"Heh! Berhenti lo pencuri!"
Teriak seseorang di koridor sekolah. Semua siswa yang sedang berada di koridor maupun yang berada di ruang kelas seketika menoleh ke sumber suara. Tak terkecuali geng Cecan: Haechan, Jamin, Chenle. Mereka bertiga yang sedang berjalan sambil tertawa-tawa menuju ruang kelas ikut terdiam ketika ada teriakan pencuri.
"Hah? Ada pencuri di sekolah?"
"Siapa?"
"Siapa?"
Bisik anak-anak curiga. Di ujung koridor sana, berdiri tiga cowok gagah nan populer pujaan hati kaum hawa SMA EnCity. Mark Lee, pelaku peneriakan itu sedang berjalan mantap ke arah geng Cecan. Matanya menatap tajam ke arah mereka.
Geng Cecan yang merasa semua pandangan anak-anak ke arah mereka, menggeliat resah. Apa-apaan nih? Emang siapa yang nyuri? Batin mereka masing-masing.
"Jaem, kok gengnya Mark jalan ke arah kita?" bisik Chenle panik.
"Gak tau jugaa.. Chan, emang ada dari kita yang nyuri?"
"kagak tau, lu gak nyuri apa-apa kan Jaem, Le??"
"Enggak lah" jawab Jaemin dan Chenle kompak.
"Tapi kok mereka nuduhnya ke arah kita?" bisik Haechan lagi. Btw, dari tadi mereka ngobrolnya tuh bisik-bisik.
Haechan, Jaemin dan Chenle kicep ketika geng Mark udah berdiri di hadapan mereka. Anak-anak yang lain cuma diam dan menahan napas. Tak ada satupun yang berani bergerak, karena mereka tak mau menjadi musuh dari geng terpopuler di sekolah itu.
"Lo!" tunjuk Mark ke arah Haechan.
"Lo yang nyuri barang gue kan?"
Haechan terkejut karena nada suara dingin serta aura kurang bersahabat yang dikeluarkan oleh cowok di depannya itu. Lebih terkejut lagi karena dia dituduh mencuri. Kok? Dia kan ga pernah nyuri apapun.
"T-t-tapi kak, Haechan ga nyuri apapun, dari tadi dia s-sama.."
"Diem lo! Mark ga lagi ngomong sama lo." Bentak Jeno kepada Jaemin.
Jaemin dan Chenle makin mengkeret di samping kanan dan kiri Haechan.
"Kak, mungkin ini salah paham. Gue ga nyuri apapun." Kata Haechan, berusaha menjaga suaranya setenang mungkin.
"Gue yakin banget lo yang nyuri!" kata Mark bertahan.
"Gue gak pernah ngerasa nyuri apapun kak. Bahkan gue gak pernah deket-deket sama geng kakak. Gak mungkin gue nyuri sesuatu dari kakak."
Mark hanya terdiam. Dari raut mukanya, terlihat kalau dia tak mempercayai sedikitpun perkataan cewek di depannya itu.
"Lagian kakak gak punya bukti kan kalo gue yang nyuri barang kakak itu. Entah barang apa yang dimaksud." Kata Haechan tajam. Dia mulai sebel karena dituduh yang enggak-enggak. Enak aja kakak kelasnya ini menuduh yang macam-macam. Haechan kenal kakak ini aja gak, mana bisa nyuri yekan?
Sebenarnya, Haechan kenal sih sama Mark. Well, siapa yang gak kenal sih sama kakak kelas paling populer, kapten basket dan cakep itu. Ditambah lagi dua sahabatnya yang sama-sama atletis dan ganteng. Jadilah mereka terkenal seantero sekolah dan menjadi pujaan cewek-cewek dan ehm tak terkecuali Haechan. Ya, Haechan merupakan salah satu cewek yang ngefans sama Mark Lee. Walaupun, dia ngefansnya lebih elegan -kata dia sendiri sih-. Dia -ngakunya- gak pernah teriak-teriak kalau Mark and the genk lewat di koridor. Dia gak pernah yang namanya ngirim-ngirim pesan cinta lewat radio sekolah. Dia juga gak terlalu nunjukin rasa sukanya. Kalo istilah dia sih, cukup jadi secret admirer aja lah.
Haechan sendiri udah lama banget berharap bisa ngobrol sama Mark. Sekian lama jadi pengagum rahasia, dia juga pengen di notice dong sama kakak kelasnya itu. Tapi, gak gini juga ngobrolnyaaa... batin Haechan teriak protes.
"Gue punya bukti kok."
"Sini ikut gue!" Kata Mark tajam sambil menarik tangan Haechan.
"Eh eh kak, temen gue mau dibawa kemanaa??" teriak Chenle dan Jaemin sambil menarik tangan Haechan yang satunya. Mereka tak mau Haechan dibawa pergi sama Mark. Kalo dia diapa-apain gimana?
"Lepas!" Jeno menarik tangan Jaemin dari badan Haechan.
Di sisi lain, Chenle tengah meronta karena dipegangi oleh Renjun. Dua sahabat Mark menahan agar Jaemin dan Chenle tidak lari mengikuti Mark dan Haechan.
"Udah! Bubar lo pada!" teriak Jeno ke arah anak-anak yang sedang asik menonton adegan bak drama ftv itu. Mau tak mau kelompok anak-anak itu pun bubar dan masuk ke kelas masing-masing. Meninggalkan Jaemin-Chenle yang masih berontak serta Jeno-Renjun yang bersusah payah menahan mereka.
***
Haechan diseret ke atap sekolah oleh Mark. Sepanjang jalan, Haechan berteriak meminta Mark untuk melepaskan tangannya. Berkali-kali dia mencoba menarik tangannya dari cengkeraman Mark, tapi sia-sia. Setelah beberapa lama, Haechan pasrah. Dia udah ga berontak lagi. Capek, tenaga Mark kan kuda.
"Kak, sebenernya barang kakak yang dicuri itu apaan sih?"
"Kak.. kak.. kok diem aja sih. Woy. Kak"
Haechan makin sebel. Matanya mendelik ke arah punggung Mark. Dia melemparkan sumpah serapah kepada cowok di depannya itu. Hih gue tau sih dia Ice Prince gitu, tapi ya kalo ada orang nanya tuh dijawab napa. Sok cool ni orang. Dasar mentang-mentang populer. Mentang-mentang banyak dikejar cewek-cewek. Mentang-mentang..
Haechan memberhentikan acara "mari memaki Mark dalam hati" dengan tiba-tiba. Mereka sudah sampai di atap sekolah.
Mark membalikkan badan dan memandang Haechan tepat ke bola matanya. Haechan yang ditatap tajam seperti itu segera menunduk dan memainkan kedua tangannya.
"Haechan.." panggil Mark pelan.
Nada suara Mark yang berubah membuat Haechan mendongakkan wajahnya. Eh, kok jadi lembut gini manggilnya. Bentar-bentar, kok kak Mark tau nama dia?? Oh, tadi kan Jaemin nyebut namanya pas di koridor, batin Haechan. Matanya kembali menunduk karena tak sanggup beradu pandang dengan mata hitam Mark.
"Chan, lo udah nyuri sesuatu punya gue." Kalimat ini lebih ke pernyataan sih bukan pertanyaan.
"A-aku ga pernah nyuri apapun dari Kak Mark." Cicit Haechan pelan.
"Lo udah nyuri sesuatu punya gue." Kata Mark sekali lagi.
Haechan tersentak kaget ketika merasa ada jari-jari tangan yang memegang dagunya. Menarik ke atas, supaya wajahnya bisa mendongak.
"Lo.. udah nyuri hati gue Chan." Kata Mark sambil menatap wajah Haechan lekat.
Yang dipandangi masih melongo. Dia tak mempercayai pendengarannya.
"Lo... mau kan jadi pacar gue?"
"K-k-kak Mark serius?"
Mark hanya menganggukkan kepalanya. Tangannya masih memegangi dagu Haechan, sedangkan tangan yang satunya sudah berada di pundak cewek itu.
"Kamu mau kan jadi pacar aku?" tanya Mark sekali lagi.
"Iya.. mau kak" jawab Haechan pelan. Mark langsung menarik wajah Haechan untuk mendekat ke wajahnya sendiri. Mencium bibir Haechan, pacarnya.
.
.
.
"Oalaah ternyata Kak Mark mau nembak Haechan toh."
"Huh, udah bikin kita hampir jantungan aja" Gerutu Jaemin dan Chenle. Mereka berdiri di balik pintu atap sekolah, mengintip pasangan Mark-Haechan.
Dimana Jeno dan Renjun? Oh, mereka sedang menikmati wajah cewek yang mereka sukai tengah cemberut. Jeno menatap Jaemin. Renjun menatap Chenle.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Tale of Baby Lion and Pudu | Markhyuck
FanfictionKumpulan cerita receh, klise dan fluffy tentang Mark Baby Lion dan Pudu Haechanie [One Shot] Markhyuck GS