Human Or Ghost 3

968 129 24
                                    


Kimbum sudah seperti orang yang kehilangan arah dan akal sehatnya saat Seohyun selesai mengatakan apa yang baru saja terjadi dengan air mata yang membasahi wajah gadis itu. Dan ketika gadis itu selesai mengatakannya, ia langsung berlari dari rumah kepala desa dengan terburu-buru. Ia bahkan tak mengindahkan teriakan guru Choi yang menyerukan namanya dan memintanya untuk tak kemana-mana. Dirinya terlalu takut. Dan itulah yang membuatnya nampak seperti orang gila.

Kimbum masih saja berlari dengan wajah khawatirnya. Lelaki itu berlari menuju bukit yang berbatu di depan matanya tanpa mempedulikan lelahnya karena ia sudah berlari cukup jauh dari rumah kepala desa. Ia juga tak peduli kalau dirinya sudah beberapa kali terjatuh karena menginjak batu di jalan setepak yang ia lalui untuk menuju tujuannya, dan telah meninggalkan beberapa luka memar di sekitar lengan dan wajahnya. Yang ada dipikirannya hanya satu. Cepat sampai ke puncak bukit itu dan membuktikan jika apa yang Seohyun katakan tidak benar.

***

Sementara itu, Younghwa sedang duduk di samping kanan Seohyun yang masih menangis dengan wajah khawatir dan Jiwon di sisi kiri gadis itu dengan wajah datarnya. Berita yang Seohyun bawa terlalu mengejutkan dan membuat Jiwon seperti kehilangan segalanya. Ia terus memasang wajah datarnya dan matanya hanya menatap kosong tembok kayu berwarna coklat di depan sana, dengan selapis kristal yang siap pecah. Sungguh, Jiwon sama sekali tak siap jika harus menerima kenyataan yang sama seperti 3 tahun yang lalu.

"Bisa kau ceritakan ini sekali lagi, Seohyun?" suara guru Seo tiba-tiba terdengar setelah isakan Seohyun mulai mereda.

"Dan ceritakan dengan benar, sunbae! Aku masih belum memahaminya!" suara itu milik Yoo Seungho, siswa kelas 1-2.

Seohyun mendongak lalu menatap guru Seo serta Seungho dengan mata yang masih sembab. Gadis itu masih diam sebentar sebelum ia mengangguk sebagai jawaban atas permintaan guru setengah bayah dan adik kelasnya itu.

Flashback...

"Di mana rumah kepala desanya?"

Soeun mengajukan pertanyaan itu saat ia tiba di ruang tengah rumah penginapan mereka, di mana Seohyun sedang menunggu mereka. Gyuri yang tadi sedang menatap Seohyun menoleh dan menatap si nomor satu dengan tatapan kesalnya karena melihat ekspresi datar di wajah Soeun.

"Di balik bukit itu!" jawab Gyuri sambil menunjuk sebuah bukit di depan sana melalui jendela samping yang ada di ruangan itu.

Seohyun yang tadi duduk di sofa ruangan itu lalu bangun dan berjalan ke samping Soeun.

"Jadi, kami harus memutar bukit itu untuk sampai ke rumah kepala desa?" tanya Seohyun sedikit ragu.

Gyuri mendengus saat mendengar pertanyaan Seohyun. Apa siswa kelas 4 sebodoh itu sehingga tak memikirkan cara lain!?

"Kenapa kau harus membuang-buang waktu untuk melakukan hal itu?" tanya balik Gyuri dengan kesal.

Seohyun sedikit kaget dengan pertanyaan Gyuri. Ia tak pernah menyangka jika Gyuri akan bersikap seperti itu hanya karena pertanyaannya.

"Maaf, aku hanya tidak tahu tentang jalannya!" jawab Seohyun pelan.

"Maka pergi dan...!"

"Cukup katakan apa ada jalan atau tidak!" Gyuri sedikit tersentak saat Soeun tiba-tiba memotong ucapannya dengan nada dingin.
"Dan berhenti menatap kami dengan tatapan kesalmu itu!"

Soeun kemudian melayangkan tatapan datarnya pada Gyuri.
"Apa kami sedang membuatmu marah? Kau meminta bantuan, tapi sikapmu seperti seorang pemimpin yang sedang memerintah anak buahnya. Jika kau hanya memerintah, kami tidak akan pergi!"
Soeun kini sudah meraih tangan Seohyun dan bersiap untuk menarik gadis itu agar pergi saja dari situ. Biar Gyuri saja yang mengurus laporan kepada kepala desa.

Human Or GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang