Happy Reading~
***"Waktu istirahat telah tiba~~ "
Kesibukan belajar-mengajar berhenti. Anak anak mulai membereskan buku buku yang bertumpuk di atas meja. Guru guru pengajar melepas salam, berjalan ke luar. Depan kelas mulai terasa ramai. Teman teman saling kejar kejaran. Ada pula yang sedang makan di bawah, di dekat rak sepatu. Hadeuh, kalo pilih tempat harusnya yang bagus dong!
Karena kelas Nana selesai istirahat mau olahraga, jadi anak anak X-IPS B itu mulai berpencar. Ada yang berganti baju dulu, ada yang makan dulu. Nana and the geng sih, maunya makan dulu lah yak. Nana makan sama Oliv, sementara Liya dan Putri ke kelompoknya sendiri. Jadi, Liya sama Putri tuh sebenarnya punya geng sendiri gitu lho, jadi mereka nggak makan bareng. Untung aja masih ada Oliv, kalau nggak, yah, begimanalah nasib Nana nanti.
Duduk duduk sendiri, makan makan sendiri. Berasa orang ilang. Lagian Nana gak yakin bisa bertahan di kelas. Soalnya di kelas ada yang di benci---bukan bukan, nggak disuka maksudnya---sama grubnya Nana. Sembari makan, Nana berusaha mencari percakapan yang pas.
Kira kira apa ya?, batin Nana mulai berpikir.
"Eh Liv, kamu suka sama siapa sih? Aku lupa." Dengan tak berdosanya Nana nyengir.
"Sama cupcake Nana ku sayaaang~ kok lo lupa sih?" Oliv memanyunkan bibirnya.
"Ya maaf, abis work numpuk terus, so, gue sering lupa!"
"Itu mah lo nya aja yang aslinya pelupa!" Oliv sedikit mendorong kening Nana.
"Maybe, duh, jidat gue," Nana mengusap usap keningnya yang menjadi korban 'kekerasan' Oliv tadi.
Istirahat terus berlalu, yang di lewati Nana bersama Oliv, diiringi percakapan percakapan ringan tentang 'cupcake'. Bertepatan dengan selesainya acara makan bersama, Putri tiba tiba datang dan ikut menimbrung. Melanjutkan topik secara random. Seiring berjalannya waktu, suara ribut mulai mereda.
10.00
Ah, waktunya ganti baju. Sebelum berangkat ke toilet, Nana memanggil Liya dulu. Jika ganti untuk olahraga, Nana memang satu kamar mandi dengan Liya. Bukannya takut atau apa, cumana menurut Nana, sendirian itu nggak enak. Sepi banget rasanya. Nggak ada yang bisa di ajak ngobrol. Paling mentok teriak teriak doang. Di kira kurang kerjaan apa ya. Lagian mereka gantinya di toilet yang gelap kok, yang lampunya mati nggak di benerin, di biarin aja. Sekalian gosip gosip gitu.
***
Telat. Satu kata yang dapat mendefinisikan keadaan Nana sekarang ini. Di suruh ke luar lapangan, nggak boleh ikut olahraga. Malu sekali rasanya. Seumur umur, baru sekarang Nana telat dan dapat hukuman. Putri saja sampai menunjukkan jari tengahnya---di belakang sih. Argh! Harusnya tadi Nana nggak ikutin perilaku terkutuk teman temannya itu. Di bilang sudah jam sepuluh kok, masih aja ngomongin gosip. Huft, jadi kepikiran kan.
Di dalam kamar mandi terasa gelap saat pertama kali masuk. Namun jika sudah terbiasa pasti masih bisa lihat kok. Beberapa menit setelah masuk, toilet terasa hening sekali. Baru juga akan mengganti baju, tiba tiba ada yang mengetuk pintu toilet yang di tempati Nana dan Liya.
"Siapa?!!" Liya setengah berteriak mentintip di pintu.
"Gue Li!!" Oliv?
Liya menolehkan kepala ke Nana, ngapain? Yang di tanya hanya mengedikkan bahu, bodo amat, meneruskan pekerjaan yang terhenti. Nana hanya tidak ingin telat. Sembari mengganti baju Nana memperhatikan Liya dan Oliv yang entah membicarakan apa. Sebelum Nana bersiap siap akan keluar, Oliv bertanya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
In der Stille
Teen FictionNana tahu kok memyembunyikan itu sulit. Sesulit menyembunyikan robekan celana yang panjangnya dari ujung keujung. Tapi, diam bukan berarti memendam. Sendirian. Nana punya sahabat yang siap sedia mendengarkan. Hanya, Nana tidak tahu apakah semuanya b...