17.

1.6K 54 0
                                    

"Aduh! sakit oma." rintih Nada sambil memegangi telinganya.

Dari arena balap sampai ke dalam rumah, wanita setengah abad itu terus saja menjewer telinga Nada, sehingga membuat Nada merintih kesakitan.

"SATRIA! SATRIA.... .!" jerit oma bernama Nega, yang membuat seisi rumah bergetar seperti telah terjadi gempa.

Satria yang mendengar auman singa itu langsung turun dengan sangat terburu-buru.

"Oma? Kok gak bilang sih kalau mau pulang ke Indonesia?" seru Satria kaget dengan berlarian ke arah omanya.

Nada ingin melarikan diri saat Satria dan oma Nega sedang berpeluk haru.
Gadis bermata hazel Itu berjalan mengendap-ngendap.

"Hey! Tai cicak mau kabur ke mana lo!" tunjuk oma ke arah Nada. Nada menghela napas panjang dan kembali pada posisi semula.

"Ada apaan sih oma?" tanya Satria bingung.

"Apa tugas lo sebagai abang? Bahkan nih bocah bolos sekolah lo kagak tau?"

"Yaelah oma gak usah di perpanjang, di sekolah lagi ada acara tahunan. Jadi gak ada salahnya kalau gue bolos." elak Nada yang mendapat plototan dari Satria dan omanya.

"Kayak kagak pernah muda aja lu. Biarin aja anak-anak melakukan apa yang mereka suka, selama gak ngerugi'in banyak orang itu bukan masalah." Ucap seorang lelaki berbadan kekar dengan topi skate di kepalanya.

"Opa?" Nada berlari memeluk opa nya yang bergaya seperti ABG tua.

"Kok gak bilang sih kalau mau pulang ke Indonesia?"

"Iya, tau gitukan kita bisa jemput." sambung Satria.

"Memangnya perlu ngadain jumpa pers tentang kepulangan kami? Apa jangan-jangan kalian berdua gak suka dengan ke datangan kami berdua?" tuduh oma mencurigai Nada dan Satria.

Mendengar ucapan oma Nega,
Nada langsung berlari memeluk oma'nya dan tersenyum lebar.

"Ihh oma apaan sih, kita seneng banget oma dan opa pulang." ujarnya manja.

"Gak usah sok-sokan. Hukuman tetap berjalan NADA!" ucap oma seraya tersenyum devil. Nada memajukan bibirnya.

Perlu kalian tahu!!
Nenek yang sering dipanggil dengan sebutan oma Nega adalah seorang gadis bukan perawan yang berusia 50 tahun. Walaupun usianya sudah mencapai setengah abad, akan tetapi paras wajahnya masih sangat baby face seperti remaja berusia 20 tahunan. Memiliki 5 orang cucu, bernama lengkap Negamani yang merupakan singkatan dari NEnek GAul MAsa kiNi. Mempunyai hobi mendaki gunung dan balapan Sedangkan

Opa Ialah seorang lelaki perkasa yang telah menginjak usia 53 tahun. Berpostur tubuh layaknya seorang model  dengan ketampanan yang ia miliki. Di masa mudanya dulu, ia adalah seorang DJ yang sangat profesional dan terkenal, walaupun sekarang sudah pensiun tapi ia tetap saja dikagumi serta di puji oleh anak-anak muda. Selalu berpikir mesum! Merupakan hobinya yang kedua.
Bernama lengkap Kesum Louis. Kesum merupakan singkatan dari kaKEk mesUM.

Umur boleh tua, tapi kelakuan? Gak ada bedanya sama anak yang berusia belasan tahun:😀

.....


Sudah hampir dua tahun aku tak merasakan keramaian di dalam rumah ini. Di ruang keluarga aku, bangsat, bangke, Sean serta oma dan opa berkumpul layaknya keluarga yang utuh.

Selama di Singapura opa dan oma sangat jarang pulang ke Indonesia karena mengurusi urusan perusahaan, yah walaupun tanggung jawab perusahaan Louis ada di tangan Devian, tetap saja opa dan oma harus sering mengontrolnya.

Gara-gara ketahuan bolos hari ini, oma memberi ku hukuman yang sangat mustahil untuk ku lakukan di hari minggu. Yaitu jogging di pagi hari:😭

Jangan kan minggu, hari-hari biasa pun aku selalu telat sekolah karna tak terbiasa bangun pagi dan hal yang paling membosankan bagi ku adalah jogging di hari minggu. Bagaimana tidak? Setiap minggu aku biasanya bangun pukul 1 siang.

"Oh tuhan mengapa nenek tua itu bisa menghukumku semenderita ini dan kenapa juga ia bisa ikut balapan. Gue kan jadi kalah. Brengsek!" gerutu ku dalam hati sambil memandangi ke arah oma yang sedang duduk terkangkang seraya memakan kacang goreng.

"Oma, opa?" sapa seorang lelaki yang tak asing bagi ku.

Semua orang melongo melihat, melihat....?

"Erka?" benar saja suara itu tak asing di telinga ku. Sean, bangke dan bangsat memandang ku dengan pandangan yang sulit untuk di pahami.

Sedangkan Erka menatapku dengan tatapan penuh tanya.

"Ngapain lo ke sini? Bukannya semua sudah jelas ERKA." ucapku berdiri dengan menekan kata Erka di akhir kata. Erka berdecak sambil tersenyum simpul.

"Ini juga rumah gue, jadi gue berhak buat datang ke sini."

"Oh shit! Apa yang di katakan Erka ada benarnya." batinku. Aku langsung beranjak pergi menuju balkon atas.

Erka masa lalu ku tiga tahun yang lalu, yah walau sulit untuk melupakan kenangan dulu. Tapi aku sadar bahwa rasa cinta dan sayang ku kepadanya tak lebih dari sekedar saudara.

Hubungan yang sempat terjalin begitu manis untuk dikenang. Kini telah menjadi butiran debu.

Usia ku padanya berbeda 9 tahun.
Tapi Erka bukan seperti om-om hidung belang, yah kalau udah cinta
Perbedaan umur mah bukan masalah.
Aku mulai menyukai Erka pada saat duduk di kelas dua sekolah menengah pertama. Begitu pun dengan Erka, dia mencintai dan menyayangiku setulus hatinya. Sampai sebuah takdir terungkap dan menghancurkan segalanya.

Setelah berhasil merajut cinta kembali kepada seseorang lelaki yang sangat ku percaya, semuanya hilang entah kemana.

Apa memang aku tak pantas untuk mencintai atau di cintai? Semua yang datang hanya menimbulkan kenangan, lalu pergi dengan meninggalkan rasa sakit yang tak dapat tertahan.

"Nad ada yang perlu gue bicarain sama lo." lagi-lagi suara Erka membuat hati ku berdetak kencang.

Ia berjalan ke arah ku, Erka mengenggam erat ke-dua tangan ku dengan begitu lembut. Aku hanya dapat tertunduk diam pada posisi seperti ini.

"Nad gue cinta sama lo."

"Erka lo tau dari dulu bahwa sebesar apapun keinginan kita untuk bersatu, itu tak akan mungkin dapat terjadi. Dan bukannya bulan kemarin adalah hari pernikahan lo?" tanyaku dengan menahan rasa sakit di hati.

Erka terdiam, ia memandang ke arah langit sambil menutup matanya.

"Pernikahan gue batal, karna yang ada di hati gue cuma lo Nad. Gue gak bisa melanjutkan pernikahan itu."

"Lo gila! Erka lo gak bisa mengubah takdir ini. Selamanya kita gak akan pernah bersatu menjadi sepasang kekasih." ucapku sambil melangkahkan kaki pergi dari hadapannya.

"Jika takdir itu dapat gue ubah, apa lo bisa menarik kata-kata lo kembali." ucapannya barusan membuat langkahku terhenti. Aku berbalik menatapnya.

"Lakukan jika lo memang bisa. Erka Devian'no Louis." kataku sambil menghapus butiran air mata. Tak sengaja mataku melihat tatapan oma yang bersembunyi di balik pintu.

"Semua sudah berkumpul di ruang makan, Erka Nada ayok makan malam bersama." ajak oma. Aku tak tahu apakah oma mendengar pembicaraan aku dan Erka? Semoga saja oma tak mendengarnya, karena kalau sampai oma mendengarnya sudah di pastikan ia akan membuat hidupku semakin sulit nantinya.

Kritik dan saran....





Na'Tan (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang