Lepaskan

55 3 1
                                    

*Kriiiiingggg*
Bunyi bel tanda pulang sekolah, Setelah tes masuk fury peserta diharuskan melewati bimbingan, bimbingan ini seperti sekolah bagiku. Meskipun ada beberapa mata pelajaran yang tidak biasa seperti cara menggunakan sihir dan lain-lain.

Sang surya perlahan menyembunyikan wajahnya. Hingga saat ini pun aku masih teringat senyumannya.

Angin berhembus, daun-daun mulai berguguran. Suara binatang malam mulai bernyayi. Menambah rinduku padanya. Padahal baru tadi siang aku melihatnya, tapi rasanya seperti seribu tahun tak bertemu.

Mungkinkah aku sedang jatuh cinta padanya, ah cinta. Apa lah cinta itu, cinta hanyalah bualan orang yang sudah gila. Jika cinta membuat orang gila, maka apakah aku sudah dibuat gila oleh cinta.

Tak terasa pikiranku telah menjelajah kemana-mana, hingga aku tak sadar telah berselimut kegelapan. Tiba-tiba muncul cahaya dari belakangku.

"hei Ronin, tidak baik berjalan malam-malam tanpa penerangan"

"Anton, bagaimana bisa kau kesini. Apa kau sudah sembuh"

"aku itu kuat, tidak lemah sepertimu nih buktinya (menunjukkan tangannya yang mengeluarkan api) "

"apa lemah?, ayo kita bertarung. Kita lihat siapa yang lebih lemah"

"sudahlah Ronin, tidak perlu bertarung untuk membuktikan. Kau saja masih kesulitan mendekati gadis apa itu tidak lemah namanya"

"Ah jangan bahas gadis, aku benci pada mereka"

"hahahah, suatu saat nanti kau akan merubah sudut pandangmu itu"

Kami berjalan bersama hingga ke ujung jalan Dan berpisah di persimpangan.

Setelah berpisah aku mendengar suara burung gagak. Tanpa pikir panjang aku langsung menggunakan kemampuanku untuk lari dari situ.

*Gubrak* *gubrak*

"Ronin apa itu kau?" kata zack

"iya yah" sahut ku

"apa kau baik-baik saja?"

"aku baik-baik saja yah, hanya saja pintu kamarku lepas dari tempatya."

Ke esokan harinya aku berangkat seperti biasa. Berjalan menyusuri desa, berangan-angan dapat berjumpa dengannya. Tampak langit yang cerah, seolah dia tersenyum kepadaku. Aku belum pernah merasaan perasaan ini sebelumnya. Begitu bersemangat, hingga rasanya aku dapat melakukan segalanya.

Sesampainya di sekolah, aku melihatnya sedang berjalan dengan teman-temanya. Ia terlihat sangat gembira. Aku pun ikut senang jika melihatnya senang, akan tetapi didalam lubuk hatiku yang paling dalam aku merasa malu. Aku tidak berani mengajaknya berbicara.

Hari-hari berlalu dan aku tetap tidak berani mengajaknya bicara. Mungkin aku adalah orang terpayah didunia karena mengajak bicara gadis saja aku tak mampu.

Hingga datanglah suatu hari aku melihatnya dengan seorang lelaki.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Naga hitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang