02

27.2K 1.3K 17
                                    

Mr. Hong Joon menatap ke arah Anna dengan senyuman nakalnya.
"Siapa dia? Apakah dia yang akan kau sajikan padaku setelah pertemuan ini?" Tanya Mr. Hong Joon sambil berusaha menyentuh lengan Anna.

xxx

Brandon langsung mencegah tangan nakal pria itu sehingga Anna tak sempat disentuhnya.
"Maaf, dia privasiku. Kalau kau butuh wanita, nanti akan aku sediakan yang lain. Tapi untuk yang satu ini, jika sekali saja kau berani menatapnya nakal atau menyentuhnya, maka nyawamu akan langsung melayang." Ucap Brandon datar namun penuh makna ancaman yang menakutkan.

Brandon terkenal tak pernah main-main dengan ucapan dan ancamannya.
Seorang mafia yang sangat ditakuti di dunia kejahatan dan disegani oleh kepolisian.

Mr. Hong Joon pun merasa ngeri mendengarnya dan langsung mengajak Brandon untuk segera melakukan pembicaraan transaksi mereka.

Sebelum memasuki ruang pertemuan, Brandon memanggil sekretarisnya.
"Olivia, tolong kau antarkan nona Anna ke ruanganku. Dia akan menungguku disana." Perintah Brandon.

Olivia segera melaksanakan tugasnya mengantarkan Anna ke ruangan kerja Brandon.
"Silahkan masuk nona, kalau anda butuh sesuatu mohon katakan padaku saja. Aku selalu ada tepat didepan ruangan ini." Ucap Olivia sopan dan tersenyum.

"Terima kasih Olivia, tapi jangan panggil aku nona, panggil saja aku Anna." Ucap Anna tersenyum dan Olivia mengangguk lalu keluar dari ruangan kerja Brandon meninggalkan Anna sendiri.

Anna mengagumi ruangan besar dan mewah di mana dirinya berada saat ini. Ruangan yang sangat besar dengan desain minimalis. Ada sebuah foto di meja kerja Brandon yang menarik perhatian Anna. Foto Elsa yang sedang tersenyum sambil memetik bunga. Sepertinya foto ini diambil tanpa sepengetahuan Elsa, karena posisi Elsa yang tak melihat ke arah kamera.

"Oh ternyata....dia benar-benar masih mencintai kak Elsa. Kasihan dia... Cintanya harus bertepuk sebelah tangan." Ucap Anna pada dirinya sendiri.

Tok..tok...tok...
Pintu ruangan diketuk sopan, lalu dibuka oleh seseorang. Pete.

Dia masuk sambil membawa bungkusan makanan.
"Nona, ini pesanan Tuan Brandon. Anda diminta untuk segera menyantapnya, supaya tidak sakit." Ucap Pete menyerahkan bungkusan makanan itu.

"Terima kasih Pete." Jawab Anna menerima makanan itu.
Pete langsung keluar dari ruangan itu.

"Ternyata dia baik juga, masih ingat kalau aku belum makan." Ucap Anna tersenyum.

Anna langsung menyantap makanan yang diberikan Pete.

Menunggu sangatlah membosankan bagi Anna. Dia sudah bermain di meja kerja Brandon, duduk di kursi kerja Brandon, bahkan meneliti semua detail ruangan kerja Brandon, namun tak mampu menghilangkan kebosanannya. Akhirnya Anna pun merasa ngantuk dan tertidur di sofa panjang ruangan itu.

Ceklek.
Brandon masuk ke ruangan kerjanya, dan terkejut melihat Anna yang sedang tertidur di sofa.
"hhh...huh.. dasar tukang tidur! Dimanapun selalu tertidur!" Kesal Brandon lalu menuju meja kerjanya dan duduk di kursi kebanggaannya.

Brandon mengambil dan menatap foto Elsa. Dia merasakan nyeri masih ada dalam hatinya, namun kemudian tersenyum.
"Bahagialah selalu cintaku, senyum mu akan membuatku selalu merasa bahagia meski tak bisa memilikimu. Aku selalu mencintaimu dan merindukanmu." Ucap Brandon lalu mencium foto Elsa itu.

"Semoga Xander tak pernah berbuat bodoh lagi seperti yang Ruby alami dulu." Air mata mulai mengumpul di pelupuk mata Brandon.

Kenangan tentang Ruby, adik yang sangat dia sayangi yang harus mati karena kekayaan dan kebodohan  Xander, Selalu membuat Brandon sedih dan terluka. Namun Brandon sudah memaafkannya. Kini Brandon hanya berharap Elsa selalu dapat dilindungi oleh Xander.

my love innocent (Pindah Ke Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang