Setelah sekian lama aku deket sama Rangga ya sebenarnya belum terlalu lama sih, ini pertama kalinya aku tau bahwa cewek cantik yang bernama Evelyn itu merupakan salah satu dari mantan-mantannya. Ya, aku sempat ragu sama Rangga karena sering mendengar dari temen-temenku kalo Rangga punya banyak mantan nggak cuma 5 atau 10, dia punya mantan 11. Bahkan paling lama dia pacaran selama 10 bulan. Dan banyak juga yang bilang kalau mantannya itu cantik-cantik. Awalnya sih aku juga kaget dan sempat menjadi ragu sama Rangga. Tapi sikapnya meyakinkanku kalau Rangga gak main-main sama aku. Hiks jadi teringat sama Cakra, dulu aku bahagia sama Cakra, aku dengan Cakra termasuk dalam pasangan yang langgeng karena mampu bertahan 3 tahun, tapi karena kendala yang serius aku terpaksa harus mengakhiri hubunganku dengan Cakra :( . Sekarang aku harus menerima kenyataan kalau sekarang aku sudah menjadi milik Rangga, yaa belumm sii , tapi entah kenapa aku yakin sebentar lagi juga jadi (ehee). Tapi kalau aku teringat tentang hubunganku dengan Rangga, ini masih diambang jurang, antara jatuh dan selamat, aku juga ragu sampai berapa lama aku bakalan bertahan sama Rangga, Rangga pacaran aja paling lama 10 bulan, aku mau berapa minggu. Aahh entahlah aku bingung dengan hubungan ini. Berulang kali temanku juga mengingatkanku untuk move on dari Cakra, tapi entah kenapa hati ini teras sesak jika terbayang sosok Cakra, otak ini serasa mau meledak kalau teringat nama Cakra. Dengan sekejap air dalam mataku keluar sedikit demi sedikit jika teringat sesosok yang pernah menghiasi hidupku yang pernah tercantum dalam mimpiku.
Aku mulai berpikir apa teman-temanku tidak tau perasaanku. Mereka memaksakanku harus jadi sama Rangga, sedangkan pikiranku masih tertuju dengan Cakra. Nyatanya Rangga punya mantan banyak, cantik-cantik lagi, aku gak PD bakalan langgeng sama Rangga.
Isakan yang mengiringi dercikan air hujan itupun perlahan hilang karena aku sudah mulai lelah setelah beraktivitas seharian ini. Aku tertidur dan terlelap dalam mimpi.
***
Esoknya, aku terbangun dan seperti biasa, aku menyiapkan diri untuk pergi menimba ilmu di sekolah. Aku kaget karena mataku membengkak "pasti gara-gara nangis semalam. Adduuuhh, gimana ini kalau nanti ketemu Rangga gimana dong" aku mendesis kesal karena mataku yang membengkak karena menangis. Akhirnya, sebelum pergi ke sekolah aku memakai masker mata untuk mengurangi bengkak di mataku.
Setelah itu aku pergi ke sekolah dengan angkutan umum seperti biasanya."Weih Klaura tumben pagi lo berangkat." Nanda si cerewet mulai berucap karena aku datang lebih awal dari biasanya.
"Gapapa cuma lagi pengen." Aku tersenyum dan duduk di bangkuku dan meletakkan kepalaku di atas meja.
Nanda yang menatapku heran bertanya "kenapa lo, sakit?" "UKS sanaa masih sepi."
Nanda bertanya padaku dengan ekspresi tak acuhnya.
"Masih pagi gini mau ke uks gimana?"Aku bingung menatap Nanda yang tiba-tiba diam dan mengkodeku untuk melihat kebelakang tapi aku tak kunjung peka. Setelah aku tersadar, aku melihat ke belakang. Aku mendapati sesosok Rangga disana. Sedetik setelah mataku melotot Rangga menarik tanganku dengan paksa. 'Ada apa ini gak seperti biasanya Rangga kayak gini'.
Rangga melemparku ke dinding ruang musik. 'Gawat kayaknya dia marah'. Aku yang terheran-heran tanpa rasa bersalah bertanya sama Rangga "apaan sih kamu. Tiba-tiba kayak gini?
"Kamu pikir, aku kenapa sampe nglakuin ini sama kamu."
"Emang aku nglakui apa sama kamu?" Aku bertanya tanpa banyak berpikir."Kamu masih sayang sama Cakra?"
What. Pertanyaan macam apa itu, ya jelas masih lah, orang hati gue masih gue simpen buat Cakra. Tapi, jelas aku ga bakal ngomong gitu sama Rangga, karena takut menyakiti perasaannya."Emang hubungan aku sama kamu itu sejauh mana si?"
"Kamu tanya sejauh mana?!" Tanya Rangga balik dengan nada agak tinggi.
"Kita bahkan belum pacaran, kenapa kamu malah sibuk mikirin...."
Tiba-tiba saja Rangga memegang tanganku kuat-kuat sebelum aku menyelesaikan perkataanku.
"Aku sayang sama kamu Kla, aku cinta sama kamu. Jangan nglarang aku buat gak ngurusin hidup kamu. Itu sudah cukup nyakitin perasaan aku." Aku terus menatap wajah Rangga yang semakin dekat dengan wajahku.
Pikiranku sudah kemana-mana, aku berusaha melepaskan tangannya dari tanganku tapi apa daya cengkramannya lebih kuat. Kini sudah dapat di pastikan wajahnya dengan wajahku hanya berjarak 5 cm. Aku memejamkan mataku, berpikir kalau Rangga akan menciumku. Pagi-pagi dah kayak gini, anak-anak juga pasti belum banyak yang berangkat. Kalau aku teriak percuma karena ruangan ini terpencil dari kelas-kelas. Aku mulai menyalahkan ruang musik ini, kenapa harus terpencil, terisolasi. Tap tidak, harusnya aku menyalahkan Rangga kenapa milih tempat yabg sepi.
Sekarang aku mulai merasakan hembusan nafasnya yang hangat. Oh God apa ini. Jantungku mulai berpacu, maaku kututup rapat-rapat.
------------------------------------------------------
Hei maaf ceritanya gantung :').
KAMU SEDANG MEMBACA
NOW I LOVE YOU
Teen FictionAku merasakan detak jantungku yang tak karuan saat melihat sesosok pria di depanku. Aku tak ingin mencintainya, karena aku masih mencintai pria yang dulu menjadi bagian hidupku. Tapi dia memaksa masuk dalam hatiku. Hatiku sesak harus memilih antara...