Bab 1 : Hanya saya, Cakra Abiyuda Septyano

50 5 4
                                    


"Non Rachel sudah siap Tuan." kata Mbok Anah memberitahu ku bahwa Rachel sudah siap berangkat sekolah. Mbok Anah adalah asisten rumah tangga ku satu-satu nya sejak Rachel berumur 2 tahun.

Bergegas aku turun dari lantai dua dengan setelan formal lengkap bernuansa hitam karna akan ada rapat yang diadakan 1 jam lagi di kantor ku. "Bekal nya sudah siap Mbok?"

"Sudah saya siapkan di tas Non Rachel Tuan, dan ini tas anda." kembali berkata Mbok Anah sembari memberi kan tas ku.
"Itu dia Non Rachel Tuan.." sambil menunjuk arah Rachel keluar dengan pakaian seragam merah putih nya lengkap dengan tas Barney ungu nya.

Aku berjalan ke arah Rachel dan menggendong nya erat "Hy putri cantik Papa! Sudah siap sekolah?"

"Siap Pa! Rachel sudah tidak sabar ketemu teman-teman baru di sekolah!" jawab anak itu semangat.

Kali ini tangan ku sibuk menggendong Rachel yang akan berangkat sekolah untuk pertama kalinya, dan menyuruh Mbok Anah membawakan tas ku ke mobil. Dan aku menuju ke mobil satu nya yang sudah di siapkan oleh Pak Joyo, supir yang akan mengantar Rachel ke sekolah hari ini.

"Pak Joyo bisa minta tolong bukakan pintu nya?"

"Siap Tuan" Pak Joyo keluar dari kursi pengemudi dan memutari mobil untuk membukakan pintu dan Rachel beranjak masuk ke mobil itu.

"Pak Joyo, jangan tinggalin Rachel kalau dia belum benar-benar masuk kelas ya"

"Siap Tuan" kali ini mereka berdua sudah berada di dalam mobil.

Rachel menurunkan jendela mobil dan berkata "Papa hari ini gak nganterin Rachel sekolah? Kan ini hari pertama Rachel sekolah Pa.." terlihat wajah cemberut anak itu sangat mirip dengan ibu nya, pikir Cakra.

"Papa hari ini ada rapat bersama teman-teman papa sayang.." Cakra mengenggam tangan Rachel yang sangat mungil itu.
"Tapi besok papa janji deh buat nganterin tuan putri papa tersayang berangkat sekolah!" sambung Cakra berusaha membuat anak itu kembali bersemangat.

"Janji pa?" suara nya mulai terdengar bersemangat kembali. Genggaman Cakra mulai di lepas nya dan mengaitkan jari kelingking nya dengan jari kelingking ayah nya itu.

"Janji sayang.. Kalau Pak Joyo ngebut-ngebut cubit aja perut nya yang buncit itu ya"

Senyum nya tersirat bersamaan lambaian tangan nya yang keluar dari jendela pintu mobil dan kian menjauh mengikuti kepergian nya meninggalkan perkarangan rumah.

Pukul 06:45, masih ada sisa waktu 45 menit lagi sebelum rapat di mulai, aku menyempatkan untuk sarapan dulu sebelum berangkat ke kantor.

Selama perjalanan menuju kantor, aku mulai menyadari bahwa saat ini aku mulai tidak memiliki banyak waktu bersama dengan Rachel karena pergantian posisi ayah ku yang di berikan padaku menjadi kepala direktur utama akan memakan waktu yang cukup lama untuk mempelajari struktur perusahaan dari bawah, dan juga dengan posisi ku sebagai direktur utama tanggung jawab dan waktu yang di berikan pasti sangat banyak.

Apa sekarang waktu yang tepat untuk mencari pengganti Cassandra mengisi posisi seorang ibu bagi Rachel? sebenarnya pemikiran itu sudah lama ada di otak ku, hanya saja kebanyakan wanita hanya menginginkan harta ku dan sangat susah untuk memberikan tanggung jawab menjadi seorang ibu untuk Rachel. Aku juga enggak boleh gegabah untuk hal ini, Rachel pun belun tentu setuju dengan hal ini, karena dia tidak pernah tau bagaimana sosok seorang ibu selayaknya.

Sesampai nya di kantor, masih tersisa 5 menit lagi untuk rapat hari ini, dan sekretaris ayah ku yang sekarang otomatis menjadi sekretaris ku sudah menunggu kedatangan ku di lobby. "Selamat pagi Pak Cakra, semua dewan sudah menunggu anda di ruang rapat saat ini"

"Ohh iya, di lantai berapa?" tanya ku.

"Di lantai 15 pak, mari saya antar" sekarang wanita itu berada di depan ku menuju lift, dan aku mengikuti nya dari belakang.

Selama di lift, dia memberi ku berkas-berkas file tentang pertumbuhan perusahaan selama 1 tahun terakhir dengan sistem yang lama. Rapat hari ini akan membahas tentang pembaruan sistem yang akan di lakukan oleh 2 perusahaan sekaligus untuk bisa tetap bekerja sama dan meningkatkan omzet masing-masing perusahaan, dan ini adalah rapat pertama ku sebagai direktur utama perusahaan yang menurut ku lumayan besar untuk seseorang yang baru lulus S2 Ekonomi.

"Silahkan Pak, itu ruangan nya" wanita itu menunjuk ruangan yang berada pada ujung koridor setelah keluar dari lift.

Aku mulai berjalan menuju ruangan itu dan membuka pintu yang terbuat dari kaca tersebut dan melihat pemandangan ruangan yang sangat besar dan di hiasi orang-orang yang usia nya terpaut jauh dengan ku dan berseragam sangat formal sedang duduk rapi, seperti nya mereka sedang menunggu kedatangan ku karna hanya ada 1 kursi kosong di sana yang pasti kursi ku.

"Silahkan Pak Cakra duduk di sebelah sana" kata Pak Bowo. Hanya dia seorang yang ku kenali berdiri dari tempat duduk nya dan menuntun ku ke tempat duduk ku. Hanya dia yang ku kenal karna ayah ku mempercayakan Pak Bowo untuk mengajari ku tentang perusahaan ini.

"Selamat pagi semua nya, sebelum nya saya akan memperkenalkan diri saya dahulu. Saya Cakra Abiyuda Septyano, saya di sini akan menggantikan posisi ayah saya Rafarel Citra Septyano sebagai direktur utama perusahaan ini, saya harap kerja sama antar kalian semua berjalan lancar dan saling percaya, sekian terimakasih.." ada 10 orang di ruangan itu termasuk aku, dan untung nya mereka semua memperhatikan ku.

"Jadi anda Pak Cakra anak dari Pak Citra? Apakah pria seperti anda mampu menjalankan perusahaan yang besar ini? Terlepas dari status anda sebagai anak dari Pak Citra, saya masih sangat ragu" tanya seseorang yang terlihat dari wajah nya yang sudah berumur kisaran 45 tahun. Di lihat dari suara nya dia seperti pemeran antagonis di sinetron.

Lalu Pak Bowo berkata "Anda tidak seharus nya berkata seperti itu Pak Tjokro, bagaimanapun dia, kita harus percaya bahwa dia akan mampu menjalankan perusahaan ini dengan lancar"

"Tidak apa-apa Pak Bowo, mereka semua bebas berpendapat di sini termasuk Pak Tjokro, tapi saya memang tidak mampu untuk menjalankan perusahaan ini dengan lancar Pak Tjokro, saya memang masih terbilang muda untuk menjalankan perusahaan ini, tapi dengan bantuan dan kepercayaan kalian semua, saya berjanji akan membuat segala nya menjadi lebih baik dari sebelum nya, jadi beri saya kepercayaan kalian, karna hanya saya yang bisa mengisi posisi ini. Terima kasih"

Terlihat semua yang ada di sana mulai melihat kagum diriku dengan kata-kata pertama yang ku keluarkan pada saat rapat pertama ku. "Jadi bisa kita mulai rapat nya hari ini?"

Time Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang