Chapter Ten

5K 958 251
                                    

I didn't want to fall in love, not at all, but at some point you smiled and holy shit i blew it..

*****

Lee Taeyong berjalan tegap memasuki gerbang Universitas Hanyang. Hari ini adalah hari pertamanya kembali menyandang status sebagai mahasiswa. 

Pemuda dengan gelar Master lulusan MIT di bidang Cyber Security itu mempunyai suatu tujuan yang mengharuskan ia kembali menyamar sebagai mahasiswa, yaitu penyelidikan. 

Rekam jejaknya sebagai seorang jenius yang pernah membantu FBI dalam penangkapan bandar narkoba terbesar di deep web membuat namanya terkenal di kalangan Kepolisian Korea Selatan. Terlebih ia adalah orang Korea sehingga membuatnya dimintai bantuan untuk menangkap salah seorang kriminal yang dicurigai sebagai otak atau eksekutor penjualan organ tubuh manusia ilegal. Dan kriminal tersebut dicurigai berada di Seoul, tepatnya di Universitas Hanyang.

Selama 22 tahun hidupnya, Taeyong tidak pernah merasakan cinta kecuali cinta yang ia miliki pada kedua orangtuanya yang kini telah tidak ada. Dalam perjalanan hidupnya pun ia hanya sempat menikmati sesaat kasih sayang dari kedua orangtuanya. 

Di usianya yang baru menginjak 5 tahun, Taeyong harus menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana ayahnya dijatuhi hukuman gantung karena bertanggung jawab atas kematian 6 orang pegawai pemerintah. Dan di tahun berikutnya, ibunya yang tak kuasa menanggung derita memutuskan untuk bunuh diri. 

Sejak saat itulah Taeyong tumbuh menjadi pribadi yang dingin, tertutup, dan anti sosial. Sempat menjadi seseorang yang sebatang kara, Taeyong kemudian diadopsi oleh pasangan suami istri yang kemudian membawanya ke USA. Disanalah ia kemudian belajar, menuntut ilmu dan menjadi seseorang yang jenius luar biasa, serta bertemu dengan Yuta yang kini menjadi sahabatnya. 

Dua belas tahun kemudian, Taeyong kembali ke Korea Selatan, negara kelahirannya, dalam rangka menunaikan tugas penyelidikan. Dan dalam seumur hidupnya pula Taeyong tidak pernah memperkirakan akan jatuh cinta dengan begitu mudah pada seseorang. 

Ia memang mengetahui apa itu cinta, selain cinta pada seseorang yang memiliki hubungan darah tentunya. Maksudnya, ia tentu mengetahui apa itu cinta yang terjadi antara seorang pria dan wanita yang tidak ada hubungan darah. Namun, selama hidupnya Taeyong tidak pernah terlalu mempedulikan hal itu. Ia benar-benar sama sekali tidak peduli. 

Ia menganggap cinta adalah hal yang menggelikan. Toh ibunya saja (yang katanya sangat mencintainya) tega meninggalkan ia sendiri sebatang kara, dengan hanya memikirkan dirinya sendiri sehingga memutuskan mengakhiri hidupnya. Dan karena cinta pula, ibunya rela melakukan hal bodoh yaitu bunuh diri hanya untuk menyusul ayahnya dan tidak sanggup bertahan hidup tanpa ayahnya tanpa memikirkan dirinya.

Yang jelas saat itu Taeyong benar-benar muak dengan yang namanya cinta dan menganggap bahwa cinta hanya mampu membuat seseorang menjadi bodoh dan tak bernilai. 

Namun rupanya, senyuman seorang gadis kala itu mampu meruntuhkan dinding pertahanannya.

Jennie. Ya, gadis itu Jennie, yang mampu dengan singkat mencairkan hati beku seorang Lee Taeyong. Hanya dengan sebuah hal sederhana yang bahkan tak gadis itu sadari.

Dan hanya dalam waktu sekejap Jennie menjadi pusat dari seluruh semesta Taeyong.

Taeyong sendiri tidak pernah menyangka bahwa sekalinya ia jatuh cinta, ia akan begitu tergila-gila seperti ini.

Selama tiga tahun berkuliah dan berada di kelas yang sama, tiada satu hari pun Taeyong lewatkan tanpa memperhatikan segala detail kecil yang gadis itu lakukan

Black Identity | Taeyong x JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang