JALAN BARU

104 5 1
                                    


  Setelah kejadian itu, kerajaan kembali aman. Dan untuk menghindari kejadian itu terulang kembali, sang raja meminta untuk mendirikan sekolah sihir. Para penyihir kuat pun bermunculan dan mereka siap mengapdi pada istana untuk menjadi seorang Fury(pelindung istana), sayangnya tidak semua penyihir diterima menjadi Fury. 

20 tahun kemudian....,

"Hei, pemalas. Bangun.., kau tidak ingin terlambat di hari pentingmu kan?"

Mendengar suara itu, aku pun langsung bangun, dan berlari ke kamar mandi.

"Mengapa kau tak bangunkan aku dari tadi?" Teriak ku

"Sebenarnya aku sudah membangunkan kakak dari tadi, kakak saja yang tidak tahu"

Hari ini adalah hari dimana aku akan menghadapi tes masuk Fury. Yah.., ini lah saat yang paling ku tunggu-tunggu terlebih lagi ayahku sangat mengharapkanku masuk Fury.

"Kak, lama sekali sih mandinya. Jangan dimakan ya sabunnya, soalnya aku juga mau pakai"

"Siapa juga yang mau makan sabun".

Oiya, adik ku ini bernama Tron, sebenarnya bukan adik ku, dia adalah tetanggaku putra dari bang jamal. Dia sudah menganggapku seperti kakaknya sendiri. Dan aku adalah Putra sang pembunuh naga namaku Ronin. yahh, kalian pasti sudah tahu kisah ayahku.

Seklebatan cahaya hitam keluar dari kamar mandi.

"Kebiasaan buruk kakak memang susah untuk dihilangkan"

Sekejap kamar milik Ronin jadi berantakan.

Tiba-tiba, Zack muncul.

"Sudah berapa kali ayah katakan, jangan gunakan tanda itu untuk hal yang tidak penting"

"Ya, maaf yah, aku khilaf"

Lagi-lagi aku kena marah. Yah memang sulit untuk tidak menggunakan ke istimewaan.
Akan ku ceritakan sedikit tentang tanda ini. Dahulu, waktu aku masih bayi, tanda ini begitu kecil dan sulit di lihat, sedangkan ayahku tidak terlalu memperdulikannya.

Saat umurku 6 tahun aku mengalami kejadian yang tidak mengenakan, tangan kiriku serasa terbakar, dan tanda itu bercahaya. Perlahan tapi pasti tanda itu membentuk sebuah gambar ular, disinilah keanehan mulai terjadi. Aku seakan akan bisa berjalan sangat cepat hingga menembus waktu. bahkan sudah menjadi hal biasa bagiku saat terbentur pintu. Ayahku pun mengetahui hal tersebut, dia mencoba meminta bantuan kepada bang jamal, akhirnya sedikit demi sedikit aku bisa mengendalikan keistimewaan ini.

Hal itu tidak berhenti sampai di situ, tepat saat umurku 15 tahun, aku sering bermimpi aneh, seperti ada pesan yang tak tersampaikan di dalam mimpi itu, simbol itu mulai bercahaya lagi, dan kini bentuknya menyerupai se ekor naga, lengkap dengan sayap dan kaki.

Sekarang umurku 17 tahun, dan tanda itu belum berubah wujud, mungkin dia lelah berubah wujud terus.

"Hei tron, sampaikan pada ayah, aku mau berangkat."

"Sampaikan saja sendiri!"

"Bye bye"

Aku langsung berlari keluar rumah.

"Kenapa harus aku yang mengalah", kata tron sambil meratapi nasip.

Sekejap, aku sudah berada di depan pintu tempat ujian. Pintu itu ku buka pelan-pelan.

"Kamu siapa?, datang nggak diundang pulang nggak diantar" kata pengawas muka galak.

"Emang gw demit apa" ucapku didalam hati.

"Emm.., maaf pak nama saya Ronin. Saya mau mengikuti tes"

"Kamu sudah daftar?, soalnya namamu tidak ada di absensi saya"

"Ohh iya, maaf pak saya lupa belum daftar. Saya permisi dulu pak".

Secepatnya aku mencari tempat pendaftaran itu. Aku mengelilingi gedung tempat tes ini sampai tiga kali tapi tetap tidak menemukannya. Akhirnya aku melihat seseorang yang sedang duduk di sebuah kursi di ruang tunggu, ku lihat dengan teliti raut wajahnya. Sepertinya orang ini mengalami GGM (Gelisah Galau Merana). Lalu ku hampiri dia.

"Bang, kamu ngapain di sini?" Tanya ku

"Aku sedang GGM dek" kata abangnya

"Tu kan bener perkiraan gw" ucapku dalam hati

"Kenapa bang? Mungkin saya bisa bantu"

"Pulpen ku hilang dek" sambil nangis-nangis

Karena cerita itu, Aku pun tidak dapat membendung air mata dan ikut menangis.

"Kayaknya aku akan mengundurkan diri dari tes ini dek, padahal tadi udah daftar" kata abangnya sambil nangis.

"Yang sabar ya bang ini ujian" ikut nangis

"Dek, kamu belum daftar kan"

"Iya bang, kok abang tahu"

"Ya tahu lah, soalnya aku yang daftar terakhir. Pendaftarannya sudah tutup"

Air mata ku mengalir sangat deras

"Sudah dek jangan nangis, nih abang kasih pendaftaran abang"

"Loh emang bisa bang?"

"Bisa lah, kan nama kita sama. Namaku ronin, namamu juga ronin kan"

"Iya bang, Jangan-jangan kita saudara"

Kami pun menangis bersama.

Beberapa menit berlalu, aku meninggalkan si abang itu untuk mengikuti tes. Secepat kilat ku berlari.

Gubraakkk (suara aku menabrak pintu)

Pintu terbuka pelan-pelan

"Kamu lagi!!" Kata pengawas muka galak

"Maaf pak saya mau mengikuti tes ini formulir pendaftaran saya"

"Lihat itu ruang berapa?" kata pengawas sambil menunjuk formulirku

"Empat"

"Ini ruang berapa?"

"Enam"

"Kesimpulannya adalah?"

"Saya salah ruangan"

"Pintar"

Aku pun berlari mencari ruangan empat, dan akhirnya aku menemukannya. Perasaan ku mulai kacau, detak jantungku tidak beraturan.
Aku membuka pintu itu.

"Namamu ronin?" Tanya seorang pengawas.

"Benar pak, saya Ronin"

"Cepat duduk, dan kerjakan soalmu" perintah pengawas.

Aku duduk dengan perlahan, dan mencoba mengerjakan soal.

Tiba-tiba, terdengar suara seseorang mengetuk pintu.

Pintu pun terbuka dan munculah seorang gadis cantik berambut lurus sebahu. Aku terpesona saat pandangan pertama. Saat aku melihat sekeliling ternyata bukan aku saja tetapi semua didalam ruangan terpesona termasuk pengawas.

"Maaf pak saya terlambat" kata gadis itu.

Suaranya sangat indah seakan membawaku terbang melayang.
Sebuah spidol melayang ke arahku.

"Aduhh.," kataku

"Jangan banyak menghayal, kerjakan soalmu" kata pengawas bermuka agak galak.

"Namamu Veronika kan?" Tanya pengawas kepada gadis itu.

"Iya pak, benar"

"Ohh, jadi namanya Veronika" ucapku dalam hati.

Naga hitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang