Setiap kali aku melihatmu, kamu pasti sedang tertawa. Senyuman yang lebar hingga menampakkan gigi-gigi putih berderet, mata yang menjadi menyipit, dan aura kebahagiaan yang selalu terpancar.
Kita selalu bertemu di setiap waktu. Itu semua bukan karena aku mengikutimu kemanapun kamu pergi, tetapi entah mengapa jalan yang hendak kita capai selalu sama.
Entahlah, apa kamu menyadari keberadaanku atau tidak. Aku tak peduli dengan semuanya saat itu.
Sampai ...
"Sya, kita sekelompok!" serumu tiba-tiba saat aku tengah fokus menulis.
"Kelompok pelajaran apa?" tanyaku.
"Ini lho ... pelajaran biologi. Nanti aku beri tahu lagi untuk apa kelompok biologi itu."
Biologi?
"Yang membagi kelompok itu siapa?"
"Ya Bu Adinda lah. Masa sama aku." Kamu tersenyum lagi. "Dadah, Sya."
Dan selanjutnya, aku hanya bisa tersenyum memandang kepergianmu.
Republish 24 Juni 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless
Short Story[Completed] Aku selalu mengharapkanmu kembali. Aku selalu menanti kehadiranmu lagi. Aku masih bisa mengingat bagaimana kehangatanmu ketika berada di sampingku. Aku menginginkan semuanya terulang kembali. Tetapi aku mengerti, semua yang telah lalu t...