First Hello

34 4 0
                                    

Brukk.. Melie bertabrakan dengan seorang pria di lobby hotel. Dahinya terhantuk cukup keras dengan bagian dada pria itu.

"aaw.." kata Melie meringis kesakitan. Ia lalu mengadahkan kepalanya ke atas untuk melihat wajah orang yang telah membuat dahi nya memerah.
Sepersekian detik ia terkejut ketika mengetahui bahwa sosok yang didepannya sekarang adalah sosok yang dilihatnya dari kejauhan. Sosok jangkung bermata biru mempesona yang sempat ia kagumi.

"ohh i'm sorry but please pay attention to your way miss." (ohh maaf, tapi tolong perhatikan jalan anda nona.) ucap pria itu dengan nada sarkasme membubarkan lamunan Melie. Ucapannya sedingin salju dan dengan segera ia berlalu bak angin lewat.

"Siall." Umpat Melie dalam hati. Menurutnya lelaki jangkung itu seharusnya meminta maaf kepadanya karena telah membuat tatanan rambutnya menjadi berantakan. Bukan malah menyindirnya dan berlalu tanpa ada rasa penyesalan. Dasar bule tulen.

"oh sampe aja gue tau nama tuh orang. Selesai dia." ancam Melie dalam hati. Seandainya saja ia tidak dalam kondisi darurat seperti ini pasti ia telah mengejar pria itu dan memberikan pelajaran kepadanya. Namun untuk sekarang bukan itu tujuan Melie, ia harus melanjutkan pencariannya dan dengan segera  menelpon madam Lady.

Selang beberapa detik kemudian seseorang menepuk pundak Melie.

"uhm. Hello miss what are you looking for? Would you like some help?." (uhm. Nona apa yang sedang anda cari? Ada yang bisa saya bantu?) sapa seorang lelaki dengan senyum mengembang diwajahnya. Kali ini laki-laki itu tidak setinggi sosok yang menabrak Melie. Iris matanya berwarna cokelat muda. Penampilannya lebih classy dibanding dengan si mata biru. Ia mengenakan tuxedo berwarna rose gold tetapi ia tidak memakai jasnya. Tampak manis dengan kemeja putih.

"Hmm sepertinya dia seorang irish, terbukti dengan tutur katanya yang tertata rapi." batin Melie.

*) Irish adalah sebutan untuk orang berkebangsaan Irlandia/ orang asli Irlandia

"umm.. Sure, if you want. Can i borrow your phone for a minute to call somebody? My battery is low." (umm.. Jika boleh. Apakah aku bisa meminjam ponselmu untuk menelpon seseorang. Posel saya sedang habis baterai.) jawab Melie dengan gugup. Sebenarnya ia tak terbiasa bercakap dengan orang asing namun kali ini ia memberanikan diri. Setidaknya demi Celeste.

*) kalimat yang ada didalam kurung adalah makna dalam bahasa Indonesia

***

"hmm okay madam jika itu kendalanya saya akan segera kesana." dengan segera Melie menutup sambungan telepon dari madam Lady dan mengembalikan handphone itu kepada sang empunya.

Melie dengan madam Lady sering kali bercakap dengan bahasa Indonesia. Bagaimanapun Melie cs. memiliki darah Indonesia. Mereka menguasai tiga bahasa, yaitu bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Irlandia. Sementara madam Lady adalah orang Indonesia yang namanya telah terkenal di Dublin City sebagai pembuat kue terlezat.

"what did she said?" (apa yang dikatakannya?) sela seseorang disebelahnya.

"i have to go to her place right now, because she has no courier to deliver the cake, Dale. And now i'm confused, i cannot drive and i need someone to take me there." (aku harus pergi ke tempat madam Lady, Dale. Dia tidak memiliki kurir untuk mengantar kuenya. Dan sekarang aku bingung, aku tak bisa berkendara dan aku butuh seseorang yang bisa membawaku kesana.) ucapnya sambil menggosok - gosokkan kedua telapak tangannya.

Suhu kota Dublin malam itu mencapai 12° celcius. Jam sudah menunjukkan pukul 7.40 pm. Hanya tersisa waktu 20 menit untuk Melie.

"let me drive you there. i think i should help you and you can't refuse my offer, Lie" (biarkan aku mengantarmu kesana. Aku pikir aku harus menolongmu dan kau tidak bisa menolak tawaranku, Lie.) sambung pria itu.

"what?? Lie" (apa dia bilang?? Lie.) untuk sesaat Melie terdiam, dalam hatinya ia mengumpat, berani-beraninya orang ini memanggil namanya seenaknya. Namun segera ia mengontrol emosinya dan kembali melanjutkan perkataannya.

"you accepted, Dale" (tawaranmu diterima, Dale.)ucapnya diiringi senyum yang bisa dikatakan palsu. Ya, ini semua rela ia lakukan demi sahabatnya.

Dale adalah nama pria tinggi yang menepuk pundak Melie. Mereka sempat berkenalan.  Jujur saja Dale lah yang sangat antusias dengan Melie. Sementara Melie bersikap alakadarnya saja sebab ia masih terhipnotis dengan sosok lelaki bermata biru yang tadi menabraknya. Entahlah siapa yang salah, Melie atau pria yang menabraknya. Mereka berdua sama-sama tidak menyadari kesalahannya. Dan menganggap orang lain yang bersalah.

Bertemu DenganmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang