Galau merusuh berbau keliru
Nista sang ajaib bermuka merah
Rindu terpunduk pada dahan yang usang
Tercipta merapi nian diulik renta
Usah sembunyi jiwa nestapa
Riuh berpasang pepohon jati
Menanti harap memukul resah
Mengusik hati bergaul hiba
Pungguk dinanti bermuncung tiong
Dihambat pohon merencah alam
Lalu gegak gempita menghurung qalbu
Nuansa itukah?
Tiram tenggelam dalam
Kutip asaku, semai cinta
Pejam mataku, hujat rindu
Tutup telingaku, hanya engkau yang satu
Dibelangsungkawa awan lepas
Memutar angin yang syahdu
Untuk ku tatap sepanjang nyawa.
YOU ARE READING
Unwritten
PoetryLelaki biasa. Previously from the mother womb. So now, I'm here peeps!