Bab 25

497 73 23
                                    

"PAPA kena flu. Ini sih fix gegara semalem nyiram tanaman, trus kebasahan gitu badannya jadi masuk angin deh. Cuma bentar, ini lagi nunggu dipanggil masuk ke poli aja. Nanti siang aku kelas kok, kita ketemu di kampus aja sekalian makan siang," kata Nada sambil melihat Papanya dari kejauhan. Sinyal telepon buruk di dalam rumah sakit, jadi ia harus berjalan menjauh dari lobi.

"Gue jemput di rumah sakit ya."

"Papa sendirian dong pulangnya," Nada menyahuti. "Nggak usah deh, soalnya masih mau ke apotek. Kasian Papa kalo sendirian."

"Nyokap lo nggak ikut?"

"Mama ada acara sama temen-temen SMA, pulangnya agak maleman. Reuni gitu."

"Gue jemput aja ya," Kanza bersikeras. Nada lagi-lagi menolak. "Gue nggak yakin apoteknya bakal cepet. Kalau misal lama, gue bisa aja bolos kelas. Gue nggak mau lo ikut bolos kuliah gara-gara gue."

Kanza mengerang pendek.

"Nanti gue kabarin lagi ya," kata Nada akhirnya. Ia melontarkan gurauan. "Jangan cemberut deh, nanti kalo lo jadi jelek, gue mau minta putus aja."

"Wow, wow, tahan. Siapa yang cemberut?" Kanza langsung protes. Nada tertawa. "Ya udah, gue balik ke tempat Papa dulu."

"Oke."

"Oke. Gue tutup ya."

"Nad,"

"Ya?"

"I love you."

"Iyaaaa, gembel. Dah." Nada tertawa kecil, lalu menutup telepon dan melangkah riang kembali ke lobi tempat Papanya menunggu.

Papa menoleh, melihat kedatangan Nada. Gadis itu duduk di samping papanya. "Kanza?"

Nada hanya mengangkat alis sebagai jawabannya. Papa merangkulkan lengannya ke pundak Nada, berbisik. "Nad, kata Mama, sebelum kamu jadian sama Kanza, ada cowok lain ya?"

Nada membuang muka.

"Siapa Nad?"

"Pa, kayaknya yang itu udah nggak layak dibahas deh. Toh, sekarang Nada sama Kanza," menolak menjelaskan, Nada menghela napas. "Lagian, cowok yang itu punya pacar. Emangnya Papa mau Nada jadi cewek simpenan? Ibra aja marah-marah sama Nada."

"Kalo misalnya tuh cowok---siapa namanya?---suka sama kamu juga gimana?" tanya Papa.

Nada bergidik. "Ih, Pa! Jangan ngomong yang serem-serem. Kalau kayak begitu, Nada makin nggak mau sama dia."

"Kenapa?"

"Yaaaa, kalau dia bisa naksir cewek lain waktu punya pacar, dan berkeinginan untuk macarin si cewek lain, siapa yang bisa jamin dia nggak bakal gitu juga waktu sama Nada? Nada nggak mau mengulangi lingkarnya," jelas Nada, membuat papanya manggut-manggut paham.

Nada mendesis. "Papa kenapa sih? Nggak suka sama Kanza, ya?"

"Biasa aja kok."

"Boong deh."

Papa nyengir. "Biasa aja kok."

Netra Nada berotasi. Papanya tergelak dengan reaksi tersebut. Tiba-tiba Nada merasa ia harus ke kamar kecil. Sembari celingukan, Nada bertanya pada papanya. "Pa, toilet di sebelah sana kan, ya?"

BIANGLALA UNTUKMU [fin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang