Bagian Tiga

4.6K 248 0
                                    


"Oh sorry gue bukan tipe pendendam kaya si cabe gue ikhlasin semuanya buat cabe. Gue maklum juga kalau cabe emang gitu, jadi yaaa wajar kali yah lagian juga sekarang kan doi milik gue lagi" Jawab Aluna tidak mau kalah dan Anita terlihat sangat marah.

"Siapa yang Lo maksud cabe?" Tanya Anita dia sudah mulai terpancing emosinya

"Ya yang ngerasa aja." Jawab Aluna enteng

"Luna udah Luna." Kata Angrum khawatir

"Diem Rum manusia kek gini emang harus di giniin. Dia juga cegat Lo kan tadi pagi di koridor cuma buat ngingetin Lo gak usah kecentilan? dan sekarang gue tau kenapa tadi pagi muka Lo pucet. Lo takutkan sama kakak kelas cabe ini?" Kata Aluna nadanya mulai sedikit tinggi sampai membuat beberapa pasang mata melihat ke arah suara. Angrum langsung diam dan Adelia juga Lena kaget mendengar penyebab Angrum yang tadi pucet.

"Lo gak sopan banget yah sama kakak kelas." Kata Anita terlihat geram

"Ke kakak kelas kek gimana dulu yang harus sopan." Adelia angkat bicara setelah kesal mendengar Angrum yang tadi pagi di cegat.

Beberapa siswa mulai mendekat melihat kejadian itu. Sebagian siswa di sekolah itu tau bahwa Aluna dan Anita memang bermusuhan sejak satu tahun yang lalu gara-gara pacar Aluna yaitu Angga selingkuh dengan Anita. tapi semuanya itu tidak benar karena pada kenyataannya Angga hanya di jebak oleh Anita karena sebelumnya Angga adalah pacar Anita  lalu putus dan berpacaran dengan Aluna.

"Gak usah ikut campur!" Bentak Anita. Arfan hanya diam dengan telinga yang kembali tersumpal sejak tadi setelah kedatangan Aluna dan kembali membaca buku psikolog kesukaannya.

"Haha kenapa? takut kalau temen gue ikut campur? dasar cabe" kata Aluna

Dan "plakkk" satu tamparan mendarat di pipi Angrum. Tamparan itu sebenarnya untuk Aluna tapi Angrum yang maju akan melerai malah yang kena tamparan Anita. Arfan melihat kejadian itu dan langsung berdiri berhadapan dengan Anita.

"Lo gak usah kasar gitu.. kalau emang Lo mau adu mulut, adu mulut sampai mulut Lo berbusa gak usah main fisik." Kata Arfan dengan nada dingin nya tanpa expresi tapi mata birunya menatap dengan sorot mata yang tajam tanda kemarahannya dan langsung pergi.

"Urusan kita belum selesai" Kata Anita yang mukanya memerah dan pergi meninggalkan Angrum dan ke tiga sahabatnya. Semua yang tadi berkerumun melihat kejadian itu saling berbisik dan mulai bubar.

"Angrum Lo gak apa-apa kan?" Tanya Aluna sambil mengusapkan Es batu ke pipi yang memerah akibat tamparan keras tadi. "Maafin gue yah Rum" kata Aluna merasa bersalah

"Udah gue gak kenapa-napa ko, gak usah gitu."

"Lain kali gak usah ngeladenin orang kaya Anita lah Lun, Lo kan tau dia gimana dari dulu. Kalau masalah Lo Anita dan Angga itu kan udah satu tahun yang lalu, Angga udah jadi milik Lo lagi kan, gue jamin kalau Angga masih sekolah disini dia gak suka liat Lo kaya gini." Kata Alena nadanya memang marah

"Iya Len gue janji gak bakalan gitu lagi" kata Aluna pelan

"Yaudah-yaudah ko jadi pada gini si gue nya juga gak apa-apa kan."

"Iya udah aja Luna Lena, Angrum kan strong iya gak Rum?" Tanya Adelia dan Angrum mengangguk "tuh kan buktinya dia dicegat si cabe dia bilang gak kenapa-kenapa malah pucetnya gara-gara angin naik motor padahal gue tau dia turun dari mobil tadi pagi makanya gue nge-iyain aja Angrum ngelak dan akhirnya Aluna yang tau duluan penyebab kebohongan Lo" Kata Adelia

"Jangan di tutupin gitu deh Rum Lo cerita aja kita sahabat kan?." Kata Alena

"Iya yaudah iya iya maaf. Gak ada maksud buat nyembunyiin itu dari kalian." Kata Angrum pelan

SkenArio [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang