Chapter 11 : Berubah haluan

1.2K 218 64
                                    

“Paman terlalu banyak berpikir, istirahatlah. Serahkan pada Chanyeol hyung.”

“Ayah, cepatlah sembuh. Kami membutuhkanmu.”

"Sayang, aku tidak tahu harus bagaimana. Tapi percayalah pada anak-anak kita, kau akan baik-baik saja. Jangan pikirkan hal berat."

Junsu memeluk erat Yoochun, ia tak menyangka jika suaminya akan mengalami serangan jantung mendadak karena informasi yang entah apa Hyunjoong katakan.

Yoochun terdiam, di ruangannya kini sudah banyak orang. Baik itu Jihoon, Chanyeol, Baekhyun dan Junsu. Mereka semua berusaha berunding untuk menghabisi Min Yoongi.

Ia sedikit tak percaya karena Jihoon memilih untuk membunuh Yoongi yang notabenenya adalah kakaknya.

“Aku minta maaf ayah, tapi nanti malam kami harus menemui Tuan Hiwatari untuk merebut hak Yoongi dari perusahaan.”

Yoochun mengangguk, ia akan baik-baik saja sendiri di sini. Tidak apa, mengingat bagaimana keamanan rumah sakit yang dijaga dengan ketat.

Sedikit banyak ia menghawatirkan kondisi anaknya, Jimin. Ia telah diperdaya oleh Jisoo yang kini berbalik mendukung Chanyeol setelah Junsu meyakinkan dirinya bahwa Jisoo adalah wanita yang pantas untuk Jimin. Setidaknya garis keluarga Park tidak akan terputus.

Namun, ia tidak bisa menghabisi keduanya. Yoochun mengerti Yoongi terlampau baik padanya ketika perusahaannya dalam ambang kehancuran. Korupsi yang dilakukan Jiho tidak main-main, dan Yoongi yang jelas tidak andal dalam bidang bisnis itu berhasil menaikkan kembali sahamnya hanya dalam hitungan hari.

Bukan karena harta,

Tapi ia salut akan usaha Yoongi yang tidak main-main.

*

*

*

BLOOD SWEAT AND TEARS

Author : Anomalee22

Genre :
Hurt/Comfort, Angst, Romance, etc.

Cast :
Min Yoongi, Park Jimin, Park Yoochun, Park Chanyeol, Byun Baekhyun, Kim Junsu(GS!), Lee(Min) Jihoon, Kim Jisoo, Kim(Min) Jongdae, Shim Changmin, and OC.

Warning :
TYPOS(S), YAOI, BOYxBOY, etc.

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

Malam menyambut, aku berjalan dengan perlahan dan tenang ke arah ruang rawat Yoochun. Tanganku masuk ke dalam saku mantel milik Jimin, kami berdua dalam perjalanan pulang setelah memakan ramen di luar. Hitung-hitung kencan kata Jongdae.

Dan kembali aku menyerah karena rengekan Jimin yang ingin bertemu ayah brengseknya yang ku benci hingga ke akarnya.

Hyung, nanti ke ruangan ayah ya?”

“Habiskan makananmu setelah ini kita tidur. Tidak ada tamasya.”

“Tapi Jimin kan rindu pada ayah.”

“Dia bukan ayahmu jika kau lupa Jim.”

Jimin hanya diam, aku tahu bagaimana perasaannya tapi aku tidak bisa membiarkannya masuk ke dalam perangkap Yoochun. Setidaknya belum saat ini.

Blood Sweat and Tears [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang