Ternyata kedekatanmu dengan Cacha bukan sekadar teman sekelas, tetapi juga teman lama. Bukan maksudku cemburu dengan kedekatanmu dengannya. Bukan juga cemburu karena kamu dekat dengan perempuan-perempuan lain. Memang siapa aku? Untuk cemburupun tidak berhak.
---
Kala itu, aku melihatmu tengah duduk sendiri di taman sekolah. Beberapa detik dari waktu aku melihatmu, kamu menoleh ke arahku. Astaga!
"Sya, ngapain diam di situ? Sini!" katamu.
Jantungku seolah berhenti berdetak, dan bola mataku membulat. "A-aku?"
"Iya kamu, Sya. Sini coba." Kamu menepuk bangku yang kosong disebelahmu.
Sebenarnya perlakuanmu kala itu malah semakin membuatku tak bisa bergerak dan rasanya ingin kabur dari hadapanmu. akan tetapi, aku melihat sesuatu yang ganjil dari sorot matamu. Karena rasa ingin tahuku, aku mencoba menghampirimu. Aku membuang semua rasa gugup dan takut kala itu.
Saat aku sudah ada di dekatmu, kamu menampilkan sebuah senyuman, tetapi bukan senyuman yang biasanya terpancar pada semua orang. Melainkan satu senyuman penuh arti.
[10 September 2017]
Republish 26 Juni 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless
Short Story[Completed] Aku selalu mengharapkanmu kembali. Aku selalu menanti kehadiranmu lagi. Aku masih bisa mengingat bagaimana kehangatanmu ketika berada di sampingku. Aku menginginkan semuanya terulang kembali. Tetapi aku mengerti, semua yang telah lalu t...