Bagian Satu

14.8K 434 12
                                    

"4 bakso, 4 jus jeruk, 8 kerupuk, 3 bakwan dan entah berapa tusuk gigi. Guys apalagi dong?" Tanya Aluna. Di depannya ibu kantin sedang sibuk menjumlahkan angka dari jumlah makanan yang di makan 4 manusia gembul.

"Tisu" jawab Adelia

"Gak perlu di bayar itu mah anjirrr. Berarti udah yah. Udah Bu segitu" kata Aluna

"75 ribu" jawab Bu kantin

"What? Ko mahal banget si Bu."

"Lo kebiasaan banget si. Ya Lo sadar diri, Lo liat nih bekasnya banyak gini juga" celoteh Adelia

"Bayar aja si Luna ribet banget" kata Alena

"Awas Lo kalo gak pada bayar ke gue" katanya sambil mengeluarkan uang seratus ribu selembar dari saku bajunya.

"Ini kembaliannya" kata Bu kantin dan pergi.

"Ko berasa banyak banget si. Perasaan aku cuma makan bakso, jus jeruk sama 1 kerupuk aja deh" kata Angrum yang sedari tadi hanya tersenyum sambil memperhatikan teman2nya ribut soal pembayaran.

"Gak usah aneh Rum, Aluna tuh jago banget kalo soal makan, kuah bakso aja masih pake bakwan, kalo di rumah dia pake nasi" kata Adelia

"Heh kata siapa? So tau. Lagian yah Rum bukan cuma gue dia juga sama aja. Lo kan yang makan kerupuk sebanyak itu. Gue cuma makan 1 Alena sama Angrum juga sisanya elo" kata Aluna tidak mau kalah.

"Ya mending gue kerupuk, kerupuk kandungan karbohidrat nya gak sebanyak bakwan"

"Sama aja yah gak usah ngeles" lanjut Aluna

"Haduuuuhhh udah dong, kenapa si selalu berantem. Gak lagi belajar, main, makan semuanya selalu debat" lerai Alena

Aluna dan Alena itu memang kembar tapi tidak identik. Bukan cuma di wajah tapi juga di sikap dan perilakunya bahkan dalam hal kualitas otaknya pun berbeda.

Aluna lebih keras kepala dan nyablak dan tidak sepintar Alena sedangkan Alena lebih banyak diam dan anggun juga pintar. Alena juga punya peranan penting dalam hal melerai jika Aluna dan Adelia bertengkar. Karena memang keduanya sudah seperti kucing dan anjing selalu berdebat di setiap kesempatan dan hanya Alena yang bisa melerai keduanya.

"Adelia tuh" kata Aluna

"Heh apaan biasanya juga Elo yang selalu bikin gue pengen ngomong" kata Adelia

Sikap Adelia memang tidak ada bedanya dengan Aluna sama-sama keras kepala. Bedanya hanya Aluna kuat di omongan dan berfikir realistis sedangkan Adelia lebih kepada tindakan. Menurut Adelia kalo Lo di pukul harus di pukul balik.

"Udah udah ini malah berlanjut. Mending ke kelas yuk" ajak Angrum

"Iya ayo" kata Alena

Angrum dan Alena memang sedikit mirip. Mereka cenderung seperti pendiam tapi aslinya tidak masing-masing punya ciri khas namun dalam kesehariannya keduanya memiliki sikap santai dan hanya bereaksi pada hal-hal tertentu dan dalam situasi-situasi tertentu.

"Bentar bentar, ada Arfan ada Arfan" seru Aluna dan Adelia juga Alena acuh namun Angrum tidak dia penasaran kenapa Aluna sampai antusias seperti itu. siapa Arfan.

"Gak usah lebay. Kek baru liat aja. Udah 2 tahun kali kita liat tu orang. Gue si bosen yah" timpal Adelia yang sibuk dengan handphonenya.

"Gue si gak pernah bosen kalo liat yang modelnya kek gitu. Ganteng banget" kata Aluna lagi dan Adelia hanya memutar bola matanya merasa jengah karena sahabatnya selalu seperti itu.

"Beb" sapa satu orang laki-laki lain yang berjalan bersama laki-laki bernama Arfan kepada Alena.

"Hai" kata Alena dan Alfin pergi. Langkah kedua laki-laki yang baru saja lewat sudah pergi ke arah rak minum begitu juga mata Aluna yang terus ikut pergi kemana Arfan pergi.

SkenArio [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang