10 : "Cherry Blossom, Ice Cream and You"

435 42 18
                                    


"Ingatlah, ketika kau melihat kelopak-kelopak bunga sakura yang berjatuhan—di saat itulah aku akan kembali. Aku janji akan menemuimu setiap tahun dan kita harus makan es krim bersama, ya?"

***

Musim semi tahun ini adalah musim semi kedua yang Jungkook harus lewati tanpa Kim Taehyung. Meski terkadang pahit-manis kenangan itu masih dirasakannya, tapi Jungkook menjamin hidupnya sekarang ini sudah berubah menjadi yang lebih baik.

Setahun yang lalu—tepat ketika ia kembali dari tempat asal Taehyung—Kim Ssaem menemuinya dan menawari audisi sebuah agensi yang cocok untuk bakat tarik suaranya. Untungnya, berkat talenta yang telah terasah tajam, ia lolos audisi dengan mudah dan segera menyandang status trainee. Tak lama lagi ia akan bisa memersiapkan debutnya sehingga ia bisa membanggakan Taehyung yang selalu menyuruhnya untuk menjadi penyanyi sukses.

"Hei, Jeon Jungkook!" seru Kim Yugyeom—anak bungsu Kim Ssaem yang juga lolos audisi dan menjadi trainee seperti dirinya. Akhir-akhir ini ia dan lelaki itu menjadi akrab karena jadwal latihan yang sama. "Kau mau ke mana?" tanya laki-laki itu.

"Aku ingin berjalan-jalan keluar sebentar," balas Jungkook yang sudah berdiri di ambang pintu selepas ia berlatih beberapa lagu. "Ayo ikut. Kita harus menikmati musim semi tahun ini!"

Yugyeom menghela napas berat. "Ah, apa hebatnya menikmati musim semi? Sangat menyebalkan melihat banyak orang pacaran di pinggir jalan."

Jungkook mendecak. "Jika kau ikut denganku, kau akan kutraktir es krim."

Tawa sumbang terdengar dan Yugyeom berujar, "Hah! Ajakan macam apa itu, Jeon Jungkook," katanya sembari beranjak berdiri, merapikan bajunya yang sedikit kusut dengan terburu-buru. "Tentu saja. Ayo kita pergi!"

***

"Kau memang makan es krim sebanyak ini?"

"Hmm?" Jungkook mengalihkan atensi pada es krim yang ada di kedua tangannya. "Yah, sebenarnya aku membelinya untuk seseorang."

"Seseorang? Jangan bilang kau sudah punya pacar dan kau akan menemuinya sekarang lalu kau akan meninggalkanku sendirian di sini," oceh Yugyeom.

Jungkook kontan menghentikan langkah, kepalanya menengadah pada bunga-bunga sakura yang menaungi jalanan tempat mereka berpijak. "Ya dan orang itu bukan pacarku, tapi aku sangat menyayanginya," ucapnya pelan seraya membiarkan pasukan kelopak merah muda itu mendarat pada wajahnya dan menghiasi kedua es krimnya. "Tapi es krim ini hanya sebagai penghormatanku atas kepergiannya...," lanjut Jungkook yang tertunduk.

"Ja-Jadi... orang itu sudah pergi ya...," ungkap Yugyeom yang kebingungan melihat Jungkook berubah jadi sentimental.

"Hyung-ku," kata Jungkook kemudian. "Hyung-ku itu berjanji untuk mengunjungiku ketika musim semi datang. Katanya, aku harus menraktirnya makanan enak dan es krim ketika waktu itu tiba."

Yugyeom hanya mengangguk-angguk dalam diam dan asik menyantap es krim green tea favoritnya. Karena melihat Jungkook sedang sibuk dalam dunianya sendiri, ia bergeser menjauh, duduk di bangku panjang yang ada di pinggir jalan. Kalau tidak salah, ibunya yang dulu adalah wali kelas Jungkook pernah menceritakan salah satu bagian hidup Jungkook yang membuatnya sampai tak bisa berkata-kata. Ibunya berkata bahwa dirinya harus bersikap wajar dan tak menanggapi dengan hal aneh-aneh jika laki-laki itu mendadak membicarakan soal kepergian hyung yang pernah dekat dengan Jungkook selama beberapa waktu. Ia memang tidak langsung melihat kedekatan temannya itu dengan seorang hyung yang dimaksud, tapi ia bisa merasakan bahwa Jungkook pasti sangat terpukul dengan kepergian hyung yang kata ibunya sangat mendadak sampai-sampai ibunya takut melihat sikap Jungkook yang berubah aneh.

Hingga beberapa menit berlalu, Yugyeom yang juga tenggelam dalam lamunannya dibuat terkejut dengan kehadiran Jungkook—yang tahu-tahu sudah menyodorkan es krim penuh kelopak bunga sakura padanya.

"Ambillah," kata lelaki itu pelan.

"Oh, Jungkook-a." Yugyeom menegakkan badan dan menerima es krim itu penuh sangsi. "Bukannya ini untuk Hyung-mu?" tanyanya hati-hati.

"Ya, aku sudah bertemu dengannya, kok," jawab Jungkook yang raut wajahnya lebih bersemangat, menjilati es krim yang lain di tangannya.

"Jadi kau sudah bertemu dengannya, ya...," gumam Yugyeom yang masih ragu memandangi es krim pemberian Jungkook. Kalau dipikir-pikir, rupanya temannya itu aneh juga.

"Makanlah," kata Jungkook yang mendapati tangan Yugyeom dialiri lelehan krim coklat.

"Oh, o-oke, oke." Yugyeom tergagap dan segera mencabuti kelopak-kelopak bunga sakura yang tertancap pada krimnya. Ah, asal gratis dan pemberian Jungkook, ia rasa dirinya akan baik-baik saja memakan es krim ini, tak peduli jika perasaannya berubah aneh sejak tadi. Dirinya hanya harus bersikap sewajarnya saja, bukan?

***

Jungkook memandangi ranting pohon sakura yang ia pajang di atas meja belajar, di hadapan ranjangnya. Tatapannya menyorot nanar. Dan saat ini, hanya ada kesunyian yang menyelimutinya. Ingatan lembutnya tereka ulang, seiring pandangannya yang terfokus pada ranting pohon yang masih terlihat sangat segar, bahkan setelah satu tahun berlalu.

"Ah... bagaimana ini?" Jungkook bertanya pada dirinya yang uring-uringan. Sedetik kemudian, air matanya mengalir tanpa sepengetahuannya.

"Hyung, entah kenapa, aku merasa kesepian sekarang. Aku tahu kau akan datang saat musim semi ini dan aku bisa merasakannya. Tapi... kenapa semua itu rasanya tidak cukup? Aish...." Jungkook melanjutkan monolognya. "Jika ada Hyung di sini... argh, Jeon Jungkook, dasar cengeng. Hyung pasti tidak akan senang melihatmu meratapi nasib seperti ini, kan?"

Seraya bersandar pada dinding, Jungkook duduk memeluk lutut dan menenggelamkan kepalanya bersama dengan isakan tangisnya yang keluar. Ia tidak tahu rasa kesepian bisa menusuk jiwanya.

Malam ini, tak peduli jika ia berubah jadi bocah cengeng yang akan dicibir Kim Taehyung dari tempat nan jauh di sana, ia ingin mengenang masa-masa itu kembali—sembari berharap bahwa ingatan-ingatan itu dapat membawanya kembali ke waktu lampau dan merasakan hangatnya musim semi yang tak sepi seperti ini.

Namun ujung-ujungnya, tak ada yang bisa dilakukannya selain berlarut dalam kesedihan. Pada akhirnya, hatinya hanya bisa kembali menyerukan satu kalimat itu hari demi hari, sepanjang hidupnya.

"Aku merindukanmu!"


Selesai

Spring Day (BTS FANFICTION)Where stories live. Discover now