Ashaki terlihat sedang melamun di dalam kelas, entah apa yang sedang ia lamunkan. Sepertinya ia sedang melamunkan kejadian kemarin malam saat bersama Jimin. Karena, kejadian di bioskop itu masih terngiang jelas dalam ingatannya.
Sesekali Ashaki terlihat sedang senyum-senyum sendiri, dan tertawa sendiri. Mungkin saat ini bisa di bilang ia terlihat seperti orang gila, orang gila yang lagi terkena virus asmara. Untungnya di dalam kelas tak ada orang satupun, hanya ada Ashaki seorang sendiri.
Flashback On
Di sepanjang koridor Mall saat ingin kearah bioskop, Jimin selalu memegangi tangannya Ashaki, mungkin lebih tepatnya pergelangan tangannya. Ashaki pun tak bisa berontak ataupun menolak. Karena, Jimin menggenggam pergelangan tangannya sangat erat. Ia hanya bisa pasrah dan mengikuti arah Jimin melangkah. Ashaki sudah seperti anak kucing yang sedang membuntuti induknya.
Langkah kaki mereka sangat cepat, mereka harus buru-buru berjalan, karena filmnya akan segera dimulai. Sebelumnya Jimin sudah membeli tiket untuk mereka berdua.
Sesampainya di bioskop, mereka langsung menuju ke salah satu studio, Jimin memberikan 2 tiket yang ia pegang kepada penjaga studio. Setelah tiketnya disobek bagian pinggirannya, mereka segera masuk kedalam studio.
Suasana di dalam studio sangat gelap, ini membuat mereka jadi susah mencari nomor bangku. Ashaki pun berinisiatif untuk menyalakan senter ponselnya. Setelah mereka mencari-cari, akhirnya ketemu juga. Mereka duduk di bangku nomor J12 dan J13. Posisi bangkunya sangat pas, tidak terlalu depan dan belakang.
Bersyukurlah film baru saja dimulai. Saat layar menampilkan judul dari film tersebut, Ashaki terkejut. Karena ia benar-benar tidak menyangka mereka akan menonton film ini. Karena, sebelumnya Jimin tidak memberitahukan film apa yang akan mereka tonton. Setiap ditanya Jimin hanya bilang lihat saja nanti. Ashaki benar-benar tidak menyangka Jimin menyanggupi tantangannya, ia pikir Jimin hanya bergurau saja. Ia pun langsung memastikan ini kepada Jimin.
"Jimin," bisiknya. Jimin menengok kearah wanita yang duduk di sebelahnya. "Lo serius mau nonton ini?" Tanya Ashaki pelan.
"Iya, kan lo sendiri yang minta bukti," jawab Jimin.
"Gue gak seriusan kali. Kalau lo gak berani gak usah di paksain. Gue gak mau nanti lo ngompol disini," ujar Ashaki seraya meledek Jimin.
"Selow gue berani kok, gue bakal buktiin kalau gue bukan pengecut," ujar Jimin dengan kepercayaan dirinya.
Jimin mengambil posisi duduk yang nyaman. Sebenarnya Jimin gak merasa nyaman. Karena, ia duduk paling pojok, dan sebelahnya ada celah kosong. Itu membuat dirinya menjadi berimajinasi sesuatu yang menakutkan.
Film pun terus memutar adegan demi adegan. Awal film masih belum terlalu seru dan menakutkan, disitu Jimin masih bersikap santai. Tapi, ketika masuk ke pertengahan film, Jimin mulai gusar, ia mencoba merapat mendekati Ashaki.
Ashaki yang memperhatikan tingkah Jimin pun hanya menggeleng-geleng kepala saja.
"Mau tukeran tempat duduk gak?" tanya Ashaki yang peka terhadap kegusaran Jimin.
"Gak usah, gue berani kok," tolak Jimin.
"Yakin?" Tanya Ashaki untuk meyakinkan. Jimin hanya mengangguk saja., dan Ashaki pun kembali menonton.
Setiap ada adegan yang mengagetkan atau menyeramkan pasti Jimin selalu berteriak, dan menutup matanya. Jimin tak bisa membohongi rasa takutnya. Meskipun ia mencoba untuk berani, tetap saja jika ada hantu yang muncul di layar pasti ia akan teriak. Ashaki hanya terkekeh kecil setiap melihat tingkah lucunya Jimin saat dia sedang ketakutan.
YOU ARE READING
DREAM OF YOU
Fanfiction(Slow update) Impian terindah yang pernah ku miliki adalah kamu :) Bangtan Fanfiction😊 Rating (PG-15) Genre: Romance, friendship Tokoh wanitanya : OC (Other Character) Tokoh bangtanya : OOC (Out of Character)