Hahahahaha tega ya updatenya lama banget. Maapkeun. Tapi aku janji kan, setelah nyelesain 141 Summer (dan udah selesai) aku bakal lanjutin ini makin rajin. Doakan aku ya
*********************************************************************************************
Sore itu, beberapa siswa berkumpul ke lapangan utama sekolah. Kesemuanya sudah memakai pakaian olahraga. Perempuan dan laki-laki siswa angkatan baru dengan muka polosnya tampak menunggu sesuatu.Beberapa menit kemudian, bersamaan dengan tiupan angin utara, gerombolan senior datang dari ujung tangga lapangan. Angin sepoi-sepoi meniup rambut mereka. Senyuman dan pemandangan dreamy dari kedatangan mereka membuat sebagian siswi histeris. Termasuk Yoomi dan Shinra.
Mereka berdua tiada perintah ingin mengikuti tim basket dan cheerleader sekolah. Termasuk kedua bayi-alien yang tengah heran karena efek berlebihan dari penyambutan itu. Semua murid junior berdiri dan berbaris serentak.
"Jadi apakah kalian siap?" Tanya Jeonghan Wakil Ketua Tim Basket.
Wakil Ketua Tim Basket adalah tangan kanan dari sang ketua, Kim Mingyu. Mereka berdua adalah senior yang cukup disegani. Jeonghan dengan rambut panjangnya sekilas memang terlihat seperti wanita cantik. S.coups sempat terpana sesaat.
"Apa kau lihat-lihat?" Tanya Jeonghan tepat di hadapan S.coups.
"Tidak," jawabnya santai.
"Mukamu sombong sekali hm?"
Wajah S.coups menunduk dan memperhatikan sesuatu. Ia baru sadar begitu ia mendelikkan matanya.
"Dadamu rata.....,"
"YA TENTU SAJA! AKU INI LAKI-LAKI!" Jeonghan menghantam tubuh S.coups dengan bola basket.
Jadi jangan salahkan pikiran S.coups yang sempat mengira Jeonghan ini perempuan. Semua itu ilusi. Jeonghan tampilannya memang cantik dan lembut tapi itu berbanding terbalik dengan kenyataannya. Jeonghan adalah salah satu senior yang paling ditakuti.
"Yah hentikan!" Ucap sang ketua turun tangan setelah mengecek daftar hadir.
Ia dengan langkah tegapnya mendatangi pertikaian Jeonghan dan si murid baru. Mingyu memperhatikan keduanya sebelum mendesah dalam kesabaran. Jeonghan temannya selalu begitu. Padahal ia sudah bilang, kalau sebagai senior ia harus menciptakan lingkungan damai tentram.
"Oh? Anak Busan itu ya?"
"Hm iya," jawab S.coups mulai kesal.
"Maafkan Jeonghan ya? Tapi jaga ucapanmu. Hormati kami sebagai senior yang akan membimbingmu," kalimat sederhana itu didengar oleh siswi dan mereka ber-aw ria.
S.coups memandangi Jeonghan yang dibalas tatapan mau-apa-kau-hah. Ia menunduk dan paham. Tiada lain selain menerima keadaan harus membiasakan diri dengan aturan bumi.
"Jadi... Tzuyu? Tolong urus para siswi yang akan ikut seleksi cheerleader dan para siswa ikut aku untuk seleksi tim basket," ujar Mingyu penuh wibawa.
Ketika siswa dan siswi dipisah mengikuti penanggung jawab masing-masing, Yoomi tampak memikirkan sesuatu. Demi apapun yang ada di dunia, badannya kaku sekali. Melihat Tzuyu, si kapten cheerleader sangat lentur menunjukkan gerakan rasanya ia mau mati saja. Shinra sudah melongo tidak karuan.
Salah sendiri juga mereka berdua ingin ikut seleksi tim. Semua ini karena distraksi Mingyu, si lelaki tampan tadi siang. Ya, ia mengajak S.coups untuk ikut tim basket tapi hati Yoomi tidak bisa tinggal diam.
"Jadi coba kalian hafalkan gerakan tadi lalu coba pergakan satu persatu di hadapanku," Tzuyu tersenyum manis sambil menyilangkan kedua tangan di depan dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venus VS Mars
Ciencia FicciónHighest rank #71 in science fiction (09/10/2017) Bagaimana kalau ada alien terdampar di rumahmu? Bukan cuma satu tapi dua alien yang tiba-tiba tersasar dan terjebak bersamamu. Belum lagi kedua alien itu berasal dari dua planet berbeda. Akankah kamu...