Part 6 -Party

61 2 0
                                    

Mobil audi itu terpakir rapih bersanding dengan mobil lainnya yang takalah mewah. Pukul 9malam tepat berada dalam sekumpulan orang yang datang atas undangan, menikmati grand opening sebuah club.

Alvaro datang sendiri kali ini, tapi keempat temanya sudah datang lebih awal kesana berada didalam club itu. Menunjukan identitas juga undangan sebagai pembuktian bahwa dirinya terundang dalam perancanaan opening club ini agar dapat masuk, 2orang bodyguard terlihat berotot menenggakan rahang kerasnya mulai memeriksa keseluruhan Alvaro. Cukup beberapa menit merasakan Alvaro aman diperbolehkan masuk dan menemukan ke empat teman lainnya asik bergelut setia oleh minuman wine.

"sudah lama?" tanya Alvaro bergabung disebuah meja bar.

"setengah jam yang lalu," jawab salah satunya Gio.

Opening ini baru akan mulai sekitar pukul 10malam tepatnya. Walaupun harus menunggu tetap saja keramaian terus berlangsung tanpa henti menandakan semakin malam semakin ramai.

Suara derup lagu sana-sini dentuman keras terasa menggoda untuk menikmati malam gratis ini, dimana setiap orang bebas meminum sampai mabuk sekalipun tanpa bayar. Tapi tidak sedikit diacara yang nyatanya belum mulai ini sudah ada yang sempoyongan. Sungguh mereka terlalu bernafsu.

"itu Alfredo!" ucap Erza sedikit berteriak agar terdengar karena dentuman DJ yang menggema sangat besar.

Alvaro melihat arah tatapan Erza, terlihat kakaknya itu juga baru datang dan sedang mengobrol bersama dua laki-laki juga satu perempuan. Entahlah siapa mereka yang pasti hanya pembicaraan sapaan singkat yang mereka bicarakan.

"Alfredo!" panggil Erza cepat ketika didapati Alfredo berpisah dengan temanya itu.

Alfredo memicingkan matanya taklama karena mulai mengenali bahwa Erza yang memanggilnya juga Alvaro ada disini memutuskan untuk bergabung bersama.

"kalian mendapat undangan juga?" tanya Alfredo sambil bersalam sahabat seperti biasa kepada semua teman Alvaro yang juga otomatis menjadi temanya juga.

"tentu, kau sendiri?" kata Alvaro.

"mana gadis yang biasa kau bawa itu, Al?" kini Gio ikut bergelut pertanyaan.

"haha. Kalian ini, aku sedang malas dengan perempuan sekarang" jawabnya lalu meneguk segelas wine.

"maksudmu? Kau beralih pada pencinta laki-laki huh?" Ergo dengan polosnya bertanya, semua pandangan menatapnya berhambur tawa.

Ergo kebingungan mengapa pertanyaanya malah menjadi bahan tawa mereka?

"apa kalian masih mempertahankan teman seperdia ini eum? Sungguh tolol hahaha" Alfredo.

"dia memang kadang terlihat tolol seperti ini, Al. Tapi sungguh mungkin jika tidak ada dia kita tidak akan terlihat seseorang yang lebih pintar disini" timpal Yogi menambahkan.

Serentak semuanya tertawa lagi terkecuali Ergo karena masih kebingungan, hanya mengusap tengkuknya semakin memperlihatkan kekonyolan dirinya.

"Ah Al, tadi itu siapa?" tanya Alvaro, seketika Alfredo tahu maksud adiknya ini.

"tadi itu termasuk teman ku juga, yang mempunyai club ini. Mereka baik, ya keamanannyapun disini ketat karena siapapun termasuk musuhnya sendiri tetap diundang," jelasnya langsung diangguki semua.

"gadis tadi juga?" tanya Gio, mungkinkah dia tertarik menanyakannya.

"ah itu aku sudah lama tidak bertemu gadis manis itu, sudah tumbuh menjadi gadis cantik ternyata" gumam Alfredo tapi tetap terdengar.

"mantan kekasihmu?"

"haha bukan, dia adik dari salah satu temanku yang tadi." jelasnya, sekali lagi semua ber-oh.

Drama of lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang