"Hyung!" Jungkook berseru keras kala mendapati Kim Taehyung tak absen dari keberadaannya di depan gerbang sekolah Jungkook hari ini.
Taehyung mengangkat satu tangan dengan ekspresi ala pria keren perkotaan, ditambah lagi ia mengenakan kacamata hitam yang membuatnya justru terlihat aneh. Lantas Jungkook menghampirinya dengan penuh semangat. Ya, tidak ada kata lain selain 'semangat' dan 'bahagia' yang dapat mendeskripsikan perasaan seorang Jeon Jungkook ketika melihat sosok Kim Taehyung.
"Sudah kubilang, kita akan bertemu setiap hari," kata Taehyung, satu matanya berkedip jenaka sementara semilir angin menerbangkan helaian rambutnya yang tersampir pada kening. Seperti biasa, pemandangan itu tak luput membuat murid-murd lain yang baru keluar sekolah segera menyalakan mode 'fangirl' mereka.
"Oh, apa-apaan ini,"―Jungkook bergidik pelan kala tiupan angin yang lumayan kencang kembali menerpa. "Aku tidak tahu kalau angin musim dingin masih tersisa."
Taehyung menurunkan kacamata sebatas hidung, matanya ikut mengamati cuaca yang kelabu. "Benar juga, ya. Sepertinya hujan akan turun sebentar lagi."
Hempasan napas kecewa dikeluarkan Jungkook. "Akan lebih enak kalau dicuaca seperti ini berdiam diri di kamar sambil bermain video game."
"Oh! Apa kau baru saja menyebut video game?!" jerit Taehyung. "Bagaimana kalau game sepakbola? Di rumahku?"
"Oh, Hyung...." Jungkook meraih tangan Taehyung untuk ber-high-five ria. "Kau memang tahu favoritku."
"Atau di rumahmu?" tawar Taehyung lagi.
"Tidak! Tidak! Maksudku, lebih baik di tempat Hyung saja. Hehe."
"Baiklah! Let's go!" Taehyung menarik Jungkook ke dalam rangkulannya. "Nanti akan kupesankan tteokpokki lezat!"
***
"Aku menang! Aku menang!" suara bass Taehyung memenuhi ruangan utama flat sempit miliknya. Ruangan itu justru rasanya bertambah kecil karena dipenuhi dua laki-laki berbadan besar. Tapi besar ruangan itu tak dihiraukan keduanya, dengan video game dan tteokpokki, keduanya sudah merasa hidup mereka terasa komplit untuk saat ini.
"Aish, Hyung. Ini tidak seru," ujar Jungkook sedikit dongkol.
Taehyung yang sedang merayakan kemenangannya pada video game refleks menoleh ke arah Jungkook dengan mata melotot. "Wae Jungkook-a? Apa season ini terlalu kuno untuk tahun ini?"
"Bukan itu, tapi bagaimana kalau kita benar-benar bertanding? Orang yang kalah nanti harus memenuhi keinginan pemenangnya," celoteh Jungkook.
"Oke!" Taehyung membalas dengan cepat. "Akan kupertahankan kemenanganku saat ini, Jeon Jungkook!"
Sebelum fokus dengan stik permainan di tangan, Jungkook melahap satu potongan besar tteokpokki sebagai tenaganya selama pertandingan. Mungkin saat ini, hanya ia yang memiliki keinginan yang sangat ia ingin sampaikan pada Taehyung. Ini berarti, ia harus memenangkan game-nya.
.
.
.
"Aku menang! Aku menang!" suara keras kembali memenuhi ruangan setelah lima belas menit permainan yang cukup sengit. Untuk selebrasi kemenangannya, Jungkook segera bangkit berdiri dan berlarian kecil mengelilingi ruangan ala pesepakbola yang mengitari lapangan usai mencetak gol.
"Aish, harus kuakui, permainanmu tadi sangat mengerikan, Jeon Jungkook," ucap Taehyung. "Anak jaman sekarang, memang berbakat, ya dalam hal seperti ini."
YOU ARE READING
Spring Day (BTS FANFICTION)
Fanfiction"Tapi Hyung akan kembali, kan?" Taehyung mendadak terdiam. Oke, kali ini ia kehabisan alasan. Perhatiannya pun ia alihkan pada pemandangan luar jendela, angin malam di luar sana berhembus kencang-membawa banyak helaian bunga sakura yang sedang dalam...