Part 3: Landing (2)

70 10 2
                                    

Yoomi tersentak dari tidurnya. Ia seperti mendengar sesuatu yang keras. Seperti ledakan bom. Berulang kali kedua tangannya mengucek mata. Berharap agar segera sadar dan mengecek situasi.

Pintu kamar di buka. Keadaan masih sepi gelap gulita.

Jam berapa sih ini?

Yoomi mengecek jam di ruang tengah. Saat itu waktu menunjukkan pukul 1 dini hari.

Yang jelas yang barusan didengar bukan bawaan mimpi kan?

Dengan langkah mengendap-endap Yoomi membuka pintu rumah dan melihat sekitar. Terus berjalan melihat langit dan segalanya. Tidak ada asap merah terbakar.

Biasanya kalau ada suara ledakan pasti ada yang terbakar. Nah ini tidak ada sama sekali. Yoomi memeriksa dengan memicingkan matanya. Ia masih belum terbanun seutuhnya. Masih mengantuk dan ia harus melihat apa yang terjadi.

Beberapa langkah menuju halaman belakang Yoomi sempat mengendus bau tidak enak. Perasaannya juga sama tidak enaknya.

"MAMA PAPA!! ASTAGA!" Teriaknya melihat pemandangan mengerikan.

Seluruh rumput jepang dan bunga pink-garbera punya mama rusak porak poranda. Mulut Yoomi terperangah cukup lebar. Mengacak rambut dan berjalan mendekat. Melihat sumber dari segala petaka ini.

Dari jarak sekian meter, ia melihat telur raksasa. Kira-kira 2 meter diameternya. Telur yang cukup besar itu berwarna putih dan memilki goretan garis berwarna orange dan kuning. Tanpa ragu, Yoomi lemparkan kerikil ke arah telur putih itu.

TAK!

Yeah, mantan pitcher sekolah ini mampu mengenai telur raksasa dengan kerikil. Tidak terjadi apapun. Yoomi berhenti bersorak dan mendesah kesal. Ia langkahkan kaki itu mendekat dan mengetuk sopan.

"Halo, telur, kau baru saja merusak halaman rumahku. Halo! Halo!" Yoomi mengetuk dan nyaris meneriaki telur itu dengan suara lantangnya.

Ya ampun merepotkan sekali.

Yoomi melangkah mundur. Mungkin menyerahkan ini kepada pihak berwajib lebih benar. Bermaksud mengambil handphone dan membangunkan orangtuanya, Yoomi berjalan pelan.

Pikiran anak remaja memang aneh. Sekilas banyak tautan imajinasi aneh berkenaan si telur putih.

"Jangan-jangan itu bom nuklir Korea Utara?"

Atau

"Jangan-jangan itu telur rebus yang terkena radiasi?"

Atau....

"Jangan-jangan langit hujan makanan seperti di film Cloudy with a Chance of Meatballs?"

Yoomi menengadah ke atas langit. Sepertinya langit terlihat baik-baik saja. Apa mungkin sebentar lagi Sandwich akan turun dari langit. Ia berharap Pizza akan jatuh, karena Yoomi benar-benar lapar.

Berbaliklah Yoomi melihat si telur putih. Memastikan telur masih berada di tempatnya.

"OH YA LORD!!! ASTAGA NAGA KACA PIRING SENDOK GARPU!!!" Jerit Yoomi terjatuh di atas tanah.

Yoomi terkejut setengah mati. Layaknya melihat hantu melintas dan akan segera menghisap jiwa malang sang gadis remaja nan polos ini.

Bukan hantu, lebih tepatnya seorang wanita dengan pakaian crop-top berwarna senada. Rambut merahnya terlihat mencolok. Mata birunya terlihat lebih bersinar dari bintang-bintang. Tampilan eksentrik itu sukses membuat Yoomi nyaris jantungan.

"Siapa kau? Jangan mendekat! Aku akan memanggil polisi!" Ancam Yoomi tampak serius.

Akan tetapi dengan bingung si makhluk aneh berjenis kelamin wanita itu terus mendekat. Yoomi merangkak mundur sambil menjukkan wajah ketakutan.

Venus VS MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang