Tatapan itu takpernah lengah diberikan Alvaro ketika dirasakan sebuah pandangan yang terus mengikuti kemana arahnya berjalan. Penguntit? Mengendap-endap dengan santainya.
Laju mobil yang dikendarainnya mengencang dalam waktu 130km/jam. Terus dinaikan sampai pada 2motor berhasil menghalangi jalan mobilnya.
"sial." umpat Alvaro pelan melepas seatbeltnya cepat.
Gadis disampingnya hanya diam terpaku tidak bergerak sepeninggal Alvaro menuju empat orang itu. Belum memasang kuda-kuda satu timpukan melayang bebas kearah perut yang tepat mengenai ulu hatinya, perih sedikit mual karena belum siap menghadapi serangan tadi.
Alvaro hendak menerjang orang-orang itu tapi gagal, kesempatannya untuk melayangkan balasan ke wajah salah satu dari keempatnya meleset begitu saja. Kedua kepalan tangannya sudah dicekal dibelakang membuat gerakannya sedikit takbebas, lelaki berwajah penuh bekas sayatan menyeringai disudut bibirnya. 2sisanya menunggu ancang-ancang untuk diberi keleluasaan menghajar Alvaro bila diperintah.
Bug! Satu pukulan lagi mengenai perut Alvaro, terasa makin nyeri tapi tetap untuk ditahan. Bug! Tambahan sudut bibirnya terasa sobek lebih perih lagi, orang itu ternyata memakai sarung tangan yang menonjolkan grigi tajam.
"apa mau kalian?" tanya Alvaro dingin.
Alvaro mencoba bertanya diatas penderitaannya yang asik ditertawai keempat orang tidak jelas ini. Cengkraman ditangannya semakin mengerat oleh pegangan kekar dibelakangnya itu. Diakuinya lengan berotot itu sangat lihat jika sudah menimpuk karena kekuatan penuh tapi sayang ada sebuah kecerobohan disana.
Ketika satu kali lagi timpukan akan melayang keperutnya Alvaro sedikit mengendurkan kepalan tangannya sendiri untuk memberontak, disaat itulah Alvaro memutar badannya dengan kaki yang bebas menendang perut lelaki dihadapannya. Takluput dari situ Alvaro juga menendang tulang kering yang mencengkram tangannya sampai terjatuh lalu kesempatan itu dipakainya untuk melumpuhkan saraf di bagian lehernya sampai pingsan.
Satu lawan beres. Tersisa 3 lagi. Satu lawan yang baru saja Alvaro tendang perutnya itu kini bangkit dengan penuh emosi. Lawannya menyerang dengan pukulan secara bertubi sesekali mengenai rahang bahahnya terkena pukul. Alvaro takmau kalah dipegangnya satu tangan lelaki yang berhasil ditangkis, memutar tangan itu lalu melekukan dan terdengar gertakan tulang. Mungkin hanya patah? Orang itu mengerang kesakitan.
Tersisa dua lagi secara perlahan. Sedikit melirik kedalam mobilnya Alvaro melihat kecemasan pada gadis yang dibawanya untuk mengantar pulang. Pandangannya kembali lagi kearah dua lelaki kuat tapi ternyata lemah itu, saat akan menghabisi keduanya langsung Alvaro merasa sesuatu memperingati dirinya.
"ALVA AWAS!"
Gadis itu berlari mendekatinya. Bodoh! Alvaro tahu dibelakangnya seseorang akan menimpuknya tapi tidak sadar membawa benda tajam pisau itu. Dan kini Arabell telak dihadapannya mencoba melindungi tapi dalam keadaan yang membawanya akan mati saat itu juga.
Terlambat.
Pisau itu hampir mengenai wajah mulus itu, tapi cepat tangkap Alvaro menarik dalam dekapan yang menggantikan lengannya sedikit tersayat pisau merobek kemeja yang dipakainya meneteskan darah segar. Kembali ditendangnya dengan satu kaki dan tangan mencekal kerah baju lelaki dihadapannya susah payah untuk memberi kelumpuhan karena tangannya yang satu sibuk mengamankan gadis ini dalam dekapannya.
Ketika dua orang lawan yang tadi melihat temannya sudah lumpuh mereka tergesa-gesa pergi-- kabur ketakutan ikut membawa temannya juga yang telah terkapar pergi.
Satu tarikan nafas lega keluar bersamaan dari Alvaro juga Arabell.
"k-kau baik-baik saja?" katanya gugup pada Alvaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama of life
General FictionCopyright © 2013 by andiinny Hak Cipta Terlindungi © 2013 oleh andiinny ------------------------------Alvaro. Lelaki yang memiliki kebrutalan sangat tinggi. Bukan hal biasa jika orang tuanya untuk bertindak selalu memindahkan kesekolah baru. Tapi ke...