1 month ago..
Cakra berjalan masuk ke dalam ruang kamar Rachel, terlihat seluruh penjuru kamar bernuansa ungu, mudah ketara bahwa Rachel sangat menyukai warna ungu dan segala tokoh kartun berwarna ungu bahkan ia menyukai teletubies hanya pada karakter Tingky Wingky saja tak luput karakter Barney menjadi favorit nya.
Cakra beranjak menaiki tempat tidur Rachel yang terdapat anak itu sedang tertidur pulas dengan terselimuti selimut seluruh tubuh nya hingga menutupi kepala nya. "Hi putri papa.. Lets wake up" kata ku sembari membangunkan Rachel yang sedang tertidur.
Sedikit kepala nya mulai muncul dari balik selimut, dan mata nya masih sangat sipit terlihat ia masih mengantuk. "What time is it pa?" tanya Rachel dengan nada polos anak kecil yang masih mengantuk.
"06:15 sayang.. Ingat kamu hari ini mau mendaftar sekolah bukan?" kata ku kembali sembari ku buka selimut nya dan menggendong nya menuju kamar mandi.
"Besok aja ya pa.. Rachel masih ngantuk"
"No reason sayang.."
"10 menit lagi deh.." tawar Rachel dengan suara memelas.
Sedikit ku cubit pipi tembem nya layak nya bakpao yang siapapun melihat nya ingin mencubit gemas. "Kamu yaa.. Mbok Anah sudah siapin pakaian yang bakal kamu pakai, papa tunggu di ruang makan ya"
"Hhhmm.. Iyaa-iyaa pa" dengan terpaksa anak itu melepas piyama nya dan berjalan menuju kamar mandi. Aku hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah lucu Rachel setiap hari dan bergegas pergi menuju ruang makan.
10 menit berlalu, Rachel terlihat keluar dari kamar nya dengan pakaian yang sudah rapi. Dan Mbok Anah menggandeng nya menuju ruang makan.
"Hi Sayang.. Sudah siap?" tanya ku yang kini Rachel sudah duduk di hadapan ku dan memakan sarapan nya.
Dengan lahap Rachel menghabiskan sarapan nya dan beranjak dari tempat duduk nya "Ayok Pa! Rachel sudah siap sekarang".
Aku berdiri dari tempat duduk ku setelah menghabiskan sarapan dan langsung menggandeng tangan Rachel menuju mobil yang sudah di siapkan Pak Joyo.
"Pak Joyo biar saya yang mengantar Rachel ke sekolah, Pak Joyo jaga rumah sama Mbok Anah ya" kata ku sambil memasuki mobil dan Rachel sudah siap di tempat nya.
Saat di tengah perjalanan, ayah sempat menelpon ku jika ia ingin bertemu sehabis pulang dari mengantar Rachel mendaftar sekolah. Tidak biasa nya ayah ingin bertemu dengan ku di luar, biasa nya ia pasti ingin bertemu di rumah nya.
Sesampai nya di sekolah aku langsung menuju tempat pendaftaran, dan membiarkan Rachel berkeliling sebentar supaya lebih mudah beradaptasi dan masih dalam jarak pantauan ku. Sekolah ini sangat banyak peminat nya, terlihat dari ramai nya orang tua yang mendaftarkan anak-anak nya, padahal masih pukul 7 pagi, tapi antrian loket pendaftaran nya cukup panjang.
Butuh waktu 20 menit untuk mengantri dan menyelesaikan pendaftaran dan biaya administrasi, selanjut nya adalah sesi pembagian kelas dan pembagian seragam. Tidak heran sekolah ini banyak peminat nya, respon dan kinerja para pegawai nya sangat cepat, sekolah pada umumnya biasa nya perlu waktu 1 minggu lagi untuk pembagian kelas dan seragam, untung nya hari ini aku tidak ada kegiatan apapun dan dapat mempunyai waktu luang bersama Rachel.
"Rachel Airis Moerana Septyano" suara seorang guru terdengar memanggil nama Rachel tidak lama setelah 14 nama murid lain nya di sebut.
"Sayang.. Nama mu di panggil, ayo ke sana" kata ku sambil menggandeng tangan nya menuju ruang kelas nya.
"Papa.. Rachel malu.." kata anak itu enggan melepas genggaman ku yang sedang berdiri tepat di depan pintu kelas melihat ke arah dalam.
