyembunyikan itu sulit. Sesulit menyembunyikan robekan celana yang panjangnya dari ujung keujung. Tapi, diam bukan berarti memendam. Sendirian. Nana punya sahabat yang siap sedia mendengarkan. Hanya, Nana tidak tahu apakah semuanya b...
