Setiap dua minggu sekali Joe Deril Rion mengunjungi beberapa perusahan Felix Grup karena Axel sendiri sedang sibuk dengan proyek baru di perusahaannya juga pada keluarga kecilnya.
Joe melangkaha dengan mantap masuk ke Felix Grup di Bali, beberapa wanita bahkan ada yang meneteskan air liurnya.
Joe memang terkenal cuek hanya berjalan menuju lift khusus,lift yang hanya di gunakan untuk petinggi perusahaan juga CEO mereka.
Nadira yang mendengar Joe datang keperusahaan langsung mencari keberadaannya namun sang sekretaris juga asisten Joe tak mengizinkan Nadira masuk kedalam.
Nadira terus menunggu Joe di lobi, dia tau Joe bakalan pulang tak mungkin dia menginap di perusahaan. Namun apakah sesibuk ini hingga dia belum keluar dari rungannya padahal ini sudah jam sepuluh malam.
"Duh Joe kemana sih masa iya kerja sampai jam segini,?" Nadira masih menatap pintu lift khusus yang tak jauh dari hadapannya.
"Maaf neng Nadira sedang menunggu siapa ya,?? saya perhatikan dari tadi neng hanya mondar mandir di depan pintu lift khusus,?" Tanya satpam.
"Maaf pak hendra saya sedang menunggu seseorang, saya permisi,"Nadira melangkah keluar, hari ini dia tak bisa bertemu dengan Joe mungkin besok dia bisa bertemu dengan Joe.sedangkan Joe hanya melihat rekaman cctv yang berada di ruangannya. Apa yang Nadira inginkan hingga dia nekat menunggunya hampir lima jam dan Joe juga melihat Nadira menyuruh og membelikan makanan untuknya agar dia bisa menunggunya.
Selama di bali Nadari terus mengikutinya namun Bodyguard Joe menghalangi Nadira. Berbagai macam cara Nadira lakukan agar Joe mau menemuinya namun semuanya berakhir dengan Nadira di usir Bodyguard Joe.
Flashback on.
"Dengar Nona Nadira jika sekali lagi anda datang ke ruangan tuan Joe saya pastikan anda kehilangan pekerjaan anda" Ucap asisten Joe di depan pintu ruangan Joe.
"Saya hanya ingin bertemu dengan tuan Joe sebentar saja ini sangat penting,," Nadira memohon pada asisten Joe namun seperti yang sebelum sebelumnya Nadira di seret ke lift. "Sulit sekali Joe hanya untuk menemuimu, aku harus apa agar kamu mau melihatku lagi,?" Ucap Nadira.Nadira kembali ke ruangannya beberapa hari ini pekerjaannya terbengkelai benar kata asistennya Joe tadi jika dia di pecat dari sini dengan alasan tak pecus bekerja maka perusahaan lain akan sangat sulit menerimanya.
Flashback off.
Hari ini Nadira terpaksa lembur, beberapa hari ini dia terfokus pada Joe sehingga dia lupa dengan pekerjaannya.
Waktu terus berlalu hingga tengah malam Nadira baru menyelesaikan pekerjaannya. Dia langsung mematikan komputernya, mengambil tasnya meninggalkan ruangannya, Nadira sudah biasa dengna hal hal seperti ini, memyibukkan diri di perusahaan selama setahun ini walaupun baru beberapa minggu dia bergabung dengan Felix Grup.
Nadira melangkah keluar dari lobby menuju basment, namun dia teringat kalo hari ini dia tak menggunakan mobil. Mobilnya di bengkel dari kemarin sore, mau menelfon taxi baterai handphonenya lowbate, sungguh hari yang sial baginya.
Namun dia melihat Bodyguard Joe yang berjaga di depan ruangannya tadi sedang makan nasi goreng di depan kantornya. Nadira yang merasa kelaparan langsung juga menuju ke abang tukang nasi goreng.
"Mas nasi gorengnya seperti biasa ya di bungkus," Ucap Nadira, pasalnya hampir tiap lembur Nadira selalu makan makan nasi goreng di situ jadi yang jualan pun sudah hafal dengan Nadira.
"Ehh,, si eneng, baik neng tunggu sebentar ya ini antre," Ucap penjual nasi gorengnya.
"Iya gak papa, sama pesan jeruk hangatnya satu tapi di minum disini ya," Ucap Nadira.
"Ehh mbak Nadira, lembur lagi ya,?" tanya istri penjual nasi goreng. Memang mereka bukan asli orang bali, mereka orang jawa sama seperti Nadira jadi mereka cepat akrab dengan bahasa dan logatnya.
"Iya ibu maklum udah mau akhir bulan,"Jawab Nadira.
"Buk mbak yo jangan di ajak ngobrol mulu mbak Nadiranya, tadi dia minta jeruk hangat cepet sana di buatin," Ucap bapaknya.
"ealah,, iyo pak sebentar," Istrinya langsung membuatkan minuman untuk Nadira.Setelah beberapa saat menunggu akhirnya pesanannya sudah jadi. Narida langsung membayar nasi gorengnya.
Entah mengapa jalanan malam ini terlihat sepi sekali. Hanya beberapa kendaraan yang lewat, atau mungkin sudah tengah malam jadi hanya beberapa orang saja.
Joe hanya mengerjakan pekerjaannya tanpa memperdulikan apa yang asistennya perbuat dengan Nadira. Semakin dia cepat mengerjakan pekerjaannya semakin cepat selesai dan semakin cepat pula dia pulang ke jakarta.
Joe sengaja berada di ruangannya terlebih dulu, menyelesaikan segala urusannya, lagian juga dia masih menghindari Nadira, wanita itu hanya menambah luka di hatinya saja.
Sudah larut malam Joe memutuskan untuk pulang, di lobby dia melihat anak buahnya sedang makan nasi goreng, dia pun menyusul anak buahnya.
"Maaf tuan, kami makan malam tanpa meminta izin sama tuan,,"Ucap salah satu anak buahnya.
"Lanjutkan saja, saya juga mau makan," Ucap JoeJoe ikut memesan nasi goreng, Joe tak perduli lagi dengan orang di sekitarnya yang bingung menatap Joe.
Joe hanya asik makan menikmati nasi goreng yang sangat nikmat.*******
Joe masih mondar mandir di depan pintu gawat darurat.
Seharusnya tadi dia tak mengucapkan kata kata itu,, seharusnya dia tadi memeluk wanita itu,, seharusnya kemarin dia memaafkan wanita itu,, seharusnya.....
Flashback on.
Selesai makan Nasi goreng Joe dan anak buahnya menaiki mobil yang telah berada di samping warung nasi goreng. Sepanjang perjalanan Jeo hanya menganati jalanan di Bali, hampir sama dengan Jakarta Jalanan tak pernah sepi. Hingga tak sengaja matanya menatap seseorang sedang duduk halte bus menunduk seperti merenung. Semua orang tahu jika ini sudah tengah malam bus juga gak akan ada yang lewat.
Entah mengapa Jeo ingin berhenti. Mobil Joe berhenti tak jauh dari Halte. Dia turun menghampiri wanita yamg tengah duduk sendirian di halte. Namun Joe mengurungkan niatnya setelah tau siapa wanita yang duduk sendirian di halte Joe membalikan badannya kembali ke mobilnya.
"Apakah kamu akan sepengecut itu,?" Wanita yang duduk di halte itu menatap punggung seorang laki laki yang membelakanginya. Namun laki laki itu tetap melangkah menuju mobilnya.
"Apa lagi yang harus aku lakuin agar kamu melihat aku lagi,?" Tanya wanita itu lagi.
"Apa aku harus mati dulu agar kamu tau bagaimana sakitnya aku,?" Tanya wanita itu. Laki laki itu membalikan badannya.
"Terserah kamu mau mati, mau hidup itu bukan urusan saya," Ucap laki laki itu.
"Baik jika itu mau kamu, aku bakalan mati," Ucap wanita itu.Wanita itu langsung melangkah meninggalkan halte, menuju tengah jalan walaupun sudah larut tapi jalanan masih ramai. Itu memudahkan niatnya untuk mengakhiri hidupnya.
Wanita itu melangkah dengan cepat saat dia tau ada mobil dengan kecepatan di atas normal melintas.
Kejadian itu terlalu cepat untuk di lihat. tubuh perempuan itu sudah tergeletak di aspal setelah dia terpental beberapa meter.
Sedangkan laki laki itu hanya berlari ketengah jalan. Sudah tak ada waktu lagi baginya untuk menyesali perkataannya bahwa dia tak perduli dengan wanita ini namun saat melihat wanita ini tergeletak tak berdaya dia baru menyadari bahwa sesungguhnya dia masih perduli dan sangat sangat perduli pada wanita ini.
Laki laki itu langsung menggendong wanita tadi, masuk kedalam mobilnya. Jarak tempat kejadian dan rumah sakit lumayan jauh membuat kaki laki itu semakin tak tenang.
Sesampainya di rumah sakit para Dokter juga suster terbaik rumah sakit telah siaga di depan pintu gawat darurat.
Flashback of
![](https://img.wattpad.com/cover/112442060-288-k804770.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT THE PAIN
RomanceJoe Alexander salah satu pemimpin dari Dark Wolf, tangan kanan Axellio Jonathan Felix. Joe yang dulu trauma dengan perempuan hingga kini menutup diri dari semua perempuan terkadang dia menganggap bahwa semua perempuan sama. Sama sama menyakiti laki...