Aku menunduk dan berkata "Sampai kapan Tingky Wingky gak ada teman nya? Apa Rachel mau dia sendirian? Kalo enggak mau, Rachel harus nyari teman-teman nya di sana, jadi jangan malu ya.."
Tapi anak itu tetap mengenggam tangan ku makin erat, padahal teman-teman nya sudah terlihat mendapat kan kursi nya masing-masing. Dan sesaat seorang wanita datang karna melihat Rachel yang malu untuk masuk dan hanya berdiri melihat keadaan di dalam kelas. Langsung aku berpikir bahwa dia adalah seorang guru pengajar di sana, walaupun usia nya tidak terlihat tua seperti guru-guru yang lain.
Wanita itu langsung berkata pada Rachel "Hi cantik.. Kok belum masuk? Ada apa?"
Rachel hanya menggelengkan kepala, dan aku hanya bisa melihat nya.
"Oh iya, ibu Guru tau.. Kamu pasti malu ya? Lihat ke sana" sambil menunjuk ke dalam ruang kelas "mereka semua teman-teman kamu yang baru, bener kata papa mu, teletubies kan bukan Tingky Wingky doank.."
Aku sempat terkejut, ternyata dia sempat mendengar apa yang ku katakan pada Rachel. "Iya sayang, kan kemarin kamu bilang kalau sudah gak sabar ketemu teman-teman baru" sahut ku, tapi Rachel tetap terlihat malu untuk masuk ke dalam kelas.
"Siapa nama mu?" wanita itu bertanya kepada Rachel.
Dengan polos anak itu menjawab "Rachel.."
"Ok kalau gitu, Rachel sekarang sudah punya teman baru, ibu guru akan menjadi teman pertama Rachel, jadi ayo masuk sama ibu ke dalam.."
"Tapi kan kalo mau berteman harus kenalan dulu, ibu guru sudah tau nama Rachel, tapi Rachel belum tau nama ibu.." aku sempat tersenyum mendengar kata polos anak itu betapa lucu nya setiap kata yang keluar dari mulut nya.
"Oh iya hahaha.. Ok kenalin nama ibu, Meira. Rachel bisa panggil Ibu Meira ya.." kata wanita itu sambil menjabat tangan Rachel.
Rachel terlihat tersenyum dan mulai melepas genggaman tangan nya dari tangan ku, dan wanita itu menuntun Rachel masuk ke kelas. Terlihat aura wanita itu sangat di sukai oleh anak-anak, bahkan Rachel yang susah untuk berteman dengan gampang di bujuk oleh nya.
Setelah semua urusan sekolah selesai, aku langsung pergi menuju cafe Giant Sith tempat janjian bertemu dengan ayah ku. Selama di perjalanan, Rachel selalu bercerita mengenai 2 teman baru nya yang bernama Josaphat, dan Savira. Rachel terlihat begitu senang dengan teman-teman baru nya dan cukup mudah bagi dia untuk bersosialisasi karna berkat bantuan guru nya yang bernama Meira tadi. Dan tidak sedikit dia menyebut nama Meira sebagai salah satu guru sekaligus teman Favorit nya. "Jo suka warna hijau pa, dia aku mau beliin boneka Dipsy boleh? Tapi Savira suka warna pink, Teletubies kan gak yang warna nya pink.." kata polos anak itu.
"Boleh donk sayang, nanti kita beliin Savira boneka lain aja ya, gak harus sama-sama Teletubies kan.."
"Sama ibu guru Meira, dia kata nya suka warna kuning, Rachel mau beliin Ibu Meira boneka La-La Pa! Dan buat Papa Rachel beliin boneka Po ya!"
"Hahaha.. Kok Papa juga di beliin?"
"Iya biar kita jadi keluarga Teletubies!"
Sedikit getir mendengar ucapan Rachel mengingat dia tidak memiliki keluarga yang sempurna layak nya anak-anak lain, dia mungkin tidak menyadari apa yang dia katakan tadi, tapi cukup buat aku tersenyum sedih menjawab pernyataan nya. "Iya sayang.. Kita beliin nanti ya.."
Balas Rachel dengan senyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Before You
RomanceMenatap langit malam di tempat terbuka sudah menjadi hal wajib yang aku lakukan di kala keadaan seperti ini, entah kenapa hampa nya langit dan menderu nya suara ombak laut surut mampu membuat pikiran ku tenang sejenak, seolah olah semua beban pikira...