Park Jin Young 22september1994
Seseorang yang di anugerahi ketampanan luar biasa, kecerdasan di atas rata-rata, dan kebaikan hati bak dewa.
Kebaikan hati? iya ... baik.. sangat baik sampai dia lupa bagaimana menyakiti sesorang . Tapi itu dulu .. dulu sebelum dia tahu apa itu rasa sakit dan kehilangan.--------------------JinYeon---------------------
Nayeon tertunduk, dia tidak berani menatap seseorang yang duduk di depannya, sedari tadi nayeon memang diam tapi dia tidak mendengar sama sekali apa yang orang itu katakan , dia sibuk mengatur detak jantungnya yang berdetak dengan cepat. Dia tidak mengerti bagaimana bisa jantungnya berdetak seperti ingin melompat dari tempatnya. Takut, iya dia hanya takut.
" Ada apa di bawah meja? Sampai kau tidak mendengar apa yang ku katakan " .
" ye? ". Reflek nayeon mengangkat kepalanya dan tak sengaja. Kedua matanya bertatapan dengan orang itu.
Untuk sesaat Nayeon terbius akan ketampanannya. Tapi ia harus segera menyadarkan dirinya.Tidak nayeon, dia presdir mu.. Tapi dia tampan sekali, tunggu. Apa? Tampan? Ciih iya tampan tapi mengingat kejadian kemarin aku masih kesal padanya-Nayeon
Seperti yang di perintahkan, kini nayeon berada di dalam ruangan yang sangat tidak ingin di masuki seluruh karyawan disini. Ya, dimana lagi selain ruangan yang mencekam milik sang presdir.
" Jadi, apa kau benar tidak mendengar apa yang ku katakan?! ".
Mati aku!! - Nayeon
" Jeosonghamnida, presdir " .
Nayeon mengalihkan pandangannya kearah lain coba untuk menghindari tatapan tajam presdirnya yang baru saja "sedikit" marah.
Park jin young? Oh jadi nama presdir ini park jinyoung. Nayeon ber monolog dalam hati. Matanya terpaku pada tulisan yang tercetak pada balok kaca? Di atas meja.
" Nayeon-ssi apa kau tidak mendengarku? " .
" anieyo presdir, aku mendengarmu " .
" kalau begitu coba ulang apa yang aku katakan ".
Mati kau Nay - Nayeon
" sudah ku duga kau memang tidak mendengarkan apa yang ku katakan sejak tadi " .
Nayeon kembali menundukkan kepalanya, khawatir.
Kkkrrruuuyyyuukkk...
Nayeon mengutuk dirinya bagaimana bisa dia lupa untuk makan siang dan alhasil dia memalukan dirinya sendiri dengan suara perut yang dia yakin sang presdirnya pun dengar. Terlihat dari ekspresi Jinyoung yang memandangnya dengan tatapan ilfil?
" Bodoh! " . Decih jinyoung.
" jeosonghamnida, tadi tepat saat jam makan siang aku tidak berfikir untuk makan dan langsung kemari ". Lirih Nayeon, apa yang bisa ia lakukan selain menyembunyikan wajahnya.
" Sekertaris lee kau bawakan satu sandwich dan dua botol air mineral ke ruangananku sekarang! ". Titahnya pada sekertaris pribadinya melalui sambungan telepon.
" Anieyo gwaenchana presdir ".
" Dengar!! Aku tidak ingin kau hilang konsentrasi karena lapar!! Dan apa kau sebodoh itu sampai kau melupakan makan siangmu".
Nayeon menggigit bibir bawahnya.
Apa aku salah? Aku hanya ingin menemuinya tepat waktu karena aku tidak ingin dimarahi, tapi apa ini? Dia membentakku?
Tak tarasa air mata nayeon jatuh begitu saja, entahlah nayeon pun tidak mengerti kenapa dia menangis. Dia hanya merasa bersalah mungkin? Tidak, bukan itu. Ia terkejut karena selama ini tidak ada yang pernah membentaknya sekeras ini. Ayah, ibu, Nenek, kake, paman, bibi, saudara-saudara nya? Tidak ada satupun. Tapi presdirnya ini baru saja dikenalnya sudah membentaknya.
Aki tidak boleh cengeng, aku kualiah di paris sendiri aku tidak takut, dan tidak pernah menangis. Untuk hal se kecil ini aku ngga boleh menyia-nyiakan air mataku - Nayeon
Perempuan 22 tahun itu mengusap air matanya kasar.
" wait!! Kau menangis? Kau menangis karena aku membentakmu? Ah jinjja!! Bagaimana bisa perempuan dewasa sepertimu menangis hanya karena dibentak? ".
" Anieyo aku hanya tak berkedip selama 30 detik dan itu membuat mataku berair, iya itu " .
Lagi, nayeon menundukkan wajahnya. Kali ini dia benar-benar tidak mempunyai keberanian untuk mengangkat wajahnya. Malu.
Nayeon mengucap syukur dalam hati, sekertaris lee menyelamatkan situasi yang menurut nayeon situasi paling menegangkan yang ia rasakan selam 22 tahun hidupnya. Dulu saat sidang skripsi dan saat dia berpidato karena mendapatkan penghargaan lulusan terbaik saja tidak lebih menegangkan dari ini.
" Bawa makanan itu dan cepat keluar, aku sudah muak melihatmu. Lanjutkan proyek itu, minggu depan berikan laporannya ".
Puji tuhan, syukur nayeon dalam hati. Ia lalu mengambil sandwich dan satu botol air mineral kemudian pergi dari ruangan sang presdir dengan terburu-buru".
" BODOH ".
itu satu kata terakhir yang nayeon dengar saat ia masih diambang pintu.
Aku tahu aku bodoh-Nayeon
TBC
YYEEAAHH 💜💜
TAPI SEJUJURNYA AKU NGGA TAHU INI LAYAK DIBACA ATAU TIDAK TAPI THANK YOU YANG UDAH MAI BACA❤❤❤
JANGAN LUPA VOMMENT NYA YA 😘😘😘I KNOW IT'S TO LATE BUT
AKU MAU SAY HAPPY BIRTHDAY BUAT COUPLE KESAYANGAN ❤❤
JINYOUNG OPPA AND NAYEON EONNI ❤❤ WISH NYA.. CEPET GO PUBLIC YA ❤❤
#HappyNAYEONday #PrinceJinyoungDay
#JinYeonDay #JinYeonSATU LAGI!!
SATU KATA!! SHOCK!! TAPI BAHAGIA DENG BAHAGIA SANGAT!! MBA NAYEON SAY HBD TO JINYOUNG OPPA KALOPUN AGAK MALU-MALU BUT THATS OKAY!!! INI KEMAJUAN PESAT!! KU TUNGGU GO PUBLIKNYA ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
I will Never be HER
Fanfictionseperti halnya matahari yang terkadang lelah untuk menyinari bumi.. mendung pun dengan senang hati mengganti.. tetes demi tetes air itu mulai menghujani pipi.. mencoba untuk mendeskripsikan rasa sakit ini..