Sudah Saatnya

15.2K 351 24
                                    

Semenjak perjalanan menembus semua dosaku berakhir sebulan yang lalu, aku pun kembali menjadi shinobi Konoha. Namun meskipun sudah menjadi shinobi Konoha kembali, masih banyak orang yang tak menerima keberadaanku.

Meskipun mereka cukup menghormatiku namun hanya sebatas pahlawan dunia shinobi. Namun para penduduk desa tak menghormatiku sebagai shinobi dari Konoha. Kupikir inilah nasih yang layak kuterima sebagai penghianat desa dan juga ninja pelarian yang baru saja tersadar dan kembali ke jalan yang benar.

Sebagai shinobi Konoha, aku tidak menerima misi-misi mudah dari Kakashi alias Rokudaime. Tapi ia memberiku misi-misi rank S yang memang lebih tepat aku kerjakan. Dan seperti kebanyakan misi rank S lainnya, misi yang kukerjakan sangatlah rahasia sehingga banyak penduduk desa yang mengira aku sama sekali tidak pernah melakukan misi walau aku sering pergi keluar desa.

Malam itu, di kantor Hokage aku bersama Naruto menemui Hokage keenam untuk melaporkan misi yang baru saja kami selesaikan berdua.

"Jadi misi kali ini tidak berjalan seperti rencana. Baiklah itu adalah hal biasa," ucap Kakashi.

"Maaf guru. Aku dan Sasuke sedikit terlambat datang ke desa itu akibat badai," kata Naruto.

"Ya. Tapi kami berhasil melindungi gulungan itu walau desa itu harus sedikit hancur," kataku.

"Kalian sudah melakukan yang terbaik. Dengan terbunuhnya ketua kelompok itu, kuharap tidak ada lagi yang berniat mencuri gulungan milik klan fuma itu," kata Kakashi lalu mengambil sebuah kertas cek dari dalam laci dan memberikannya padaku dan Naruto.

"Pulang dan beristirahatlah. Kalian kuberi waktu libur untuk besok. Tapi lusa kalian harus siap menerima misi," kata Kakashi.

Aku dan Naruto pun keluar dari ruangan Hokage dan pulang menuju rumah masing-masing. Berhubung aku baru saja kembali menjadi warga Konoha, aku menyewa sebuah apartemen tak jauh dari lokasi yang awalnya adalah pemukiman klan Uchiha.

Di rumah, aku membersihkan pedangku terlebih dahulu lalu mandi. Setelah selesai mandi, aku kembali mengasah pedangku yang sudah mulai berkurang ketajamannya setelah cukup lama tidak ku asah. Karena aku merasa kepanasan, aku pun melepas bajuku dan hanya memakai celana pendek.

Setelah selesai mengurus pedangku, aku pun mengurus perutku yang sudah mulai kelaparan minta di isi. Aku mengambil segelas susu dan meminumnya sambil melihati bahan makanan yang hendak aku masak. Tapi setelah segelas susu itu habis, tiba-tiba rasa laparku menghilang sehingga aku membatalkan niatku untuk makan.

Kulihat jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Aku pun sudah mulai mengantuk sehingga aku memutuskan untuk tidur. Aku sedikit merapikan kamarku agar semakin lelap tidur. Kumatikan lampu dan kunyalakan lampu tidur. Namun ketika hendak menutup mata, tiba-tiba seseorang menekan bel apartemenku. Aku pun bangun kembali dan pergi mengambil baju yang kuletakan di tempat di mana aku mengasah pedangku lalu memakainya sambil mengarah ke pintu.

Kubuka pintu rumahku dan kulihat Sakura sedang berdiri di balik pintu.

"Ada apa, Sakura? Kenapa kau bertamu malam-malam seperti ini?" tanyaku.

"Aku mau memberimu ini. Sebenarnya aku mau memberikan ini lebih awal, tapi aku baru mendengar kalau kau dan Naruto sudah pulang," kata Sakura sambil memberiku sebuah kotak yang di hias sedemikian rupa (Kado)

"Apa ini?" tanyaku sekali lagi sambil menerima kotak itu dengan penuh penasaran.

"Apa kau bercanda Sasuke. Tidak mungkin kalau kau tidak mengerti. Bukankah ini adalah hari ulang tahunmu?" tanya Sakura.

Benar juga, kebingunganku tiba-tiba menghilang setelah aku sadari jika hari ini sebenarnya aku ulang tahun. Entah mengapa aku bisa melupakan hari lahirku sendiri. Pantas saja tadi pagi sahabat sekaligus rivalku menjabat tanganku sambil mengucapkan "Selamat". Aku pagi itu pun tidak tahu untuk apa Naruto mengucapkan kata "Selamat". namun yang kutahu kata itu belum berakhir karena ketika ia hendak menyambungnya kami keburu di panggil Kakashi.

Melamar SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang