# CHAPTER 1

24 3 0
                                    

Semoga kalian menikmati cerita dari diriku.... :)

.

.

.

.

Ariel Bunga Chandra dan Azra Putra Wahyu adalah sepasang kekasih. Mereka berdua kelas XII. Sebentar lagi akan menjalani UN dan akan lulus. Mereka harus mempersiapkan diri untuk Ujian Nasional tersebut. Sekali-kali mereka refreshing pergi ke taman bunga, mall, taman bermain, dll.

Hari ini adalah hari Sabtu. Malam minggu bersama. Mereka berdua setuju pergi ke taman bunga, karena itulah tempat yang paling sering mereka kunjungi saat malming. Rasanya sejuk sekali berada disitu. Melihat beberapa bintang yang menggantung di langit. Bayangan mata mereka saat melihat bintang-bintang itu adalah mereka sedang bergandengan tangan erat dan saling berpandangan. Tersenyum bahagia. Sungguh bayangan indah yang pernah mereka rasakan.

Mereka berdua melihat bintang-bintang itu dengan merebahkan tubuh mereka ke rumput yang halus dan bersahabat. Kepala mereka masing-masing bertumpu tangan dilipat. Tangan yang lain untuk bergandengan tangan.

"Indah, bukan?" tanya Azra pada Ariel yang menyusul memandang mata Azra.

"Ya, indah. Aku tak pernah merasa sesenang ini, Azra," jawabnya dengan seulas senyum kebahagiaan. Azra diam sejenak, sebelum mengatakan sesuatu yang ia pendam selama ini.

"Kita tidak akan pernah berpisah bukan ?? Kita pernah berjanji, tidak akan berpisah selamanya. Kita harus menepatinya," tanyanya, dengan nada sedikit khawatir.

"Azra... tidak semua janji bisa ditepati. Tetapi kita berdua akan berusaha keras untuk menepati janji itu. Akupun juga." Jawab Ariel. Azra manggut-manggut.

"Kita kan, pernah buat ukiran di pohon tepat di belakang kita. Jadi, jika kita berpisah dan rindu satu sama lain, kita tinggal menatap pohon itu. Pasti rasanya akan puas. Ariel, aku sungguh mencitaimu dan menyayangimu. Aku tak pernah ingin pergi dari sisimu." Ucap Azra sambil mengelus-elus rambut panjang milik Ariel. Ariel tersenyum pada setiap pengakuan Azra, bahwa ia mencintai dirinya

"Kau tahu, kamu itu seperti tulang bagiku. Jika tak ada tulang pada tubuh kita, tubuh kita pasti sudah ambruk dan lemas. Tulang itu berharga sekali bagi tubuh kita. Jika tulang patah, tidak akan ada tulang lagi yang tumbuh. Hanya penyembuhan saja yang bisa menyembuhkan rasa sakitnya. Sungguh kau itu tulang bagiku. Mari kita jalani hidup penuh lika-liku terjal kehidupan ini." tutur Ariel yang juga membalas elusan Azra ke rambut pendek Azra.

"Benarkah? Kalau begitu, kamulah darahku. Kamu tahu kan, kalau kita ini butuh darah? Kalau kita nggak punya darah, bagaimana bisa kita hidup?" jawab Azra, yang sungguh membuat hati bergetar di antara mereka.

"Ahaha.. Kamu memang jago ngegombal," ujar Ariel dengan senyumnya yang mengembang.

"Kamu juga." Balas Azra dengan senyum kebanggan Ariel.

Lalu mereka mendekatkan dahi dan ujung hidung mereka bersama. Sungguh kejadian yang begitu indah. Tangan mereka masih menggandeng satu sama lain. Sinar rembulan dan kerlipan bintang di atas langit menambah rasanya keindahan di antara mereka. Rasanya, sang rembulan dan bintang ikut merasakan kehangatan dari cinta mereka yang penuh ketulusan, keikhlasan, dan rasa tak ingin berpisah.

Tapi apakah Tuhan akan memberikan cobaan cinta pada mereka berdua ? Apakah Tuhan akan mempersatukan mereka atau memisahkan mereka ? Dan hanya Tuhan-lah yang tahu jawabannya. Kita tak bisa mengatur takdir dan nasib kita sendiri. Jika kehendak Tuhan untuk memberikan cobaan pada mereka, maka terjadilah kehendak-Nya. Semoga kehendak-Nya menjadi hal yang terbaik untuk mereka berdua.

Azra terdiam sejenak sebelum ia mulai berbicara lagi. "Nggak lama lagi kita bakalan ujian nasional, penentuan untuk kita lulus atau nggak. Kamu siap?" tanya Azra sambil mengangkat tubuhnya dan duduk.

Left with One Thousand Sweet MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang