05/12/2017 #46 In Fanfiction
27/11/2017 #84 In Fanfiction
"Bersikap seenaknya, menghina sepuasanya tanpa memikirkan perasaan orang yang dihinanya, mengatur sesuka hatinya. OMG,...you're so bossy!"
-(namakamu) Arabelle Mikaila-
Started write on June...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bab 12|You’re so crazy, man! — ♪: The Chainsmokers ft Rozes - Roses — ◎▶◀◎
Suasana makan malam dan pertemuan antara Iqbaal dengan keluarga (namakamu) cukup lancar dan terasa khidmat. Tapi tidak dengan gadis cantik itu, saat ini dirinya seperti boneka yang diatur oleh atasan gilanya itu. (Namakamu) mencoba membantah setiap kata yang keluar dari mulut Iqbaal yang mengatakan seolah-olah mereka berdua sudah lama mengenal dan saling mencintai. Kalau biasanya perempuanlah yang suka berdrama, rupanya pun pria itu jauh lebih pintar bermain drama dibanding seorang perempuan.
Setiap kali (namakamu) ingin membantah, pria itu lebih cepat menyela apa yang akan (namakamu) katakan. Lidahnya sangat lihai dan tak merasa kelu dikala mengucapkan kata yang sebenarnya bohong.
Belum lagi ayahnya, Steve Russel Mikail, dan Arsen yang sangat mempercayai setiap bualan pria arogan itu. Seperti sekarang ini, Steve bahkan sudah menyetujui Iqbaal yang akan menikahi putrinya. Padahalkan baru saja bertemu malam tadi. Benar-benar! Pelet apa yang dipakai oleh pria gila itu sehingga semua orang termakan omongannya?
“Terima kasih karena paman sudah memberikan restu untuk kami, keluargaku akan datang minggu depan untuk kita membicarakan tanggal pernikahanku dan putrimu”
Steve tersenyum lalu mengangguk, “Kau akan menjadi menantuku, tak usah canggung begitu” ujarnya.
“Lihat dad, adikku mendahuluiku” ucap Arsen. Pria itu menunjukkan ekspresi sedihnya.
“Kau laki-laki dan adikmu perempuan. Wajar saja kalau Ia mendahuluimu, karena waktu dan umur perempuan menikah itu berbeda dengan laki-laki” kata Steve yang membuat Arsen terkekeh.
Arsen berpindah duduk menjadi disamping (namakamu), “Kau akan menikah, apa kau senang?” tanya Arsen.
Ingin sekali (namakamu) mengatakan 'tidak' pada Arsen. Ingin sekali Ia menjerit dan membantah dengan suara lantang. Tapi semua oti hilang saat teringat akan ancaman konyol Iqbaal yang akan mencabut gelar dokter Arsen dan menunjukkan surat lab palsu tadi pagi. Bedebah! Pria itu sangat licik.
Perlahan namun pasti, gadis cantik itu menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan sebagai jawaban atas pertanyaan Arsen.
“Kau tahu, saat Mr. Dhiafakhri mengatakan kalau kau adalah calon istrinya, aku merasakan senang yang luar biasa. Aku harap ini tidak seperti kejadian yang lalu-lalu sampai membuatmu trauma untuk menikah” ucap Arsen penuh harap.
Mendengar ucapan Arsen, membuat (namakamu) ingin menangis. Kalau sudah seperti ini, tak ada lagi harapannya untuk mengatakan yang sebenarnya bahwa dirinya sama sekali tidak senang dengan rencana pernikahan yang dibuat sepihak oleh atasannya itu.
