A way to ask him out

392 41 6
                                    

Seharusnya Sehun tahu kalau bercerita kepada Kris adalah ide buruk. Sangat buruk.

Bercerita kepada Kris itu berarti ia harus pergi ke rumah keluarga Wu. Dan saat ia telah berada di rumah keluarga Wu, itu tandanya ia pasti bertemu dengan Kevin. Dan bertemu dengan Kevin itu adalah malapetaka. Khususnya bagi seorang Oh Sehun.

"Ada apa lagi kali ini, Sehun?" Kevin bertanya, penuh ledekan menjengkelkan. "Bukankah kau harusnya senang Luhan sudah putus dari Jongin?"

"Biasa saja," sangkal Sehun keras. Topeng angkuhnya kembali ia kenakan.

"Dasar pengecut," cibir Kevin, masih berusaha menggoda Sehun. Kris berdecak.

"Sudahlah, Kev, berhenti mengganggu Sehun," Kris kentara sekali terlihat sebal akan eksistensi Kevin yang menurutnya memperkeruh suasana. "Jadi, Sehun, Ada apa?"

"Kau tahu," Sehun—anehnya—tampak gugup, "aku telah memutuskan. Hal yang besar, sebenarnya. Yang berkaitan dengannya. Maka dari itu, aku meminta izin langsung dari kalian terlebih dulu. Biar bagaimanapun, kalian berdua itu sepupunya."

Atmosfer diantara mereka berubah menjadi serius secara tiba-tiba. Bahkan Kevin mencondongkan badannya penuh rasa ingin tahu.

"Ada apa, Sehun?" Kris benar-benar menahan diri untuk tidak mencekik Sehun saking penasarannya, "kau tahu kau selalu bisa meminta pendapatku dalam hal apapun."

"Itu," tangan Sehun berkeringat deras, "aku ingin … menjadikannya kekasihku."

Hening.

Sehun mulai merasa tidak nyaman. Apakah pertanyaannya seketerlaluan itu?

"Eh, apakah tidak boleh?"

Kris dan Kevin berpandangan. Mata cokelat almond Kris penuh binar bahagia. Kevin kelihatan seperti mau meledak.

"Hell, yeah!" mereka berdua meloncat berdiri dari tempat mereka duduk sekarang untuk berpelukan seperti dua orang idiot.

"Akhirnya, Ya Tuhan," Kevin sujud syukur.

"Akhirnya," Kris mengamini, "sudah tiga tahun aku menunggu kau menanyakan hal itu, Sehun."

"Ha?" Sehun melongo dengan tidak elit. "Tiga tahun?"

"Kau tahu, Luhan sudah—"

Perkataan Kevin terpotong karena Kris membekap mulutnya erat-erat.

"Bukan apa-apa, Hun," Kris berucap, mendelik tajam pada Kevin yang menepuk keningnya.

"Ya, Sehun, bukan apa-apa," Kevin tertawa sumbang dan menggaruk rambutnya yang sama sekali tak gatal.

"Intinya, kami berdua merestuimu."

Sehun merasa senyumannya melebar hingga wajahnya bisa terbelah.

"Dan sekarang kita harus memikirkan bagaimana cara agar Luhan bisa menerima ajakan kencanmu," Kevin berujar penuh semangat membara.

"Yang jelas, jangan pergunakan cara klasik seperti yang pernah mantan-mantannya lakukan," Kevin bergidik jijik saat mengatakannya. Sehun mengangguk, menyetujui dalam hati.

"Jadi, aku harus—"

"Tenang saja, Sehun, aku sudah mempersiapkan cara ini sejak lama," Kris menyeringai setan. Persis seperti anak iblis pada umumnya.

"Hah?" Kevin tak percaya ia dilangkahi adiknya sendiri. "Wah, kau curang, Wu!"

"Biarkan saja," Kris menjulurkan lidahnya.

"Jadi, Sehun, kau harus…"

.
.

Sehun akui ide Kris benar-benar brilian sampai Kevin juga takjub dibuatnya. Ia tak akan menceritakannya sekarang karena ia sedang menunggu Luhan di perpustakaan.

kumpulan Drabble Hun - HanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang