Ini sudah waktunya jam pulang sekolah, tapi reny masih terdiam dikelasnya. Mebolak balik beberapa berkas tentang planing osis taun ini. Dia harus banyak mempelajarinya.
Reny melirik arah jam tanggan nya. Setengah 4 dia terblablak kaget, dia sudah ada janji dengan seseorang. Reny segerah memasukan berkas itu ke tasnya lalu berjalan cepat menuju luar sekolah. Tapi saat keluar kelas, risky ada di hadapan nya. Dengan cepat risky mendorok reny, memojokan nya ke arah tembok.
"Sebenernya gue ga suka kasar sama cewe, tapi lo yang minta ini. Lo berutung karna gue termaksut orang yang pemilih buat melakukan ini. Tapi lo sangat cantik dan gue suka" risky mulai mendekatkan bibirnya ke bibir reny. Reny membalas nya pelan ciuman itu lalu melepaskan ciuman itu. Dia tersenyum, mengacak rambut riski.
"Dua batang rokok lo gue balikin" katanya dengan selang senyuman manisnya. Riski terdiam binggung dengan sikap reny yang mau membalas ciuman nya dan memberikan nya rokok padahal awalnya dia mengira kalau dia akan marah sedangkan reny hanya tersenyum miring sebari melangkah keluar "target awal" katanya dalam hati.
****
"Hallo reny" kata seorang dibalik pintu saat reny membuka pintu ruangan itu, sangat berantakan.
"Bagaimana kamu bisa masuk? Aku baru menganti pasword apartemenku" katanya lagi.
"Berjuta kalipun kaka ganti aku tetep tau, sebelumnya paswordnya 1 sampai 4 dan sekarang 4 sampai 1. Siapapun bisa menebak itu"
"Ah, itupun kadang aku suka lupa"
Reny tersenyum.
"Hey apa yang kau bawa?"
"Cupcake bronis coklat"
Reny memberikan cupcake itu, aldy tersenyum lebar, reny juga. Dia selalu suka saat seperti ini, setidaknya hanya kedekatanya dengan kakanya lah yang membuat dia tetap merasa punya keluarga.
"Kaka ingat waktu ayah membelikan kita 2 cupcake, tapi dengan rasa yang berbeda. Stroberi dan coklat, kita rebutan terhadap rasa coklat cupcake itu karna kita sama-sama ga suka rasa stroberi"
"Iya, dan saat itu aku harus mengalah padamu"
"Tidak bodoh, kita berebut sampai cupcake itu jatuh. Dan kakak baru memberikan nya kepadaku saat sudah jatuh. Tapi siapa yang mau makan"
"Haha lalu kita berdua sama-sama ngambek, dan ayah terpaksa membelikan nya lagi. Padahal saat itu sudah hampir tengah malam"
Reny tertawa kecil, aldy juga. Tawa kaku yang sangat dipaksakan.
"Aku rindu" kata reny diselang tawanya. Aldy hanya tersenyum kecut.
"Jangan terlalu dipikirkan, itu hanya peganggu pikiran aja. Seenggaknya kamu masih punya aku, dan jangan pernah pergi" jelas aldy tersenyum.
Reny ikut tersenyum, memeluk erat aldy.
Aldy membalas pelukan itu, mengusap rambut reny."Maaf belum bisa jadi kaka yang baik" katanya di selang pelukan itu.
"Aku pun gabutuh kaka yang baik" jawab reny pelan
****
Reny masih terjaga di kamarnya, membolak balikan file-file tentang sekolah yang dia bawa diam-diam diruang osis tadi. Karna file itu dia jadi sedikit lebih tau tentang sekolah itu.
Satya budiman, dulu adalah sekolah terelite dan terkenal sekota jakarta selatan. Muridnya pun banyak yang dari negara asing, guru yang mengajar disini pun sangat profesional, dan minimal harus lancar beberapa bahasa. tapi 4 tahun yang lalu merebut semua kejayaan sekolah ini. Ntah karna kedeledodan sang guru atau memang muridnya yang sangat pintar untuk menjadi iblis. 3 orang murid di bully abis-abisan, bahkan sampai disiksa disekolah saat jam pulang sekolah. Salah satu dari mereka meninggal dunia, aksi itu dilakukan di perpustakaan sekolah. Bagaimana mungkin, sekolah dengan fasilitas maksimal, tenaga kerja yang peofesional tapi masih bisa teledor dalam hal itu. Kemana panjaga sekolahnya? Apa tidak ada satupun guru yang masih terjaga disana? Kasus itu sempat viral selama sebulan penuh, orang tua dari anak yang meninggal dunia pun sangat tidak terima, bahkan dia bukan hanya menuntut sang pembunuh, sekolah juga dituntut. keluarga itu sempat meminta untuk sekolah itu ditutup, tapi karna kejayaan selama 15 tahun lebih, banyak pihak yang ikut serta membela sekolah itu sehingga bisa dipertahankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NO (PERFECT) LOVE
RomanceBagi kebanyakan orang mungkin masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan, paling berkesan, bahkan paling tidak mau berakhir. berbeda dengan reny yang membenci masa SMA nya, karna bukan percintaan romantis yang kebanyakan anak SMA merasakan nya, b...