Prolog

374 17 0
                                    


Satu bunyi seperti ledakan membangunkan Yoomi Park. Gadis berumur 17 tahun ini terbangun dari tidur lelapnya. Mendapati setengah halaman rumahnya hancur lebur.

"MAMA PAPA!! ASTAGA!" Teriaknya melihat pemandangan mengerikan.

Seluruh rumput jepang dan bunga pink-garbera punya mama rusak porak poranda. Mulut Yoomi terperangah cukup lebar. Mengacak rambut dan berjalan mendekat. Melihat sumber dari segala petaka ini.

Dari jarak sekian meter, ia melihat telur raksasa. Kira-kira 2 meter diameternya. Telur yang cukup besar itu berwarna putih dan memilki goretan garis berwarna orange dan kuning. Tanpa ragu, Yoomi lemparkan kerikil ke arah telur putih itu.

TAK!

Yeah, mantan pitcher sekolah ini mampu mengenai telur raksasa dengan kerikil. Tidak terjadi apapun. Yoomi berhenti bersorak dan mendesah kesal. Ia langkahkan kaki itu mendekat dan mengetuk sopan.

"Halo, telur, kau baru saja merusak halaman rumahku. Halo! Halo!" Yoomi mengetuk dan nyaris meneriaki telur itu dengan suara lantangnya.

Ya ampun merepotkan sekali.

Yoomi melangkah mundur. Mungkin menyerahkan ini kepada pihak berwajib lebih benar. Bermaksud mengambil handphone dan membangunkan orangtuanya, Yoomi berjalan pelan.

Pikiran anak remaja memang aneh. Sekilas banyak tautan imajinasi aneh berkenaan si telur putih.

"Jangan-jangan itu bom nuklir Korea Utara?"

Atau

"Jangan-jangan itu telur rebus yang terkena radiasi?"

Atau....

"Jangan-jangan langit hujan makanan seperti di film Cloudy with a Chance of Meatballs?"

Yoomi menengadah ke atas langit. Sepertinya langit terlihat baik-baik saja. Apa mungkin sebentar lagi Sandwich akan turun dari langit? Ia berharap Pizza akan jatuh, karena Yoomi benar-benar lapar. Sekalian Yoomi bisa makan kalau hujan makanan benar terjadi.

Berbaliklah Yoomi melihat si telur putih. Memastikan telur masih berada di tempatnya.

"OH YA LORD!!! ASTAGA NAGA KACA PIRING SENDOK GARPU!!!" Jerit Yoomi terjatuh di atas tanah.

Yoomi terkejut setengah mati. Layaknya melihat hantu melintas dan akan segera menghisap jiwa malang sang gadis remaja nan polos ini.

Bukan hantu, lebih tepatnya seorang wanita dengan pakaian crop-top berwarna senada. Rambut merahnya terlihat mencolok. Mata birunya terlihat lebih bersinar dari bintang-bintang. Tampilan eksentrik itu sukses membuat Yoomi nyaris jantungan.

"Siapa kau? Jangan mendekat! Aku akan memanggil polisi!" Ancam Yoomi tampak serius.

Akan tetapi dengan bingung si makhluk aneh berjenis kelamin wanita itu terus mendekat. Yoomi merangkak mundur sambil menjukkan wajah ketakutan.

"MAMA!! PAPA!! Tolong!! Aku mau dimakan!!" Teriak Yoomi cukup kencang.

Wanita aneh itu malah mendekat. Ia berjongkok dan mendekati wajah Yoomi. Sempat terbesit ribuan pikiran tentang apa yang tengah dilakukan wanita ini.

Kulit seputih susu, bibir merah merekah, hidung mancung bak air terjun, dan mata indah itu terkesan cukup menggemaskan. Dia manusia kan?

Chu~

WHAT THE HELL JUST HAPPENED?

Wanita itu baru saja mengecup bibirnya dan ia tersenyum. Eye-smile-nya masih saja menakutkan karena apa yang baru saja ia lakukan.

"Hey, aku Nayeon. Aku dari Planet Venus," sapanya.

WANITA INI INGIN MEMPERKOSAKU! TOLONG!! AKU MASIH NORMAL ASTAGA!

Dan sekejap Yoomi kehabisan nafas. Matanya tidak dapat bertahan dan yeah... ia pingsan di atas rumput halaman. Wanita yang baru saja ditemuinya tampak kebingungan. Tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Ketika semua ini bagaikan mimpi. Melanglang buana Yoomi dibuai dalam imajinasi alam bawah sadarnya.

Sekelebat ingatan akan senyuman seorang lelaki yang tulus memegang tangannya atau ketika ia berada di dalam pelukan wanita yang baru saja Yoomi temui. Mereka berdua saling menangis dan berjanji untuk tidak saling meninggalkan.

Kejadian berlalu dengan cepat hingga ia diselamatkan oleh seorang laki-laki yang pernah memegang tangannya.

"Aku akan melindunginya dengan segenap kekuatanku! Aku tidak akan pernah meninggalkannya Lazarus!" ucap lelaki itu tidak gentar ketika melawan makhluk raksasa menakutkan.

  Sedetik kemudian berganti hingga aku merasakan sebuah kenyamanan. Aku seperti memiliki seorang kakak perempuan.  

  "Kamu mengingatkanku akan adikku yang sudah meninggal di Planet Venus," ucap wanita yang sudah menciumku ini.  

Lalu berganti menjadi adegan di mana kedua orang yang begitu asing itu mencium kedua pipi Park Yoomi. Mereka bertiga tertawa seperti tidak pernah mengenal hari esok.

Apa yang akan dilalui oleh Park Yoomi sebenarnya? Siapa kedua orang itu? Bagaimana kedua orang itu muncul dalam kehidupan Park Yoomi?



Published August, 28th 2017



Venus VS MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang