Telah ku kutip serpih hati nan patah,
Ku susun,
Kembali menjadi monumen yang indah
Namun dayaku, kudrat yang lemah
Sepasrah luka nan merah
Diregut terjatuh pada hati nan salah
Laluku susun,
Kembali, dan lagi.
Hingga tiada asa untuk terus menahan
Dan berharap,
Terlihat dampak pada ukirannya
Tak semekar bunga tropis
Yang kiniku,
Hanya mampu menghitung hari
Pada sekuntum kelopak mawar
Tentang rasa yang akan kau beri
YOU ARE READING
Unwritten
PoetryLelaki biasa. Previously from the mother womb. So now, I'm here peeps!
