2.

4.5K 121 15
                                    


Aku berjalan menyusuri jalan raya berharap ada angkot lewat di jam segini.

"Awas aja si setan gue bikin mampus tuh bocah kalo ketemu." batinku

Aku terus melangkahkan kaki sambil sesekali menendang botol minum yang berserakan di jalan.

Stop.. Stop..

Teriak ku seraya berlari mengejar angkot yang telah melaju cukup jauh.

"Huhh akhirnya gue sampe juga di angkot ini." seruku sambil memegang pintu mobil.

"Nak naek dak dek jangan megangin gagang pintu teros." ucap supir angkot dengan logat bahasa Palembangnya.

"Iyo mang galak-galak besabar, kalo idak pantat kau lebar kagek." jawabku seraya masuk ke dalam angkot.

Nih bapak pasti orang Palembang asli, untung saja aku mengerti sedikit-sedikit bahasa Palembang. Karna aku sering berpindah-pindah habitat jadi bahasa setiap daerah yang sering ku kunjungi dapat ku mengerti.

"Stpo mang." ucapku tepat di sebrang pagar berwarna biru laut.

Aku mengeluarkan uang 5.000 untuk membayar angkot tersebut, setelah itu aku melangkahkan kaki memasuki gerbang sekolah tersebut.

"Gue yang salah seragam atau mereka semua yang bego." lirihku ketika telah berbaris di lapangan upacara dan melihat ke sekililing.

Semua mata tertuju pada ku.....

Bagaimana tidak aku memakai seragam dengan baju berwarna abu-abu keputihan dan ber-rok hitam kotok-kotak sedangkan seluruh siswa-siswi disini memakai seragam berlambangkan SMK.

"Lo yang berseragam aneh, sini maju kedepan." ujar seorang siswa sambil menunjuk ke arah ku.

Dengan berjalan ogah-ogahan aku melangkahkan kaki ke tempat yang ia maksud.

"Lo manggil gue?" tanyaku tak ikhlas

Beberapa detik berlalu lelaki yang mirip orang Arab ini hanya memandang ku dari atas sampai ke bawah, entah apa yang ingin ia lihat?

"Lo bego, gila atau idiot sih." ucapnya sambil terus memandang ku.

"Lo yang bego, gila, idiot dan lelaki mesum." ujarku seraya memandangnya dengan tatapan iblis.

"Lo bilang gue mesum?" tanyanya.

Ia memajuhkan dirinya tepat di depan ku, sehingga membuat jarak kami begitu dekat.

"Punya lo rata mana nafsu gue." perkataannya barusan membuat mata ku melotot ingin keluar dari tempatnya sekarang juga.

"Lo itu salah tempat! Sekolah Kusuma Negara itu dipersimpangan jalan raya bukan di sini."

"What?  Bagaimana bisa?"

"Yah bisalah ini SMK bukan SMA, lo gak lihat seragam yang lo pake gak ada satu pun yang sama kaya seragam murid di sini."

"Gue kira semua murid disini yang salah pake seragam, ternyata gue yang salah tempat." ucapku sangat malu dan benar-benar malu sekali di tertawakan beratus murid yang ada disini.

Dengan spontan lelaki ini menarik tangan kanan ku menjauh dari gerombolan murid yang sedang berbahagia menertawakan diri ku yang begitu polosnya.

"Gue Rio."ucapnya seraya mengulurkan tangan.

"Gue Nada." balasku

"Gue bener-bener gak tahu kalo ini SMK dan gara-gara gue acara mos di sekolah ini jadi terganggu."

"Hahaha! Santai aja kali lagipula gue ketos disini jadi lo gak perlu khawatir."

"Yaudah kalo gitu, gue cabut dulu."

"Kamana?" tanyanya yang membuatku menoleh

"Sekolah lah! Masak iya mau ke salon."

"Lo kagak perlu ke salon udah cantik juga tar bidadari iri melihat lo lebih cantik."

"Receh!"

"Ini udah jam 11 tanggung kalo lo mau ke sekolah mending gue anterin lo pulang." tawarnya.

"Itu lebih bagus." jawabku tanpa berfikir panjang.

Rio si ketos SMK ini mengantarku dengan menggunakan mobil sport merah miliknya.

Jalan yang begitu macet membuat ku merasakan ke galauan yang begitu menusuk kalbu.

Ku lirik secara sekilas pemuda berhidung mancung itu yang masih fokus menyetir dan senyum-senyum gak jelas sedari tadi.

"Itu rumah gue!" tunjukku yang membuatnya sedikit kaget

"Jadi lo anak dari keluarga Louis? Tanyanya yang membuatku bingung harus menjawab apa.

"Gue mohon sama lo agar bisa menyembunyikan identitas gue yang asli. Karna sampai detik ini gak ada yang tahu kalo gue anak dari keluarga Louis." pintaku memohon.

"Pantesan selama ini gak ada orang yang tahu satu pun tentang anak dari keluarga Louis karna kalian menyembunyikan identitas yang sebenarnya.

Tapi apa alasannya? " tanyanya

"Alasannya cuma satu! Agar kami tak di pandang terhormat karna kekayaan keluarga Louis." jawabku

"Sungguh mulia! Ok karna alasan lo kaya gitu gue akan merahasiakan hal ini kepada siapapun." ucapnya yang membuatku tersenyum tipis seraya masuk ke dalam rumah.

Rasa lelah dan penat dapat aku rasakan ketika berada di penjara ini, tak banyak yang ku lakukan.

Hanya berbaring dan memejamkan mata beristirahat sebentar pada peran yang setiap saat ku jalani.

Lama larut dalam kesenduhan mataku benar-benar menutup memasuki ambang mimpi.

"Akan ada seseorang yang datang dalam hidupmu.

Seseorang yang mencintai mu

Seseorang yang rela melakukan apapun demi kebahagiaanmu

Dan dia lah orang yang akan mempersatukan keluarga ini, menjadi keluarga yang utuh dan saling melengkapi.

Dia adalah....

Dia adalah....

Dia adalah pa... !!!"

"Ahhhhhh." jeritku dengan membuka mata.

"Setannnnn beraninya lo meletakan kecoa di badan gue. Lo akan mati di tangan gue hari ini." amarahku benar-benar sudah memucak ke dalam ubun-ubun.

"Ampun, ampun, sepupu gue yang paling cantik, soleha, rajin menabung." pintanya memohon saat aku berada di atas tubuhnya untuk memukuli dirinya.

"Receh ucapan lo."

"Kok lo tadi gak sekolah si? Ini kan hari pertama lo satu sekolah bareng gue dan gue berharap ini sekolah terakhir lo." ucapnya sambil duduk disamping ku

"Gue telat bego, lagian lo kagak jemput gue setan sampe salah masuk sekolah gue."

"Hehehe sorry lagian itu hal biasa buat lo!"

Sean Altarik adalah sepupu gila ku yang sering ku panggil dengan sebutan setan.

Dia lah orang yang selalu setia menemaniku melakukan ke gilaan seperti balapan, tawuran, pergi ke club, nongki.
Karna kelakuannya yang seperti setan membuat dirinya mudah beradaptasi kepada diriku.




Kritik dan saran...




Na'Tan (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang