21. ʀᴇᴠᴇɴɢᴇ

1.7K 309 71
                                    

"Kirim sepuluh orang anggota tambahan sekarang juga!"

Samar-samar Kim Taehyung mendengar Dohwan berseru lantang usai menerima panggilan dari kepala pimpinan. Pun, kesepuluh anggota yang dimaksud lekas berlari tunggang-langgang menuju lahan parkir sebelum akhirnya melesat ke TKP. Lelaki Kim itu mengendikkan bahu cuai, kembali fokus menyeduh kopi instan guna mengusir rasa kantuk yang gelayuti kedua mata. Taehyung sebenarnya tahu (sebab dia sendiri yang menerima laporan tersebut), tetapi dia berpura-pura tidak tahu-menahu.

Ada kasus pembunuhan yang terjadi di daerah Yongsan-gu, tepatnya di sebuah gudang bekas penyimpanan besi dan baja. Namun, daripada memikirkan hal tersebut, kiranya Taehyung lebih memilih untuk mengkhawatirkan sang kekasih yang tak kunjung memberikan kabar sejak kemarin lusa. Entah kemana perginya Hyerin. Wanita itu seakan lenyap ditelan perut bumi.

Sembari mengaduk kopi hitam yang menguarkan aroma getir, Taehyung coba mendial nomor Hyerin. Sayangnya, sekuat dan sekeras apa pun ia berusaha, tetap saja hasilnya sama. Ponsel Hyerin tidak dapat dihubungi. Pun, Taehyung dibuat cemas setengah mati. Pikirannya tidak lagi fokus yang semerta-merta buat percikan air mengenai punggung tangannya. Hei, Taehyung cemas begini tentu ada alasan. Ia teringat akan konversasi singkat yang terjalin usai makan siang di sebuah restoran Itali. Hyerin berkata, sedikit menyeringai yang Taehyung sendiri tidak ketahui maknanya, "Untuk sementara, tolong jangan hubungi aku dulu, ya. Aku sedang ada urusan. Kuharap kau bisa mengerti, Tae."

Untuk sesaat, Taehyung terdiam. Keningnya mengernyit hingga timbulkan lipatan samar, tetapi sedetik kemudian lekas mengangguk paham. "Iya, Sayang. Tapi setidaknya beri aku pesan sehari sekali, ya. Dengan begitu aku tidak akan mengkhawatirkanmu secara berlebihan."

Hari pertama, kedua, dan ketiga berjalan lancar. Hyerin mengiriminya pesan sesuai perjanjian awal. Namun, ketika hari keempat dan kelima berlangsung, Taehyung tidak lagi mendapatkannya. Berbagai praduga berkelindan di dalam kepala, salah satunya mengenai Hyerin yang meninggalkannya demi mengejar laki-laki lain.

Taehyung menyugai surai legamnya ke belakang, menepis bulir keringat yang berjatuhan menuruni pelipis. Sofa tunggal di dekat dispenser menjadi sasaran bokong padatnya untuk mendarat. Taehyung menyesap likuid pekat yang dibuatnya penuh khidmat, membiarkan getir menyelinap melalui celah labium sebelum mengalir ke kerongkongan. Pikirannya tengah melayang di awang-awang, tinggalkan raga kosong tanpa jiwa.

Sebenarnya urusan macam apa yang Hyerin maksud? Apakah itu tentang cara mengundurkan diri dari rumah sakit yang katanya sudah seperti bangunan terkutuk? Atau malah tentang cara membuat payudara dan bongkahan pantatnya semakin besar? Oh, astaga. Demi Dewa Neptunus yang kerap disebut dalam serial kartun spongebob, Taehyung benar-benar tidak tahu. Dia mengacak surainya asal, frustasi. Bodoh. Kelewat bodoh malah. Harusnya Taehyung tidak langsung setuju. Harusnya dia melempar satu atau dua pertanyaan untuk tutupi cemas di hati.

Dengan kepala yang dirundung oleh banyak tanya, Taehyung keluar dari dapur. Tungkainya yang berbalut celana bahan hitam mengayun pelan, melewati beberapa rekan sembari mengulas senyum tipis. Lantas, entah karena sentuhan sihir atau tarikan magnet bumi, Taehyung mendadak memaku tapak kakinya di depan televisi. Sebuah siaran langsung dengan tajuk pembunuhan sadis terpampang di layar.

Seorang perempuan ditemukan tewas di daerah Yongsan-gu, tepatnya di sebuah gudang penyimpanan besi dan baja. Berdasarkan hasil identifikasi sementara oleh pihak kepolisian Seoul, perempuan tersebut merupakan korban dari tindak pembunuhan sadis yang terjadi dua hari silam.

Bagian kepala korban terlepas dari tubuh. Wajahnya penuh luka sayatan dan cakaran. Ironinya, kedua bilah bibir korban tercabik oleh lima buah steples berkarat. Entah motif apa yang ada di balik kasus pembunuhan ini. Untuk sementara, kepolisian akan terus melanjutkan investigasi dengan mayat korban yang dikirim ke salah satu rumah sakit untuk autopsi.

Enigma, The Shadow [Re-write] | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang