Part 3

736 145 4
                                    

Author POV

Pagi ini kehebohan terjadi di lingkungan Hannyoung school, video mengenai pengeroyokan yang terjadi pada Johnny sudah menyebar luas. dan yang lebih mengejutkannya lagi ada seorang gadis yang masih menjadi misteri karena sudah menolong Johnny. gadis itu memakai jaket yang menutupi rambutnya dengan tudung jaket, wajahnya hanya samar-samar karena cahaya yang sangat minim di tempat kejadian, mereka hanya mengenali rok yang dikenakan gadis itu, rok milik sekolah mereka. kemungkinan besar gadis itu bersekolah disini.

Lisa yang baru saja tiba hanya menatap mereka semua tanpa minat. ia kembali memasang earphonenya ke telinga dan kembali berjalan menyusuri koridor yang menghubungkan dirinya dengan kelasnya.

dirinya tersentak kaget ketika seseorang meraih pergelangan tangannya tiba-tiba, ia pun melepaskannya dengan paksa, "kau salah orang". ucapnya dengan tegas.

"Johnny ingin bertemu dengan mu". ucap lelaki itu yang ia tak tahu namanya siapa. tidak ada nametag yang tersemat di seragamnya, "ikuti aku atau aku seret dengan paksa". ujarnya kembali dan kali ini mengedipkan satu matanya.

Lisa bergidik ngeri melihat kelakuan bocah lelaki ini. mau tak mau, ia pun mengikuti kemana pria itu berjalan. menuju suatu ruangan yang tak jauh dari kantin sekolah.

"aku sudah membawanya". lapor pria itu ketika mereka masuk ke dalam ruangan.

"duduk lah". perintah Johnny pada Lisa, namun gadis itu tetap memilih berdiri di tempatnya.

"cepat katakan apa yang ingin kau bicarakan, aku ada ulangan pagi ini". 

Johnny menyunggingkan senyumannya, dan itu justru membuat Lisa semakin jengkel. waktunya benar-benar tersita terlebih bel sudah berdering beberapa menit yang lalu.

"aku sudah membelikan mu sarapan". ujar pria itu dengan entengnya.

Lisa menatap sekilas pada sebuah paper bag berwarna cokelat yang tergeletak di atas meja, "aku sudah sarapan". Lisa langsung membalikkan tubuhnya, tapi langkahnya tiba-tiba di halangi oleh pria yang membawanya kesini, ia pun menatap jengkel pria itu yang justru memberikan cengiran yang sungguh menyebalkan, "jarak dari tempat ini ke kelas ku cukup jauh, dan ku pastikan guru matematika ku sudah akan masuk ke kelas sekarang. menyingkir atau ku patahkan kaki mu". ancamnya.

Johnny beranjak dari tempat duduknya, ia pun menyuruh temannya yang bernama Ten untuk menyingkir dari Lisa melalui matanya. tangannya segera meraih pergelangan tangan Lisa, ia pun berjalan meninggalkan ruangan itu dan tentunya sambil berpegangan tangan. 

semua usaha Lisa untuk melepaskan genggaman tangan Johnny hanya sia-sia, tak ada satupun yang berhasil, pria itu terlalu kuat mencengkramnya. hal itu tentu saja membuat banyak mata menatap mereka yang menjadi objek pagi ini. bahkan sampai para murid yang sudah duduk manis di dalam kelas pun segera menghamburkan diri mereka membentuk sebuah barisan di depan kelas, bahkan yang lebih gila lagi, banyak yang mengiringi mereka dari belakang.

"masuk lah, kau sudah sampai di kelas mu". ujar Johnny yang membukakan pintu kelas Lisa. 

raut wajah kesal Guru matematika yang sedang mengawasi ujian pagi ini langsung berubah ketika ia melihat wajah Johnny yang berada di hadapannya. 

"duduk dan kerjakan semua soal itu dengan baik". perintah Johnny sekali lagi, ia tersenyum tipis ketika Lisa berjalan ke arah mejanya tanpa satu kata pun yang keluar dari mulutnya. sementara Guru yang bermarga Jang itu hanya diam karna Johnny memandangnya, sebuah tatapan intimidasi baginya.

**

suasana kelas begitu tenang, seluruh murid masih sibuk menuliskan jawaban mereka pada selembar kertas. Lisa melirik jam tangannya, masih tersisa 30 menit waktu ulangan namun ia sudah selesai mengerjakan semua soal-soal ini. ia merapihkan alat tulisnya dan memasukkannya ke dalam kolong meja, ia pun langsung berdiri dan menyerahkan kertas ulangannya pada Pak.Jang.

Stay in My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang