🌺Jika aku dapat memilikimu selamanya. Maka aku adalah perempuan terberuntung di dunia🌺
Sekolah sudah mulai sepi dari aktivitas belajar mengajar. Tinggal beberapa murid yang terlihat berlalu lalang untuk mengikuti ekskul yang mereka ikuti. Sekolah ini memang mewajibkan para siswanya untuk mengikuti paling tidak satu dari sekian banyak ekstrakurikuler yang ada.
Tidak terkecuali, gadis berambut hitam sepunggung bernama Aletta. Dengan senyuman lebar ia menenteng sebuah kamera SLR yang akan ia gunakan untuk mengikuti ekskul fotografi di SMA Unggul. Ia terus melangkah menuju base camp para fotogafer SMA Unggul.
Tapi saat ia sampai di sana. Tempat itu sepi, tidak ada seorang pun di sana.
Apa lagi libur, ya? batinnya.
Ia menghela napas pelan, lalu ia menggantungkan kameranya di leher.
Kemudian, gadis berparas manis itu mengambil sebuah benda pipih berbentuk persegi panjang berwarna rose gold dengan lambang apel tergigit dari dalam saku roknya. Jemarinya bergerak untuk membuka aplikasi pesan dan membuka grup untuk anak fotografi.
Dan ternyata memang benar. Hari ini, ekskul fotografi di tiadakan karena sebuah alasan—yang tidak bisa disebutkan disini. Dengan berat hati ia melangkahkan kakinya menjauh dari base camp.
Aletta sangat menyukai fotografi. Jika tidak ada ekskul, maka itu artinya ia tidak akan bisa bertemu dengan para alumni SMA Unggul yang sudah berprestasi dengan dunia fotografi.
Lagi-lagi, ia menghela napas. Mendadak semangatnya menurun. Ia celangak-celinguk mencari tempat yang nyaman untuk duduk. Tetapi, pandangannya terpaku pada satu sosok.
Seseorang yang sedang memantulkan bola basket, dan berlalu dengan memasukannya ke dalam ring.
Dia adalah Devon.
Cowok berbadan tegap dan tinggi yang menjadi incaran para adik-adik kelas. Bibir yang berwarna merah muda, mata berwarna biru kehijauan dengan rahang yang terlihat kokoh dan alis tebal yang selalu menjadi alasan Aletta ingin terus menerus menatapnya.
Iya, Aletta sangat menyukai bentuk alis cowok itu. Menurutnya, Devon sangatlah sempurna. Di tambah lagi dengan beberapa prestasi yang pernah cowok itu dapatkan. Baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.
Devon pernah menjadi juara umum saat ia di percaya untuk menjadi wakil dari SMA Unggul dalam olimpiade Matematika tingkat provinsi.
Tim basketnya juga beberapa kali menyabet juara umum dalam berbagai tingkat. Itu semua karena taktik Devon saat menjadi kapten basket.
Dan semua bangga kepadanya. Seolah semua perhatian tersorot pada dirinya. Dari segi fisik, Devon sempurna. Otaknya juga tidak dapat di ragukan. Itu semua menjadi nilai plus untuk cowok itu.
Tidak ambil pikir panjang lagi. Aletta segera memposisikan kameranya. Mencari angle yang tepat untuk mengambil foto Devon banyak-banyak.
Tapi, saking semangatnya Aletta ingin memotret Devon.
Gadis itu, lupa mematikan flash kameranya.[]
🍭
Publised on 24-8-17
Semarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
You're Admirer
Roman pour Adolescents"Aku mennyukaimu. Lebih dari sebuah kata yang terucap. Tapi, aku benci diriku karena tidak sanggup mengatakan kepadamu bahwa aku menyukaimu." Mungkin kalimat tersebut memang sudah sering terdengar oleh telinga kalian. Tapi, aku sungguh-sungguh deng...