"Karena cintalah aku menemukan diri, ketika lorong hati dipenuhi gelap gulita tak bercahaya ilahi."
Mulanya Alisha enggan memenuhi ajakkan bagus, Ia khawatir tak akan mudah menetapkan hati di hadapannya. Namun ia bersyukur ternyata Bagus tak cuma mengajaknya, tapi teman-teman lainnya dia ajak ikut. Kekhawatiran Alisha yang tak beralasan membuatnya menyadari sesuatu, overthinking-nya membuatnya su'udzon pada Bagus. Berkali-kali ia menyebut Asma-Nya meredam pikiran konyolnya itu.
Teh Marni menatapnya heran karena Alisha belum menyentuh makanannya. Sampai yang lainya menatap Alisha dengan kening berkerut. Buru-buru Alisha menghentikan overthinking-nya dan menyantap makanannya.
"Kalau gitu, Alisha bisa aku lepas." Ucap Teh Marni sebelum menyuapkan mie ayam ke mulutnya.
Ha?! Lepas?
"Heemm... yah, menurutku Alisha dah paham kok dasar-dasar administrasi, paling kalau butuh sesuatu bisa tanya Bagus atau aku." Kali ini yang berkata Mang Aceng.
Ohhh... itu maksudnya. Alisha terdiam dan hanya menyimak.
"Oii... tumben kau traktir kita? Ada acara apa nih? Dapet duit dari si bos?" Heran Mang Aceng. Yang ditanya malah diam ja, tak menyahut.
"Bos yang lainnya, yah?" Tanya Teh Marni.
"Bukan, emang lagi ada ja." jawabnya singkat.
"Ahhh... aku lupa bilang. Alisha, kemungkinan nanti di toko ada Hana. Dia datang paling ngecek doang. Jadi hati-hatilah" kata Teh Marni mengingatkan, membuat Alisha penasaran.
"Siapa hana?" Tanyanya dengan bingung. Kali ini yang menjawab Bagus.
"Dia pegawai juga seperti kita, cuma dia kerjanya di tempatin di pusat toko. Kepercayaan Pak Charlie lah." Alisha hanya meng-oh-kan saja.
"Lebih tepatnya sephianya Pak Charlie." Sambung Mang aceng.
Hahhh?! Sephia? Maksudnya kekasih gelapnya Pak Charlie? Alisha terkejut mendengarnya. Ja... jadi Pak Charlie...
"Iya, dia pacaran sama pegawainya sendiri. Ayahnya Pak Charlie ngga tau sepertinya." Kata Teh marni seolah mengetahui apa yang dipikirkan Alisha.
"Gosip yang aku dengar si hana dah punya anak lohh... cuma suami pertamanya dah meninggal, anehnya dia bilang ngga punya anak ke kita." Hasut Mang Aceng berapi-api. Bagus diam tak menanggapi, apalagi Teh Marni kurang tertarik sama obrolan yang ini.
"Mungkin ja itu berita hoax Mang. Belum tentu kebenarannya. Mang Aceng dah liat sendiri emangnya?" Sebenarnya Alisha agak terkejut dengan apa yang di katakan Mang Aceng. Bagus melirik pada Alisha dan tersenyum tipis tanpa diketahui mereka.
"Yahh... aku juga ngga tau sih, itu mah kata anak-anak di pusat. Soalnya saban kesana pegawai lainnya pada ngegosipin dia. Salah satu Satpam toko yang rumahnya deket sama hana juga heran, kenapa hana mesti berbohong ngatain hal itu?" Jawab Mang Aceng agak sedikit tersinggung dibilang omongannya sekedar hoax.
Alisha tak menanggapi, mereka pun sama. Seketika suasana menjadi hening. Tak ada satupun yang berbicara. Mang Aceng kesal di buatnya. Siapa coba yang mulai duluan ngomongin si hana? Kenapa bagian aku ngasih tau hal bener, mereka kayak ngga nerima? Mang Aceng melahap mie nya dengan kesal.
Tiba-tiba saja terdengar klakson mobil sedan menarik perhatian mereka. Mang aceng penasaran segera beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri si empunya pemilik mobil. Kaca mobil di turunkan, perlahan memperlihatkan wajahnya yang membuat Mang aceng berdecak kagum. Luar biasa cantiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is ...
SpiritualCinta memang tak mengenal waktu dan tempat. Bahkan kata orang, "Tak ada alasan dalam mencintai". Benarkah? Alisha lutfiana meragukan hal itu. Bukan karena ia membencinya. Hanya saja, ia masih memikirkan hakikat cinta itu sendiri. Di keraguannya, ses...