Mendapatkan Restu Kizashi

6.8K 146 11
                                    

Hari telah berganti. Pagi ini aku berencana menemui Hokage untuk melaporkan misi kami yang telah selesai. Tapi sebelum itu aku harus menjemput Sakura terlebih dahulu.

Setibanya di depan rumahnya, aku mengetuk pintu. Namun tiba-tiba saja terdengar keributan dari dalam rumah ketika aku mengetuk pintu itu sekali.

"Tapi ayah. Aku mencintainya." suara Sakura.

"Dia mantan ninja pelarian. Dan lagi menurut cerita dia pernah mencoba membunuhmu. Ayah ragu kalau kau akan bahagia hidup dengannya. Dan yang ayah tahu, si Sasuke itu memiliki sifat yang dingin. Apa kau serius menyukainya?" ucap ayah Sakura.

"Ia melakukan itu karena aku hendak membunuhnya waktu itu. Namun gagal dan aku memang nyaris tewas. Namun Sasuke melakukan itu untuk membela dirinya sendiri karena aku mau membunuhnya dengan kunai racunku." kata Sakura.

"Aku dengan dari Ino kalau sebenarnya Sakura sudah lama menyukainya. Bukankah harusnya kita biarkan putri kita memilih pasangan hidupnya sendiri? Sakura sudah dewasa, jadi biarkan dia memilih jalan hidupnya sendiri," kata ibu Sakura.

Aku di luar hanya bisa menguping dengan pasrah percakapan keluarga Haruno itu. Mungkinkah ayah Sakura tidak akan merestui hubunganku dengan Sakura karena aku mantan ninja pelarian yang telah berhianat pada desa dan hampir membunuhnya.

"Dia sudah jauh berbeda dengan Sasuke yang diketahui semua penduduk Konoha. Dia sebenarnya baik, tapi dendam mengubahnya menjadi orang yang seperti itu. Namun kini ia telah berubah, ayah."

"Meskipun Sasuke itu pahlawan dunia Shinobi dan juga ia kini sudah berada di jalan yang benar, tapi itu tidak cukup untuk meyakinkan ayah bahwa pernikahan kalian akan harmonis. Bagaimana jika jalan yang dulu ia pilih berdampak pada kehidupan kalian kelak. Ayah tidak mau nyawamu terancam karena hidup dengan orang seperti itu yang mungkin saja dosa masa lalunya saat ini mengejarnya."

"Sasuke sudah menebus semua dosa-dosanya dalam sebuah perjalanan panjang yang telah membuatku menunggu. Sekarang ia sudah kembali ke desa, kupikir ini saatnya aku menyatakan bahwa aku ingin hidup dengannya, ayah," kata Sakura.

Di luar, aku hanya bisa mengepal tangan sambil menyandarkan dahiku pada pintu sambil mengutuk diriku sendiri. Tiba-tiba seseorang muncul di sampingku.

"Itu pasti menyakitkan. Kau tidak apa-apa, Sasuke?"

Aku melihat ke arahnya. "Ya. Aku tidak apa-apa, Naruto. Hanya saja sekarang aku menyesal karena telah memperburuk citraku sebagai seorang Uchiha dan membuat ayah Sakura tidak setuju jika aku menikah dengan putrinya," kataku.

"Apa yang telah kau lakukan di masa lalu pasti akan berdampak di kehidupanmu kelak. Aku memang sudah memperkirakan hal ini. Tapi kupikir karena kau pahlawan dunia Shinobi, ayah Sakura akan setuju putrinya menikah denganmu apapun kondisimu. Tapi ternyata tidak."

"Naruto, pergilah. Aku akan memanggil Sakura sekarang untuk melaporkan hasil misi kami. Aku akan berpura-pura tidak mengetahui apapun tentang percakapan mereka," kataku.

"Baiklah. Oh ya, jika kau ingin bertemu denganku, jangan datang kerumahku. Karena sekarang untuk sementara aku tinggal di kediaman Hyuuga."

"Siang ini datanglah ke tebing ukiran patung Hokage. Ada sesuatu yang hendak aku bicarakan denganmu."

"Oke." Naruto pun melesat dengan sangat cepat meninggalkan rumah Sakura. Aku pun mengetuk pintu rumah beberapa kali hingga Sakura membuka pintu.

"Sasuke! Apa kau sudah datang dari tadi?" tanyanya.

"Aku baru saja tiba. Ayo kita bertemu guru Kakashi," ajakku,

==[][]==

"Jadi misi ini berjalan lancar. Dan tak kukira kau bisa mengorek informasi dari kepala desa itu," ucap Kakashi.

Melamar SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang